Rabu, 11 Mei 2022, saya merasa bahagia bisa bertemu dengan para guru SMK N 1 Batumandi Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan dan sekitarnya dalam rangka IHT GSM dengan tema “Membangun Pola Pikir untuk Sekolah Masa Depan”. Acara dibuka langsung kepala sekolah, Bapak Kasianto, S.T., M.Pd. Dalam acara tersebut saya disambut dengan penuh keramahan dan beliau berpesan untuk menjadi guru yang growth mindset yang mampu menuntun kodrat anak didik.
Acara dilanjutkan dengan sharring tentang growth mindset. Saya awali dengan pemutaran film “Pak Di Ngorok” (https://youtu.be/1JSTTzu93cM). Film animasi yang dibuat oleh Gusti Rahmat Hidayat ini tentang kejadian nyata dari seorang guru yang bernama Diyarko yang mengantuk di hadapan siswa-siswanya. Saya sengaja memberikan contoh tersebut agar memberikan kesadaran bahwa selama ini orientasi guru adalah memberi materi, melakukan proses penyeragaman dalam mengajar yang justru menciptakan borring learning. Bahkan guru belum merasa mengajar ketika belum mengisi materi. Yang lebih parah lagi, memberikan materi pelajaran semata-mata agar siswa bisa menyelesaikan ujian. Dampaknya siswa bukan menjadi pembelajar sejati, mereka akan terkungkung dengan materi yang terbatas, tidak menjadi gandrung dalam belajar.
Dalam sesi ini saya lanjutkan pemaparan tentang fakta-fakta bahwa pendidikan kita terjadi salah arah, pendidikan yang mekanistik hanya untuk mensuplai kebutuhan ekonomi dan dunia industri. Di satu sisi, anak didik kita memiliki potensi yang memiliki kodrat rasa ingin tahu, imajinatif dan keberagaman yang jutru kodrat tersebut belum kita tuntun untuk menjadi versi terbaiknya masing-masing.
Sesi berikutnya para arang pendidikan ini untuk merasakan, berpikir dan melakukan tindakan apa yang perlu dilakukan ketika di dunia persekolahan memiliki kebiasaan menjejali dengan tugas-tugas yang begitu banyak sehingga anak mengalami kejenuhan. Kolaborasi antar mapel dalam sebuah project based learning salah satu yang saya tawarkan untuk mengantarkan anak untuk belajar penalaran dan kesadaran diri.
Di sesi akhir, para arang pendidikan ini saya ajak untuk membuat mind maping bagaimana para guru normatif dan produktif berkolaborasi membuat perencanaan project based learning yang bermakna bagi anak didiknya.
Dalam sesi ini para arang pendidikan saya ajak untuk bergabung dalam komunitas GSM. Karena dari komunitas inilah, kita bisa saling asah, asih dan asuh. Komunitas GSM merupakan sebuah tungku tempat para arang. Ketika mendapatkan pantikan api akan membara dan terus membara. Semakin banyak arangnya semakin membara. Gerakan Sekolah Menyenangkan akan semakin berkembang dari komunitas ini. Selamat belajar para pendidik untuk menjadi arang yang terus menyalakan api pendidikan di negeri ini.