Iseng-iseng di hari Minggu ini, 5 Februari 2023 saya melakukan rekapitulasi data banyaknya karya dari kelas X Animasi yang sudah masuk di market place. Dari hasil rekapitulasi tersebut diperoleh data yang membuat saya bahagia karena di luar ekspectasi saya. Dalam waktu 25 hari, sebanyak 152 karya desain digital yang diposting di marketplace Threadless.com dan 18 karya fotografi yang diposting di market 500px dan beberapa karya yang menekuni di bidang modeling 3D diposting di sutterstock.
Dari tanggal 11 sampai dengan 14 Januari 2023 baru ada 7 karya yang diposting di Threadless.com. Minggu ini merupakan awal saya memperkenalkan marketplace ini ke peserta didik setelah mendapatkan insight dari flelancer dari kota Semarang yang sudah menggeluti karya di market place ini. Mas Dina Prasetyawan usai memberikan materi workshop secara gratis di SMK Negeri 11 Semarang, langsung saya terapkan kepada peserta didik untuk berkarya berupa desain digital dan diposting di Threadlees.com. Minggu berikutnya, tanggal 15 sampai dengan 21 Januari 2023, terjadi peningkatan yang signifikan jumlah karya yang dikirim. Terdapat 25 karya yang diposting pada minggu kedua tersebut. Pada minggu ketiga dari 22 sampai dengan tanggal 28 Januari 2023, sebanyak 51 karya yang diposting di Threadless.com. Pada minggu keempat dari tanggal 29 Januari sampai 4 Februasi 2023 meningkat menjadi 69 karya yang diposting di Threadless.com.
Grafik tersebut menggambarkan bahwa ada perubahan kinerja siswa selama 1 bulan ini. Mengapa kinerja mereka terus meningkat? Perubahan ini merupakan dampak dari perubahan ekosistem yang dibentuk. Lagi-lagi, kehadiran bukan sebagai satu-satunya tolok ukur dalam penilaian kami. Presentasi yang kami gunakan justru berdasarkan dari jumlah karya yang dikirim. Kami menerapkan proses pembelajaran differensiasi dengan memberikan link pengiriman karya yang dituliskan di deskripsi pada group kelas X Animasi. Mereka juga dapat melihat hasil karya yang telah dikirim melalui link: Lihat Karya Bebas. Alamat link ini diketahui pula oleh siswa, guru maupun orang tua. Siswa sewaktu-waktu meskipun di rumah dapat mengirim karya yang sudah dibuat dan dikirim ke group. Setelah mendapatkan respon dari guru dan mendapatkan persetujuan, mereka siap mengirim karya tersebut melalui link yang sudah disediakan tersebut. Secara otomatis, jumlah karya yang dikirim akan bertambah dengan sendirinya. Jumlah karya inilah sebagai presensi harian siswa. Orang tua juga dapat memantau perkembangan karya yang sudah dibuat, bahkan dapat melihat karya yang sudah diposting. Kemudahan teknologi informasi ini kami gunakan untuk membentuk sistem yang memudahkan siswa. Sederhana namun bermakna bagi siswa. Ketika pembelajaran, guru dapat mengecek satu demi satu perkembangan siswa. Budaya dialektika terus dijaga, sehingga komunikasi antara siswa dan guru dapat dijalin terus. Dari budaya dialektika tersebut, maka masalah siswa dapat segera teratasi. Siswa yang masih sedikit dalam mengirim karya dapat segera dipantau, diajak dialog, apa yang menjadi kendala dan solusi apa yang dapat dilakukan sehingga karya siswa meningkat secara kuantitas dan kualitasnya. Komunikasi secara personal inilah yang terus dilakukan, sehingga kedekatan terus terjalin. Pembelajaran bukan lagi secara klasikal, namun dilakukan secara individual. Memang cara-cara ini dibutuhkan kesabaran dari guru, kejelian dan kecermatan guru untuk melihat potensi dari setiap siswa. Guru bukan semata-semata sebagai pemberi materi, dalam pembelajaran ini guru sebagai quality control. Guru mengontrol kinerja siswa baik secara kuantitas dan kualitas karyanya.