Ada seorang guru yang bernama Pak Lilin. Setiap pagi Pak Lilin menunggu kehadiran murid-muridnya. Ia selalu berdiri menunggu murid-muridnya dan selalu menebar senyuman. Ia membiasakan murid-muridnya untuk berjalan berbaris menuju kelasnya. Pak Lilin bukan dari keluarga militer, namun ia meyakini bahwa cara inilah yang dapat membiasakan murid-muridnya untuk bisa berjalan dengan rapi dan belajar antri. Pak Lilin merasa risau ketika murid-muridnya tidak bisa antri jika dibandingkan dengan murid-muridnya yang tidak bisa matematika. Menerima murid-muridnya dengan hangat setiap pagi ia lakukan dan menjadi kebiasaan. Setiap kali muridnya datang, ia berikan api semangatnya.
Meksipun Pak Lilin tidak terlalu mengenal ilmu Fisika, namun ia memahami tentang vibrasi. Vibarasi positif ia terus tebarkan kepada murid-muridnya. Ucapan dan perilakunya berasal dari pikiran yang selalu positif. Selama mengajar, tak satupun murid yang merasa dimarahi oleh Pak Lilin. Bahkan nasehat saja jarang ia lakukan. Ia justru memberikan cerita-cerita inspirasi untuk mengawali pembelajaran. Ketika ada suatu masalah, Pak Lilin selalu menggunakan metode coaching dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang powerfull agar muridnya mampu menemukan solusinya. Ia meangganggap murid-muridnya menjadi mitra untuk tumbuh bersama-sama. Setiap kali menyelesaikan permasalahan dengan muridnya, ia menggunakan sistem among, berdiskusi secara terbuka, membangun budaya dialektikanya. Obrolan-obrolan santai namun sangat powerfull. Ia mampu mengidentifikasi permasalahanan yang dihadapi murid dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menjusment. Ia terus mengajak muridnya untuk menggali permasalahan dan sumber masalahnya. Dari pertanyaan pemantiknya, Pak Lilin akhirnya mampu membawa murid-muridnya untuk melakukan perencanaan sendiri dan memastikan bahwa murid-muridnya mampu melakukan tindakan atas perencanaan yang dibuat. Di hari Guru Nasional ini, Pak Lilin mengajak guru-guru Indonesia untuk menjadi guru yang berpihak pada murid, menjadi guru yang berhamba pada murid.
“Harapan saya dengan guru-guru yang saya inginkan ketika ada konflik atau masalah murid di kelas, guru harus mengerti keadaan korban atau bisa jadi pelaku konflik, karena bisa jadi guru yang menegur bisa menciptakan iblis baru atau malaikat baru atau bisa juga antara memadamkan lilin menyala atau menyalakan lilin mati”, ungkap Yosepta, murid kelas XI Animasi yang membuat gambar gerak tentang Pak Guru Lilin.
Selamat Hari Guru Nasional para guru di Indonesia.