Belajar Menuangkan Ide Karya

Cat-world, karya Arika

Karya dengan judul Cat Word di atas merupakan hasil buatan Arika, siswa kelas X Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Karya ini merupakan hasil ide murni Arika yang rencana akan diupload di market place Threadless.com.  Bagaiman karya tersebut, bagaiman ide itu muncul, bagaimana cara menuangkan ide, mari kita simak proses pembelajaran yang saya lakukan di hari Senin, 9 Januari 2023.

Hari ini saya memasuki ruang inkubasi bertemu dengan peserta didik kelas X Animasi 1 SMK Negeri 11 Semarang. Bahagia bisa bertemu dengan mereka yang sudah antusias mengikuti pembelajaran kali ini. Mereka menunggu materi apa yang akan didiskusikan sebagai bahan untuk membuat karya. Usai berdoa, mereka saya minta untuk membuka sebuah website berisi pameran karya dari seorang Frelancer yang sudah berhasil membuat karya gambar untuk dijual melalui market place internasional yaitu treadless. Mas Dina Prasetyawan asli kelahiran Semarang, sudah melalang melintang menghasilkan karya-karya dan menjadi best seller di market place tersebut. Saya merasa bahagia karena sudah bisa bertemu langsung dengan beliau yang dengan sukarela mau berbagi pengalaman kepada kami pada rabu, 4 Januari 2023 yang lalu. Satu demi satu, paparan pameran beliau saya jelaskan kembali. Sambil mendengarkan penjelasan saya, semua siswa melihat di androidnya melalui link: https://heyzine.com/flip-book/19ce759bf5.html.

Siswa saya ajak berdiskusi tentang slide pertama karya Mas Dina. Dari gambar tersebut apa yang kalian pikirkan dan kalian rasakan? Pertanyaan pemantik saya lontarkan untuk menghidupkan suasana pembelajaran hari ini.

Slide pertama, pameran karya Dina Prasetyawan

Perwakilan siswa menyampaikan bahwa gambar tersebut mengilustrasikan tentang cafe kopi berbentuk cangkir. Cangkir merupakan ciri khas dari minum kompi, dengan kepulan asap menggambarkan kehangatan yang tercipta, terlihat pula dari orang-orang yang sedang minum kompi sambil ngobrol. Dari diskusi tersebut mereka menyatakan bahwa pembuat desain tersebut tergolong kreatif, banyak ide dan memiliki kebiasaan berliterasi. “Nah kali ini, yuk kita belajar mencari ide, dan kalian bisa membuka slide berikutnya”, penjelasan saya selanjutnya.

Dari slide kedua ini, beberapa siswa saya minta untuk memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan tulisan, “Proses Kreatif, memvisualkan apa yang sudah di pikirkan oleh kebanyakan orang dalam alam bawah sadar mereka, tapi belum ada visualisasi dari pikiran-pikiran tersebut”.  Dari pendapat mereka, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang kreatif itu mampu memvisualisasikan apa yang sudah menjadi pikiran banyak orang, namun sampai saat ini belum divisualkan. Ketika orang tersebut mampu memvisualkan gagasan banyak orang tersebut, maka akan lebih laku.

Memasuki slide berikutnya, peserta didik saya minta untuk membaca tentang mood board. Ide akan muncul datangnya dari mana saja, kapan saja. Namun yang perlu dilakukan adalah sesegera mungkin mencatat ide-ide tersebut, mencari referensi, menuangkan dalam bentuk sketsa dan mengeksekusinya. Siswa selanjutnya saya minta untuk melihat karya-karya Mas Dina sebagai bagan referensi. Selanjutnya membuka link https://www.threadless.com untuk mencoba melakukan riset tentang karya-karya yang masuk best seller.

Mereka saya ajak untuk melihat bentuk gambarnya, ternyata sebagian besar membentuk lingkaran. Dari sisi warna, mayoritas menggunakan warna-warna seperti pelangi dan banyak pula yang menggunakan tulisan-tulisan. Proses riset perlu dilakukan oleh siswa untuk mencari ide-ide yang harapannya agar cepat diterima pasar. Mereka juga melihat karya-karya Mas Dina yang ada di pameran, ternyata banyak yang masuk best seller. Ini menjadi motivasi sendiri bagi siswa. Isu-isu global seperti kesehatan mental, anxiety, kucing, maupun desain-desain yang berhubungan dengan yang sedang dialami orang-orang saat ini.

Dari proses diskusi ini selanjutnya siswa saya minta untuk melakukan refleksi dengan pertanyaan, “Apa yang kalian pikirkan, rasakan dan yang akan dilakukan setelah melakukan diskusi kali ini?”. Setiap siswa menuliskan refleksi di group kelas.

“Yang saya pikiran dan rasakan, sangat menyenangkan dan saya memperoleh ilmu baru dan banyak informasi.yg akan saya lakukan ke depan untuk belajar menerapkan ilmu ilmu tersebut untuk menambah nilai karya saya”, ungkap Iqbal.  “Yang saya pikirkan adalah saya merasa tertarik dengan gambar dari mas Dina, yang saya rasakan adalah termotivasi untuk belajar menggambar dan yang akan saya lakukan adalah saya akan terus belajar agar bisa seperti mas Dina”, ungkap Ramadan. “Yang saya pikirkan tentang diskusi hari ini adalah bagaimana Mas Dina Prasetyawan memiliki cara yang berbeda untuk memvisualisasikan karya-karya yang ada di alam bawah sadarnya, Mas Dina memiliki keunikan dan kreativitas tersendiri dan itu menjadi kelebihannya. Yang saya rasakan adalah saya jadi merasa kagum, dan menjadi termotivasi untuk mengikuti jalan Mas Dina Prasetyawan”, ungkap Kinanti. Masih banyak ungkapan refleksi siswa, secara umum mereka termotivasi untuk membuat karya, meskipun sederhana namun memiliki pesan yang menarik.

Sesi berikutnya, seperti pada pola membuat karya, maka ide-ide ditulis dan dituangkan dalam bentuk sketsa. Kali ini dari pukul 08.00 sampai 09.00, siswa menuliskan ide-idenya di group. Iqbal menuliskan idenya tentang tema kelinci air. Konsep membuat karakter dengan menggunakan telinga kelinci dan baju Tionghoa berwarna biru dan saya menggambarkan air sebagai bunga biru. Alica memiliki ide akan menggambar tema kesedihan didalam diri. Gambar seorang manusia yang terbelah menjadi dua, dan ditengah tengah belahannya ada sisi kesedihan manusia yang dituangkan dengan gambar tengkorak. “Tema saya kali ini adalah kura-kura yang bercangkang helm perang dunia kedua yang melambangkan berlindung dari peperangan”, ungkap Aryo.  Aqila akan menggambar tema tentang kesalahan penggunaan medsos. “Saya akan gambarkan seseorang yang sedang duduk di atas otaknya sendiri sambil bermain HP”, ungkap Aqila. “Tema yang akan saya buat adalah tentang overdosis obat-obatan, namun objek yang saya gambar bukan manusia, tetapi hewan otter, sehingga judul yang saya pakai adalah Otterdosis, yang merupakan plesetan dari overdosis”, ungkap Kinanti.  Arika akan menggambar dunia kucing, yaitu kucing yang tiduran di atas bola dunia. “Tema yang saya pikirkan adalah kebiasaan generasi saat ini yang sulit untuk berkomunikasi di dunia nyata namun berselancar di sosial media, banyak yang ingin diutarakan namun sulit untuk dibicarakan secara langsung. Objek yang saya gunakan adalah capybara, karena hewan ini sering digunakan menjadi meme di sosial media akhir-akhir ini, dimana capybara sedang memegang HP, mulutnya diplaster”, ungkap Kilau. Semua siswa menuliskan ide-idenya dan setelah mendapatkan persetujuan dari saya, mereka akan membuat sketsa dan mengeksekusi gambarnya.

Arika sedang membuat Sketsa

Usai siswa menuangkan gagasan dan idenya, siswa berlanjut membuat sketsa. Jika sketsa sudah disetujui, maka mereka melanjutkan mengeksekusi secara digital.

Kinanti sedang mengeksekusi sketsa yang telah dibuat.
Karya Arindah

Tahap berikutnya saat eksekusi rancangan yang telah disusun, siswa menggunakan cara digital menggunakan software yang familiar bagi siswa, yan terpenting ukuran kanvasnya 4200 pixel x 4800 pixel.

Karya Khanaya

Pembelajaran yang dilakukan hari ini terasa menyenangkan bagi sebagian besar siswa, karena segala pikirannya dioptimalkan agar ditemukan ide-ide yang kreatif. “Hari ini menyenangkan, ada juga rasa puas dari diri saya sendiri. Berkat bantuan Pak Diyarko, saya jadi dapat ide-ide yang tidak saya pikirkan seperti gambar kucing di atas bumi. Hasilnya juga bagus, benar benar membuat saya senang”, ungkap Arika.

“Pastinya saya sangat senang dan tidak menyangka akan hasil dari karya saya, tetapi saya percaya bahwa usaha tidak mengkhianati hasil dan saya bangga dengan karya yang ini”, ungkap Arindah.

“Yang saya rasakan pada pembelajaran hari ini, saya semakin terbuka ide-ide nya karena atas disampaikan materi tadi dan Alhamdulillah dapat merealisasikan nya, dan bertambahnya wawasan baru tentang dunia seni maupun hal luar lainnya”, ungkap Khanaya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *