Penguatan Kerjasama Pengurus OSIS Prayatna Maitri Melalui Video Animasi

https://www.instagram.com/reel/C114JEyNqde/?igsh=MXQ4YXdoajR3bTFhNg%3D%3D

“Yang saya lihat pada video tersebut adalah seekor kepik yang tengah berbicara kepada kelompoknya untuk mengatur strategi memecahkan kelapa yang cangkangnya keras. Sekelompok kepik itu langsung berkerumun untuk bersama-sama memecahkan sebuah kelapa dengan cara mengangkatnya bersama-sama dan menjatuhkannya, sehingga kelapa itu pecah dan dapat dimakan bersama-sama oleh para kepik. Hal yang saya dapat ambil adalah, bagaimana cara memecahkan masalah yaitu dengan kompak bersama-sama untuk menyelesaikannya, serta komunikasi dan sikap gotong royong untuk memecahkan masalah. Karena jika kompak dan saling komunikasi dengan baik alhasil akan mendapatkan hal yang baik pula. Dalam video tersebut mengingatkan untuk kita sebagai organisasi (OSIS) agar bersama-sama kompak dan menjalin komunikasi dengan baik untuk menyelesaikan suatu masalah”, ungkap Danang salah satu pengurus OSIS Prayatna Maitri setelah melihat video yang sengaja saya kirimkan ke group. Dalam video yang saya kirim, sengaja saya memberikan pertanyaan “Usai melihat video ini, inspirasi apa yang dapat kalian petik untuk keberlangsungan organisasi kita ini?”.

Sudah menjadi kebiasan saya memberikan stimulus baik melalui video, gambar dan endingnya sebuah pertanyaan yang power full.  Sabtu, 3 Februari 2024, saya sengaja mengirimkan video animasi yang menginspirasi. Video tersebut bukan hanya sebuah film animasi pendek, namun di dalamnya mengandung pesan moral yang penting bagi pengurus OSIS Prayatna Maitri untuk menjalin kerjasama. Saya tidak mungkin memberikan nasehat kepada mereka secara lisan, mereka adalah generasi Z yang sangat lekat dengan perkembangan teknologi informasi. Cara-cara memberikan nasehat, memberikan motivasi dan semangat untuk terus menjaga kekompakan dalam berorganiasi perlu dengan cara-cara mereka berkomunikasi. Banyak jurnal penelitian yang memberikan kesimpulan bahwa video animasi efektif sebagai media untuk memberikan motivasi bagi peserta didik. Margareta Widiyasanti (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Video Animasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Karakter Tanggungjawab kelas V” membuktikan bahwa hipotesisnya.

Budaya dialektika terus saya lakukan meskipun hanya melalui Whatsapp. Usai mendapatkan respon dari Danang, maka saya balik memberikan respon dan sekaligus pertanyaan. “Terima kasih. Setelah saya amati selama 6 bulan ini, angkatan 33 dan 34 kompak banget. Pak Di bahagia melihatnya. Hal apa yang masih perlu kalian perbaiki di organisasi kita ini. Silahkan berpendapat. Karena ini bagian dari proses untuk evaluasi diri”, respon dan sekaligus pertanyaan pemantik lanjutan dari saya untuk menggali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

“Sebelumnya terima kasih banyak atas apresiasi yang telah diberikan njih, Pak Diyarko. Saya mohon izin untuk menanggapi dengan pendapat saya. Menurut saya, masih banyak yang harus diperbaiki dari organisasi ini. Harus terus melatih rasa disiplin, insiatif, kesigapan, tanggung jawab, kerjasama, kreatif, inovatif, saling menghargai dan sifat-sifat lainnya yang dipakai dalam berorganisasi dan kehidupan sehari-hari. Kesalahan kesalahan yang terjadi dijadikan pembelajaran untuk kedepannya agar terus memperbaiki diri sambil membangun rasa kekeluargaan. Sekali lagi terima kasih, Pak Diyarko”, ungkap Hanna sebagai ketua OSIS Prayatna Maitri angkatan 34.

Sederhana apa yang kami lakukan. Memberikan stimulus dan pertanyaan akan menjadikan group whatsapp tidak sepi, namun justru akan muncul dialog dua arah, bahkan multi arah antara pengurus maupun antara pengurus dengan pembina OSIS maupun dengan saya yang masuk di group. Dialog-dialog inilah yang akan mengantarkan mereka pada kesadaran diri. Pola-pola seperti ini terus kami lakukan dan dampaknya selama hampir 6 bulan ini, kekompakan antara pengurus OSIS angkatan 33 dan angkatan 34 bisa berjalan beriringan dan terjalin kerjasama. Berlakunya dua pengurus OSIS dalam satu masa periode yang sama ini mungkin hanya ada di SMK N 11 Semarang. Sengaja kami berlakukan seperti ini agar pergantian estafet kepengurusan dapat berjalan smooth.  Angkatan 34 dapat belajar bersama dengan angkatan 33 yang sudah memiliki program dan dijalankan bersama dengan angkatan 34. Demikian juga nantinya ketika tongkat estafet OSIS sudah diberikan dari angkatan 33 ke 34, maka angkatan 34 akan mengkader angkatan 35 yang bisa bekerja bersama-sama. Alangkah indahnya ketika negara kita menggunakan cara-cara seperti ini ya. “Mimpi”. Tidak apa-apa baru sebatas mimpi, setidaknya kami sudah merealisasikan pada generasi muda yang akan memimpin negeri ini di masa depan. Ketika pola-pola ini terus dikembangkan saya punya keyakinan akan menjadi bekal dan terpatri jiwa gotong royong ketika memimpin negeri ini. Aamiin.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *