“Selamat siang Pak Diyarko. Ini hasil pelatihan pembuatan coklat yang kemarin kami lakukan di Joglo Widya Bakti Sala”, ungkap Marageta sambil memberikan dua bingkis coklat. Bingkisan coklat yang menarik karena kemasannya yang membuat orang tergoda. Ketika satu bungkus coklat hanya dikemas seadanya akan memiliki harga yang biasa, namun ketika dikemas secara menarik menjadi bertambah harganya. Packaging menjadi bagian penting untuk memberikan daya tarik bagi yang akan membelinya. Saya merasa bahagia dengan para pengurus OSIS Prayatna Maitri yang telah dengan semangat belajar membuat coklat sampai pada proses mengemasnya. Hal ini berkat bimbingan dari Bu Nizar yang setia menemani mereka untuk berkarya.
Belajar secara totalitas menjadi hal penting untuk terus dikembangkan dan terus dijaga konsistensinya. Laporan yang disampaikan oleh Margareta dan Raka yang mewakili para pengurus OSIS lainnya menjadi bukti bahwa budaya dialektika terus dikembangkan. Dari hal yang paling kecil, mereka berusaha memberikan laporan, bahkan tak segan-segan memberikan dua bungkus coklat tersebut sebagai bukti bahwa mereka peduli terhadap jalinan komunikasi. Saya sendiri tidak berharap untuk diberi, karena melihat semangat mereka dalam berlatih sudah menjadi kebahagiaan sendiri. Dalam dialog tersebut saya hanya berpesan, teruslah dikembangkan wirausaha ini. Apalagi di bulan Februari ini ada moment hari valentine yang pada umumnya diungkapkan dengan memberi coklat kepada sahabat atau temannya. Moment ini dapat menjadi peluang bagi kalian, pengurus OSIS untuk memproduksi coklat, membuat packaging yang menarik dan menjualnya. “Apa yang akan kalian lakukan selanjut setelah ini”, tanya saya kepada mereka berdua. Mereka menjelaskan bahwa Pengurus OSIS Prayatna Maitri sudah memiliki jadwal untuk berkeliling ke kelas di saat istirahat untuk menjual dagangannya. Bahkan sistem yang mereka gunakan adalah menerima pemesanan dan siap mengirim pesananan ke kelas-kelas. “Mantap, lanjutkan. Yang terpenting jaga kekompakan, latihlah sebanyak mungkin demi membesarkan OSIS, niscaya secara individu akan mendapatkan manfaatnya”, ungkap saya untuk memberikan dukungan bagi mereka. “Terima kasih pula kepada Bu Nizar yang telah mendampingi pengurus OSIS untuk merealisasikan wirausaha dalam dunia nyata dan keluar dari teoretis semata”, ungkap saya kepada Bu Nizar yang ikut mendampingi mereka ketika memberikan laporan kegiatan kepada saya. Dari obrolan yang bermakna ini bahkan pada tahap berikutnya direncanakan akan berlatih membuat cetakan. Menurut Bu Nizar, membuat cetakan coklat yang unik dengan karakter-karakter kartun bisa laku Rp 150.000/ per cetakan. Hal ini juga menjadi peluang bagi mereka yang akan terus mengasah wirausaha ini. Sembari mengembangkan jiwa seninya, mereka juga merealisasikan dalam bentuk karya nyata yang bisa menambah finansial. Sesuai dengan semboyan OSIS Prayatna Maitri yang berarti semangat menebar cinta kasih, maka mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu dengan jiwa kemandirian, maka mereka akan dapat mencintai orang lain. Selamat berkarya para pengurus OSIS Prayatna Maitri.