Candi Mendut memiliki banyak relief yang menceritakan tentang Jataka berupa cerita-cerita dengan tokoh binatang. Ada sebuah relief yang menceritakan tentang Kucing Sang Penipu. Ada seekor kucing yang berpura pura menjadi pendeta, dengan membawa atribut yang dikenakan oleh seorang pendeta sungguhan. Dengan alasan supaya si kucing dapat mendekati tikus dan lebih mudah menangkap untuk di makannya. Akan tetapi sang tikus tidak mudah dibohongi oleh si kucing. Seekor tikus cerdik mengusulkan kepada si kucing untuk membawa kelintingan supaya dikenakan menjadi kalung, supaya tampak sekali seperti pendeta. Dan si kucing pun setuju dengan usul si tikus teraebut. Sejak itu pun, ketika kucing datang maka akan terdengar tanda kelintingannya akan berbunyi, dan di saat itulah para tikus pergi menjauh dan menyingkir dari si kucing. Supaya tidak dimangsa dengan kebohonganya. Sebuah cerita yang menarik yang memiliki pesan moral tentang hukum karma, siapa yang menipu maka akan mudah tertipu.
Sebuah relief buatan para seniman masa lampau di masa Mataram Kuno menunjukkan bahwa di masa tersebut nusantara sudah menjadi pusat peradaban. Sebagai generasi muda, patut bangga dengan maha karya berupa candi yang lengkap dengan relief-relief. Ketika Jepang memiliki komik yang terkenal dan disukai anak-anak muda saat ini, sebenarnya jauh lebih lama, orang-orang nusantara sudah memiliki komik yang terpahat di batu dalam bentuk relief. Kebanggaan terhadap budaya nusantara saja belum cukup. Bangga tersebut hendaknya direalisasikan dengan karya-karya pula. Inilah yang selalu saya pantik untuk murid-murid di jurusan Animasi, sehingga kebanggaan tersebut diwujudkan dalam bentuk karya sebagai bukti portofolionya.
Beberapa siswa di kelas X yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang menggambar, saya beri tantangan untuk membuat film animasi. Untuk membuat film tersebut ada beberapa tahapan yang harus dilalui yakni membuat script cerita, pembuatan standar karakter, pembuatan storyboard dan animatic sebagai langkah awal di bidang pra produksi. Langkah selanjutnya adalah proses produksi dan pasca produksi.
Andinie atau sering dipanggil Andin memiliki passion di bidang animasi. Dari beberapa portofolionya menunjukkan bahwa murid ini sudah memiliki kemampuan dasar-dasar animasi yang baik. Dari hasil analisis kebutuhan inilah, saya memberikan kesempatan kepada Andinie untuk membuat film animasi 2D dengan mengangkat kisah-kisah Jataka yang ada di Candi Mendut. Dalam waktu 2 bulan, Andinie sudah mampu menyelesaikan animatic dari cerita Si Kucing dan Tikus yang cerdik.
“Bagaimana perasaanmu tentang tantangan animasi ini”, tanya saya kepada Andinie setelah selesai mengirim animatic melalui drive dan berhasil saya posting di Youtube animax. “Saya senang pak. Dari pengalaman membuat animasi ini, saya bisa belajar untuk memanfaatkan waktu luang untuk membuat tantangan ini, dan membuat saya belajar kerja sama antar tim. Terkadang bila motivasi saya hilang, semangat dari Pak Di dan teman-teman lain menyemangati saya. Saya juga puas setelah melihat hasil animasinya”, ungkap Andinie. Inilah cara kami memberikan tantangan bagi murid. Tantangan yang diberikan sesuai kebutuhan murid.