Mengisi Liburan dengan “Ngenger”

Apa yang sering dilakukan anak-anak kita saat liburan sekolah setelah menerima rapport? Apakah anak-anak hanya sekedar main game online. Miris rasanya ketika di waktu liburan ini, anak-anak kita melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang bermakna. Dari kegelisahan ini akhirnya saya mencoba mengcouching anak saya yang baru saja naik ke kelas XI di SMK Negeri 4 Semarang jurusan otomotif. Dari pertayaan pemantik, kegiatan positif apa yang akan dilakukan untuk mengisi waktu liburan ini. Dari proses couching tersebut akhirnya, anak saya memutuskan untuk belajar otomotif karena selama masa pandemi ini belum secara optimal melakukan kegiatan praktik di sekolah. Dari perbicangan tersebut akhirnya saya mencoba mengajukan permohonan kepada bengkel mobil langganan saya.

“Sugeng siang Pak, apabila anak saya ikut melihat kerja di bengkel,  entah membantu bersih-bersih tidak apa Pak.  Ini anak saya baru saja naik kelas XI jurusan otomotif SMK N 4 Semarang. Daripada liburan tidak aka pekerjaan apa-apa, kalau diperbolehkan untuk belajar”, sekilas permohonan saya melalui watshap. Dari permohonan tersebut, akhirnya liburan awal anak saya langsung diminta untuk datang di bengkel mobil.

Awalnya, anak saya hanya melihat-lihat kegiatan di bengkel mobil, diminta membersihkan tempat. Hari-hari berikutnya, diminta untuk ikut bongkar, membersihkan mesin. Belajar diawali dengan dengan proses melihat (niteni) dan menirukan apa yang sudah dilakukan oleh karyawan di bengkel.

Baru kemarin setelah genap satu minggu mengikuti kegiatan tersebut, anak saya mengungkapkan kegembiraannya. Ternyata ia mendapat kepercayaan untuk membongkar, membersihkan dan menata kembali mesin. Ia juga mendapat kepercayaan untuk belajar lebih lanjut tentang starter dan berbagai hal yang berkaitan dengan otomotif. Kegiatan tersebut disebut dengan “ngenger”. Istilah ngenger mengandung arti menitip anak kepada para priyayi untuk dijadikan abdi, atau abdi dalam di kalangan kerajaan. Istilah “ngenger” ini saya pakai untuk memberikan istilah dari kegiatan menitipkan anak saya untuk belajar di tempat bengkel dan di sana anak saya tidak hanya belajar secara hardskill tentang otomotif, namun belajar tentang budaya kerja, belajar membersihkan tempat bengkel, belajar bagaimana melayani pelanggan. Secara lengkapnya, dengan menitipkan anak saya ke bengkel tersebut, saya berharap anak akan belajar secara hardskill dan softskill.

Dari hasil analisis evaluasi terhadap perilaku anak saya dan kebahagiaan yang diperoleh selama mengikuti kegiatan “ngenger” ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilakunya ke arah kemandirian dari hardskill dan softskill. Kegiatan “Ngenger” ini dapat diadopsi sebagai metode untuk mengisi waktu liburan anak-anak kita yang dapat memberikan dampak positif pada anak-anak kita.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *