Kembangkan VCO melalui Simulasi Kerja Studio Animasi

Setiap orang memiliki sifat pemimpin yang harus dikembangkan. Ketika belum bisa menjadi pemimpin bagi orang lain, maka ia mampu memimpin dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri justru menjadi kompetensi yang paling utama, karena orang yang mampu menyelesaikan urusannya sendiri baru akan mampu memimpin orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan memimpin dirinya sendiri setidaknya memiliki kemampuan yang baik memahami dirinya sendiri, memotivasi dirinya sendiri dan mandiri. Dengan kata lain ada tiga kompetensi yang hendaknya dimiliki untuk memimpin dirinya sendiri yaitu: 1) Kesadaran Diri; 2) Motivasi Diri dan 3) Kemandirian.  Seorang yang memiliki self leadership memiliki pemahaman yang baik tentang dirinya sendiri, termasuk kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan tujuan hidupnya. Seorang yang mampu memimpin dirinya sendiri karena memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bahkan ketika menghadapi tantangan atau kegagalan. Seorang yang memimpin dirinya sendiri harus mandiri karena akan mengambil inisiatif dan bertindak tanpa perlu pengawasan terus-menerus.

Untuk mewujudkan jiwa kepemimpinan pada murid tidak mudah seperti membalikkan tangan. Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan, hanya butuh effort  yang besar peran kita sebagai guru untuk mewujudkannya. Di setiap pembelajarannya kita hendaknya mampu menciptakan ruang ketiga, dimana mereka akan melakukan proses dialog sehingga muncul kreativitas, perlu adanya project bersama agar mereka dapat berkolaborasi untuk mewujudkannya. Dalam proses inilah, maka suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) harus terwadahi secara utuh dalam proses pembelajarannya. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Pagi ini, Rabu, 27 Maret 2024, saya masuk ke kelas X Animasi 3 di ruang manual lantai 2 gedung Animax SMK N 11 Semarang. Seperti biasa saya ajak untuk berdoa terlebih dahulu, dilanjutkan mendengarkan lagu Indonesia Raya dengan sikap tegak. Usai kegiatan tersebut, barulah saya memberikan pantikan agar mereka dapat membentuk kelompok untuk project dengan mengikuti pola kerja studio animasi. Suara murid dan pilihan benar-benar saya dengarkan. Saya memberikan penawaran apakah kelas akan dibentuk menjadi 2 kelompok besar atau 3 kelompok dalam pembuatan film animasi. Ketika dibagi dua kelompok besar, maka akan ada 2 film animasi yang dihasilkan namun jumlah anggota lebih banyak, namun apabila 3 kelompok maka kelas akan menghasilkan 3 film animasi, namun sumber dayanya lebih sedikit. Dari pertanyaan ini ternyata kelas lebih setuju bahwa kelas dibagi menjadi 3 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 12 murid.

Lagi-lagi suara murid terus saya dengarkan. Saya meminta mereka memilih 3 murid yang layak menjadi lead animator. Saya memberikan ulasan bahwa lead animator memiliki tugas untuk memimpin berjalannya project animasi yang akan dibuat. Dari proses itulah, ada 3 nama yang diusulkan kelas yaitu Airera, Fildza dan Abel. Ketiganya saya minta untuk maju dan saya beri spidol. Secara bergantian saya minta menuliskan 1 temannya yang akan mendi anggotanya, begitu seterusnya secara bergantian menuliskan 1 temannya lagi dan seterusnya hingga masing-masing kelompok memiliki anggota sebanyak 12 murid. Proses ini dilakukan secara adil, karena setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memilih anggota-anggotanya.

Usai terbentuk 3 kelompok beserta anggotanya, ketiga lead animator tersebut saya undang untuk berdiskusi dengan saya. Saya ajak berdiskusi tentang apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan animasi. Dari proses diskusi tersebut akhirnya mereka menyimpulkan bahwa pada tahap pra produksi, mereka harus memiliki ide cerita, script, standar karakter, storyboad dan dubbing. Melalui coaching, akhirnya diperoleh kesempakatan bahwa pada hari ini, mereka bersama anggota kelompoknya akan menyelesaikan script dan storyboard.

Bekerja secara kelompok pada hari ini berjalan dengan lancar. Para lead animator ini benar-benar mampu mengajak diskusi dengan anggota untuk menuangkan ide-idenya. Dari ide-ide cerita tersebut akhirnya dipilih ide yang paling menarik dan disepakati bersama.

Kelompok Abel membahas Script cerita dan standar karakter

Dengan asyiknya dan cenderung serius, kelompok yang dipimpin oleh Abel ini berdiskusi membahas tentang script dan standar karakter yang dibuatnya.

Demikian juga dengan kelompok lainnya aktif membahas tentang script cerita, standar karakter bahkan sampai pada storyboard. Terlihat di awalnya mereka nampak agak lama, karena menyatukan pendapat dari masing-masing anggota membutuhkan waktu yang lama. Namun setelah mereka mengambil kesepakatan tentang cerita yang akan diangkatnya, cenderung lebih lancar dalam membuat script cerita. Apalagi pada minggu-minggu sebelumnya, script cerita dan storyboard sudah dibahas bahkan sudah mencoba membuat film animasi. Yang berbeda dengan waktu sebelumnya adalah di bagian script dan storyboardnya. Pada minggu sebelumnya script dan storyboard dibuat oleh saya dan mereka tinggal mengeksekusinya, sedangkan pada hari ini mereka belajar membuat script dan storyboard dengan cerita yang bebas sesuai kesepakatan di kelompok tersebut.

Kelompok Airera bersiskusi membuat storyboard

Pembelajaran dengan melakukan simulasi kerja studio animasi dirasakan menarik oleh murid. “Hal yang dirasakan hari ini adalah senang dikarenakan memperoleh ilmu baru dan menambah wawasan untuk hal-hal yang lainnya. Hal baik yang diperoleh hari ini adalah mendapatkan ilmu baru dan sabar untuk belajar hal-hal baru yang sebelumnya kita belum bisa dan yang perlu diperbaiki tidak boleh malas-malasan untuk belajar hal baru dan harus sabar belajar sedikit demi sedikit untuk mendapatkan ilmu baru”, ungkap Artanda salah satu anggota kelompok 2.

“Saya merasa senang dan deg-degan karena akan mengerjakan tugas kelompok baru. Hal baik yang diperoleh adalah saya merasakan kerjasama tim yang baik, terus kecepatan dalam mengerjakan tugas cukup baik. Semangat teman-teman saya dalam mengerjakan tugas sangat memotivasi  teman-teman lainnya  yang kurang bersemangat. Hal apa yang masih perlu diperbaiki adalah  mengurangi sikap menunda-nunda dan bermalas-malasan”, ungkap Maulin.

“Hal yang dirasakan hari ini adalah senang bisa belajar mendiri dalam mengerjakan tugas dan mendapat ilmu yang belum pernah saya temui. Hal baik yang diperoleh hari ini mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat dan hal yang masih perlu di perbaiki, mengurangi sikap tidak bertanggung jawab”, ungkap Dina Rosa.

“Hal yang saya rasakan yaitu sangat sangat senang sekali karena saya belajar menggambar dengan didampingi oleh teman-teman yang sudah lebih bisa dari saya. Hal baik yang saya peroleh yaitu mendapatkan kelompok yang benar-benar kompak dan  yang masih perlu diperbaiki yaitu lebih konsinten dalam mengerjakan suatu hal”, ungkap Viona.

“Hal yang dirasakan hari ini adalah sangat senang karena mendapatkan ilmu baru dan hal yang baru. Hal baik yang diperoleh hari ini adalah bisa dilihat dari pembuatan storyboardnya yaitu butuh kesabaran dan ketekunan, maka dari itu setiap orang harus saling menyemangati satu sama lain. Hal yang perlu diperbaiki adalah jangan menunda-nunda waktu dalam melakukan hal yang tidak penting”, ungkap Sherly.

Berdasarkan hasil refleksi dari beberapa murid tersebut memperlihatkan bahwa pembelajaran dengan melakukan simulasi kerja studio animasi di kelas dengan membuat project pembuatan film animasi yang diawali dengan proses diskusi di kelompok untuk menentukan script, standar karakter, dan storyboard, maka VCO (Voice, Choice dan Ownership) benar-benar dikembangkan. Suara murid didengarkan dari proses pembuatan kelompok yang dilanjutkan dengan oleh lead animator yang benar-benar mendengarkan suara anggota kelompoknya. Banyak pilihan-pilihan yang ditawarkan di kelompok, sehingga mereka dapat mengambil kesepakatan di kelompok untuk menampilkan rancangan film yang akan dibuat. Dari kesepakatan itulah, mereka benar-benar memiliki sehingga bertanggungjawab untuk menyelesaikan storyboard. Storyboard pada hari ini akan dikumpulkan untuk dilakukan evaluasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pembuatan animasi. Di pertemuan selanjutnya, direncanakan setiap anggota akan membuat gerakan animasi dari storyboard yang telah disusun bersama. Semoga menginspirasi.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *