Usai menyeleksi calon peserta FLS2N bidang tari pada minggu yang lalu, dari 24 peserta yang memiliki passion, bakat dan talenta di bidang tari berhasil diseleksi 10 peserta. Sama seperti kelompok painting, bu Yenni selaku pembimbing tidak mau terburu-buru menentukan siapa yang akan mewakili sekolah ke Cabdin I. Justru mereka harus menjalani proses berlatih bersama-sama agar mampu berkolaborasi. Siapapun yang akan mewakili sekolah nantinya, itu buah dari sebuah proses berlatih bersama.
Mereka dalam beberapa waktu ke depan akan menjalani proses latihan secara kontinyu. Dari proses latihan ini, secara alamiah pembimbing dapat menentukan siapa yang akan mewakili nantinya. Proses latihan ini, jauh lebih bermakna daripada sekedar mencari peserta yang akan mewakili. Siapa yang akan mewakili merupakan bonus saja dari proses latihan tersebut.
Proses latihan ini justru mengembangkan kecerdasan kolektif. Mereka akan belajar berkolaborasi untuk menghasilkan karya tarian yang indah. Dampak nyatanya, justru sekolah akan memiliki kelompok tari yang siap kapan saja ketika dibutuhkan untuk tampil dalam acara seremonial.
Berawal dari kompetisi, justru berlanjut kolaborasi. Ini merupakan salah satu konsep pengembangan gerakan sekolah menyenangkan. Kolaborasi yang ditonjolkan daripada kompetisi. Siapapun yang terpilih nantinya, anak-anak akan “legawa” atau ikhlas, karena belajar menjalani proseslah yang lebih bermakna.