Berawal dari Kompetisi Berakhir Kolaborasi

Group Painting

Selasa, 31 Januari 2023, saya bersama Pak Sindu mengadakan lomba painting untuk seleksi mengikuti FLS2N. Seleksi di tingkat sekolah ini terdapat 13 peserta, 10 siswa dari jurusan animasi danĀ  3 siswa desain komunikasi visual. Seharian mereka membuat lukisan dengan tema “Aku bangga terhadap Indonesia”.

Dari pukul 07.30 sampai dengan 15.30 siswa membuat karya painting. Setelah itu mereka diminta melakukan presensi di hadapan guru pembimbing. Bermacam-macam kemampuan berkomunikasi dari mereka yang terlihat saat mereka presentasi terhadap karyanya. Ada yang sudah percaya diri ketika menyampaikan pendapatnya, ada yang sangat gugup. Dari sinilah, kami bersama Pak Sindu mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap peserta.

Presentasi ini penting dilakukan agar siswa mampu mengkomunikasikan alasan menggambar objek tersebut, memberikan makna dan pesan apa yang ditunjukkan dari karya yang dibuat. Dari hasil presentasi ini pembimbing tidak mau secara tergesa-gesa menentukan siapa yang menjadi juara 1,2 dan 3, karena setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan. Pak Sindu merasa bahwa mereka tidak perlu diadu, tapi justru harus mampu berkolaborasi. Ketika siswa sudah bisa berkolaborasi diharapkan akan legawa ketika salah satu siswa mewakili sekolah untuk mengikuti FLS2N.

“Eman-eman, ketika terburu-buru menentukan salah satu siswa, sedangkan yang lain mungkin memiliki potensi yang lebih hanya belum terasah saja”, ungkap Pak Sindu.

Inilah pemikiran guru yang luar biasa. Tidak mencoba membanding-bandingkan namun justru mengajak berkolaborasi. Hari berikutnya saya mendampingi pak Sindu untuk mengumpulkan kembali anak-anak yang ikut lomba tersebut. Dalam arahannya, justru anak-anak tersebut akan diajak untuk mengerjakan project riil painting di tembok dan mendapatkan bayaran dari pemesan. Dari ajang inilah, Pak Sindu justru akan dapat melatih mereka memanajemen waktu, melatih skill melukis bahkan pada space yang lebih luas. Ketika siswa terbiasa melukis di space yang luas dengan waktu yang cepat dan menghasilkan kualitas yang baik, Pak Sindu yakin ketika menghadapi media kanvas ukuran 90 x 60 cm akan cepat selesai. Inilah pola gerakan sekolah yang menyenangkan, yang awalnya kompetisi justru berakhir kolaborasi. Hari Sabtu, 4 Februari 2023 mereka sudah mendapat project melukis dinding di daerah Mrican Kota Semarang.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *