Saya merasa bangga dengan semangat dari Aufa murid kelas X Animasi 4 ketika belajar animasi 3D. Ia belajar dari nol, tidak tahu menahu tentang modeling 3D menggunakan software blender hingga riging dan animate. Sampai saat ini, ia terus konsisten belajar animasi 3D ketika menyelesaikan tantangan-tantangan yang diberikan di semester 2 ini. Semangat ini nampak ketika di akhir bulan Desember 2023, ketika masa libur akhir semester, ia masih menyempatkan diri belajar secara mandiri dengan berselancar di youtube untuk belajar membuat gerakan bola besi jatuh. Dari proses revisi, yang terus saya pandu dari perubahan graph editor sehingga Aufa mampu menyelesaikan tantangan 1 dan 2 dengan baik sebelum yang lainnya mengerjakan tantangan itu.
Pagi ini, 18 Januari 2024, Aufa mengirim tantangan 5 yaitu karakter berjalan menggunakan software blender. Untuk mencapai proses ini, Aufa harus belajar membuat modeling 3D terlebih dahulu, dilanjutkan dengan proses rigging yaitu memberi tulang sehingga karakter tersebut nantinya dapat digerakkan dan proses selanjutnya adalah membuat gerakan karakter berjalan.
Ketika yang lainnya menyelesaikan tantangan 4 yaitu sebuah karakter bola meloncat-loncat, ia sudah masuk pada tantangan 5. Ada sebuah lompatan pencapaian dari Aufa ketika menyelesaikan tantangan ini.
Bagi pemula, membuat gerakan animasi ini relatif sulit, karena harus banyak belajar tentang tool-tool yang ada pada software blender dan prinsip-prinsip gerakan orang berjalan yang harus diikuti. Aufa mampu melampaui tantangan ini dengan baik. Inilah yang membuat saya merasa bahagia dengan perjuangan yang dilakukan Aufa. Namun saya lebih berbahagia lagi, karena dari proses belajar ini, Aufa mencapai kesadaran spiritual yang baik. Hal ini saya melihat dari status whatsapp yang mengungkapkan tentang kekagumannya terhadap kebesaran Tuhan. “Setelah berusaha bikin animasi pakai blender, aku makin kagum dengan Tuhan. Aku berusaha bikin karakter gerak pakai sebelas tulang saja sudah mati-matian. Tapi Tuhan bisa menggerakkan tiap tulang di ditubuhku dengan benar tanpa salah. bahkan yang digerakin bukan cuma aku, tapi 8 milyar manusia yang ada di bumi, wow”, tulis Aufa dalam status Whatsappnya.
Dari status whatsapp yang Aufa tulis menunjukkan bahwa proses perjuangan dalam belajar membuat modeling, rigging sampai animate membawa pada kesadaran spiritual yang membuat dirinya semakin dekat dengan Tuhan. Ia mampu mengkoneksikan apa yang dilakukan dalam belajar animasi dengan kebesaran Tuhan. Proses belajar rigging yang dilakukan Aufa berkat bantuan dari Rafi yang selalu membimbingnya. ” Saya baru belajar rigging tadi saat pembelajaran bersama Rafi. Itupun saya masih seperti anak kecil yang pengin naik sepeda”, ungkap Aufa. Ungkapan Aufa menunjukkan kerendahan hatinya. Ia terus belajar untuk mencapai apa yang diinginkan dan ketika ia mencapai level yang lebih tinggi dari apa yang menjadi expectasinya, ia merasa kerdil jika dibandingkan dengan keagungan Tuhan. Dari proses belajar ini, Aufa justru akan terus belajar animasi 3D, bahkan ia memiliki rencana membuat konten animasi dengan karakter yang dibuatnya dengan konten-konten yang mendidik bagi anak kecil. Ia merasa prihatin ketika konten-konten yang menjadi konsumsi anak-anak cenderung konten negatif.