Keindahan yang Berawal dari Sebuah Titik

“Keindahan yang berawal dari sebuah titik”, itulah kalimat yang bisa saya ungkapkan untuk memberikan apresiasi terhadap karya-karya pointilis buatan siswa kelas X Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Unsur yang paling dasar dalam seni rupa adalah titik. Karya pada gambar di atas merupakan kumpulan dari titik-titik yang dibuat rapat dan renggang sehingga memberi kesan atau membentuk suatu objek. Teknik yang digunakan dalam dalam proses menggambar ini disebut dengan teknik pointilis. Pointilis merupakan sebuah tantangan yang diberikan kepada anak-anak kelas X Animasi untuk membuat karya yang indah yang diawali dari sebuah titik. Dari sebuah titik selanjutnya dibuat titik-titik lainnya yang disusun secara rapat dan renggang.  Teknik pointilis ini merupakan teknik menggambar atau melukis yang memanfaatkan susunan titik yang diolah sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu objek. Pembentukan objek melalui teknik ini dicapai dengan tingkat kerapatan dan kerenggangan titik yang dibubuhkan. Dengan menggunakan teknik atau metode pointilis, para seniman dapat mengekspresikan karyanya secara nyata dengan metode pemilihan coran dan peletakan titik titik yang renggang dan rapat.Teknik pointilis ini adalah kebalikan dari metode tradisional yang mencampurkan warna yang ada di palet terlebih dahulu dan kemudian mengoleskan di kanvas. Teknik ini bersandarkan pada kemampuan mata dan pikiran pengamat untuk menggabungkan semua titik menjadi sebuah warna.

“Niki Zefanya” merupakan salah satu judul karya pointilis yang dibuat oleh Giwang siswa kelas X. Mengapa ia curahkan waktunya untuk menyusun kerapatan dan kerenggangan titik-titik tersebut menjadi karya yang indah tersebut? “Saya sangat menyukai niki, jadi waktu ada kesempatan menggambar sesuatu yang membuat berkesan saya langsung berpikir itu adalah niki”, uangkapnya di dalam instagramnya. Tantangan pointilis ini bukan sekedar sebuah tantangan untuk melatih hardskill, namun lebih dari itu yaitu melatih kesabaran dan ketelitian. Giwang mampu menyelesaikan tantangan tersebut dengan membuat karya yang sangat menarik. Pembaca akan sulit menghitung berapa titik yang ditorehkan di kertas ketika Giwang membuat karya pointilis tersebut. Jelas sekali, value kesabaran inilah yang sedang kami bentuk dengan harapan siswa akan memiliki ketangguhan dan tidak mudah putus asa ketika menyelesaikan project dan menghadapi permasalahan yang muncul. Tantangan membuat karya pointilis ini bukan sekedar tantangan yang berhenti di atas kertas, namun diterapkan ke dalam desain merchandise  seperti disablon di kaos, tas, mug dan sebagainya sehingga memiliki nilai jual. Secara langsung, anak-anak kelas X sudah dibuka mindsetnya untuk menjadi wirausaha. Kolaborasi dengan mata pelajaran informatika sangat diperlukan untuk menuju impian tersebut. Mata pelajaran informatika dapat diarahkan untuk melatih siswa membuka marketplace, mengelola social media yang dapat menjadi media memasarkan karya-karyanya serta untuk membranding diri. Di dalam challenge tersebut selain kemampuan membuat karya pointilis, anak juga diberi tantangan untuk olah pikir. Setiap karya yang dibuat, diminta membuat tulisan atau narasi deskripsi untuk memberikan alasan mengapa karya tersebut dibuat, apa yang membuat objek tersebut berkesan dan diabadikan menjadi karya pointilis.

Giwang mampu mendeskripsikan mengapa Niki Zefanya menjadi sosok yang menginpirasi untuk dibuat menjadi karya pointilis. Ia menuliskan bahwa Niki merupakan seorang penyanyi sekaligus seorang penulis lagu yang berasal dari Indonesia dan berkaris di kancah internasional di bawah payung label rekaman asal Amerika Serikat. Niki menjadi salah satu musisi favorit Giwang, berbagai lagu yang diciptakannya masuk dalam daftar playlist musik Giwang. Hampir setiap hari Giwang mendengarkan lagu terbarunya yang berjudul before. Giwang sangat terkesan dengan cara Niki bermusik, meskipun dia berkarir di luar negeri, Niki tetap membawa ciri khas Indonesia dalam konsernya. Niki juga memberi inspirasi untuk terus berusaha mencapai keinginan dalam berkarya dengan dimulai dari hal kecil.

Karya pointilispun mengajarkan kita tentang kebermaknaan hidup diawali dari hal kecil. Suatu karya yang besar dan indah dari setiap langkah kehidupan tidak muncul secara tiba-tiba. Justru karya tersebut diawal dari sebuah karya yang paling sederhana yaitu titik. Kumpulan titik-titik kebaikan, kebajikan dengan membuat harmonisasi penempatan yang kadang kala rapat dan kadangkala renggang akan menghasilkan karya yang indah. Begitupun keindahan sebuah kehidupan, terbentuk dari kumpulan tindakan-tindakan titik positif yang dilakukan secara terus menerus dengan mengharmonisasikan kerenggangan dan kerapatan titik-titik positif tersebut.

Banyak siswa yang mampu menyelesaikan challenge dengan totalitas.  Kilau Zhiyan R, mampu membuat karya pointilis yang indah untuk menggambarkan sebuah persahabatan. Ia memiliki ide menggambar pointilis tangan yang saling bergandengan dan ditambah dengan kupu-kupu yang terbang.  Menurut Kilau, gandengan tangan menggambarkan ikatan, entah itu ikatan pertemanan, cinta, keluarga, ataupun yang lainnya. Gambaran pointilis Kilau ini juga menggambarkan sifat karakteristik Kilau yang menyukai menjalin persahabatan dengan teman-temannya. Ikatan adalah sesuatu hal yang indah dan cantik, sama seperti kupu-kupu. Kilau menambahkan kupu-kupu juga karena dipandangan saya, seandainya ikatan adalah hewan maka itu adalah kupu-kupu.

Ketika anak didik diberikan tantangan membuat karya pointilis ini secara sadar sedang diajarkan bagaimana merealisasikan karakter sabar dan diajak untuk merenungkan bahwa karya besar yang indah berasal dari hal yang paling sederhana yaitu titik kebaikan. Marilah anak didik yang berada pada era industri 4.0 ini untuk kembali ke ke nol (back to zero) sehingga mereka mampu dan merealisasikan hal-hal baik menuju pada kebermaknaan hidupnya.

 

 

 

1 thought on “Keindahan yang Berawal dari Sebuah Titik”

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version