Belajar dari Negeri Terbuka

Pengurus OSIS angkatan 34 SMK Negeri 11 Semarang baru saja dikukuhkan oleh kepala sekolah, Drs. Luluk Wibowo, S.ST, MT pada hari Jumat, 10 November 2023 bertepatan dengan hari Pahlawan di lapangan Krida Khsetra. Ketua dan wakil ketua, Hanna dan Vyvian yang terpilih melalui pemilihan ketua osis beberapa minggu yang lalu dikukuhkan bersama pengurus OSIS yang telah dibentuknya. Ada yang unik dari OSIS di SMK Negeri 11 Semarang, yaitu pada tahun ajaran 2023/2024 ini kepengurusannya dilakukan oleh dua angkatan yaitu angkatan 33 dan angkatan 34. Mengapa dilakukan hal ini, karena murid di kelas XI sebanyak 50% akan mengikuti magang, sehingga kepengurusan OSIS akan terganggu apabila para pengurusnya mengikuti magang. Dengan adanya dua kepengurusan ini, angkatan 34 akan belajar mengelola pengurus OSIS bersama angkatan 33, dan ketika sebagian pengurus angkatan 33 sedang mengikuti magang, maka kepengurusan dijalankan oleh sebagian angkatan 33 dan dibantu oleh angkatan 34. Inilah cara kami membangung kolaborasi antara dua pengurus OSIS angkatan 33 dan angkatan 34. Ketika tiba saatnya masa kepengurusan OSIS angkatan 33 sudah berakhir maka penyerahan tongkat estafet akan berjalan mulus.

Di awal kepengurusan ini, pengurus OSIS kedua angkatan saya berikan video tentang kisah Novi Basuki yang belajar dari negeri yang terbuka, seperti pada video berikut.

“Silahkan belajar dari YouTube ini. Hal apa yang bisa dipetik dari kalian. Terus ketika menjalankan kegiatan osis, apa yang bisa ditiru dari obrolan di youtube tersebut?”, tanya saya kepada pengurus di group whatsapp. Tidak menunggu lama, sudah banyak pengurus OSIS yang langsung memberikan respon setelah melihat video tersebut.

“Yang bisa ditiru dari video tersebut adalah jangan takut untuk memulai hal baru. Seperti yang Novi Basuki sebutkan. Ia mempelajari bahasa mandarin dan mengenal Tiongkok untuk pertama kalinya di pesantren. Ia juga mengatakan bahwa Ia tinggal di lereng gunung yang tidak tahu sama sekali perihal Tiongkok. Dimana berarti, Ia berani untuk mencoba hal baru yang belum pernah Ia ketahui sebelumnya. Selain itu, Ia juga dapat membuat sesuatu menjadi sebuah inspirasi dan berpikir kritis yang mana hal ini menurut diri Saya pribadi sangat dibutuhkan di OSIS. Karena jika, kita dapat menemukan sebuah inspirasi dan berpikir kritis, maka ide-ide kreatif akan muncul. Ide kreatif itulah yang dapat berguna bagi organisasi”, ungkap Vyvian.

“Yang bisa saya tiru dari obrolan tersebut yaitu Novi Basuki memberikan motivasi untuk para generasi muda di Indonesia untuk tetap semangat untuk memajukan dan memakmurkan Indonesia seperti halnya yang terjadi di Tiongkok. Selain itu, Novi Basuki juga tidak takut dengan hal yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya, seperti sekolah di Tiongkok. Hal ini bisa diterapkan ke dalam organisasi, para penerus organisasi tersebut harus bisa memperbaiki kinerja organisasi. Anggota organisasi juga harus berani, tentunya berani dalam hal baik. Jangan pernah takut dengan kegagalan, karena dari kegagalan tersebut kita dapat mengevaluasi kegagalan tersebut dan memperbaikinya di kegiatan selanjutnya”, ungkap Yuga.

“Beberapa hal yang bisa saya petik dari video tersebut adalah, kita harus selalu belajar karena ilmu tidak akan ada habisnya, harus memiliki prinsip yang kuat, lalu produktif dan tetap konsisten dalam menjalankan hal apapun. Dalam berorganisasi, kita harus selalu belajar apalagi di era sekarang (digital) harus bisa mengikuti perkembangan teknologi dan selalu update. Kita juga harus memiliki prinsip yang kuat seperti Novi Basuki dan orang-orang Tiongkok, hal tersebut sangat berguna dalam berorganisasi agar dapat membuat keputusan sendiri tanpa bergantung dengan orang lain, yakin & tidak labil dalam mengambil keputusan. Dalam berorganisasi sangat penting untuk selalu konsisten, karena jika tidak konsisten, maka kita tidak akan maksimal dalam menjalankan tugas, lalu adanya penurunan kualitas berorganisasi sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain”, ungkap Hanna.

Itulah beberapa respon yang diberikan oleh pengurus OSIS. Hampir semua pengurus angkatan 33 dan 34 memberikan responnya. Bahagia yang saya rasakan, ketika para pengurus OSIS ini dengan cepat memberikan respon. Ini membuktikan bahwa para pengurus OSIS ini cepat tanggap terhadap stimulus yang diberikan. Video ini juga membuka wawasan baru bagi pengurus OSIS tentang pentingnya keterbukaan dan kolaborasi. “Dari obrolan Novi, berulang kali menyebut bahwa di Indonesia sering kali mencari perbedaan perbedaan kecil dan sering dibenturkan, sehingga hal yg besar terlupakan untuk diselesaikan. Yang dibutuhkan adalah kolaborasi. Oleh karena itu Pak Di dan Pak Ranto memiliki inisiatif di setiap tahunnya harus ada 2 OSIS yg berjalan, itu bentuk riil kolaborasi dua kepemimpinan. Ini hanya ada di Grafika. Lihat sekolah sekolah lain. Apakah ada seperti ini?”, tanya saya lebih lanjut pada group.

“Berdasarkan yang saya ketahui, saya belum pernah mengetahui sekolah yang memiliki program OSIS seperti di SMKN 11 Semarang. SMKN 11 Semarang memiliki program magang OSIS 1 tahun, yang dimana hal ini sangat berguna sekali untuk membangun komunikasi serta hubungan yang baik didalam organisasi. Semakin lama bekerja sama, maka semakin baik pula chemistry yang dibangun. Sehingga hal ini juga dapat berdampak pada kinerja organisasi. Terima kasih kepada pak Diyarko dan juga Pak Ranto yang telah mewujudkan program ini. Dengan berkolaborasinya 2 angkatan OSIS pun juga dapat menambah wawasan satu sama lain”, ungkap Hanna.

Inilah cara kami membangun kesadaran diri pada pengurus OSIS, membangun kesadaran sosial dan kesadaran berelasi. Cara yang sederhana dalam menerapkan Social Emotional Learning. Semoga menginspirasi.

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version