“Apapun karyamu, temanya hari ini adalah valentine”, ungkap saya ketika masuk di kelas XI Animasi 1. Ungkapan saya ke anak-anak ini bukan sekedar ungkapan tanpa makna. “Apapun karyamu”, menggambarkan bahwa siswa boleh membuat apa saja sesuai dengan passion, bakat dan talentanya masing-masing. Saya memaknai kegiatan ini sebagai pembelajaran differensiasi secara produk. Meskipun secara produknya berbeda-beda namun pembelajaran tersebut terikat oleh tema yaitu valentine. Tema ini dilontarkan kepada siswa karena berada di bulan Februari yang dekat dengan hari valentine yang sangat dekat dengan anak remaja. Jika dilihat di kompetensi dasar, jelas tema ini tidak akan muncul, namun karena kurikulum tenda digunakan di jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang, maka tema-tema kekinian melebur menjadi satu dalam sebuah project sebagai challenge untuk anak didik.
Seperti biasanya, pagi-pagi anak-anak kelas XI Animasi 1 saya minta untuk menuliskan rencana yang akan dibuat selama satu hari ini.
Yehezkiel: Saya ingin membuat
1. Mangkuk yang berisi love
2. Pot bunga bersama bunga yang berbentuk tulisan love
Talitha: saya ingin membuat kucing berenang di lautan coklat dengan pelampung berbentuk love
Cheryl: saya ingin membuat:
1. Kucing berkostum berpegangan untuk Valentine
2. Meneruskan pewarnaan untuk YouTube thumbnail
Mohammad Maulana Z: saya ingin membuat ilustrasi kado valentine
Naafi Jasellio: saya ingin membuat gitar
Fathecathul: saya ingin membuat ilustrasi gerobak valentine yang berisi love dan didorong oleh kucing
Ahmad Husni Faiz: saya ingin membuat balon udara berbentuk love
Salvia: saya ingin membuat balon balon love diatas langit
Tulisan ini sebagai acuan bagi siswa untuk merealisasikan membuat karya dalam satu hari. Setelah pukul 12.00 WIB, anak-anak sudah mulai mengirim karya dan diposting di media sosialnya. Yehezkiel salah satu siswa yang mengirim paling cepat bahkan mengirim dua karya. Ia membuat sebuah bunga berisi gambar hati dan sebuah tanaman yang berbunga dengan tulisan love.
Salvia yang terbiasa dengan modeling 3D menggunakan blender membuat sebuah balon berbentuk hati dengan warna merah hati.
Berbeda dengan Fathecatul yang lebih sering menggunakan adobe ilustrator membuat kucing mendorong gerobak isinya kumpulan hati. Ia mampu membaca isue global tentang valentine dan menggabungkan dengan gambar kucing yang masih diminati oleh orang secara umum.
Husni yang saat ini sedang belajar modeling 3D menggunakan blender, ia membuat balon berbentuk hati dan membawa hati.
Maulana Zaky yang terbiasa membuat modeling 3D menggunakan blender membuat kotak atau wadah berbentuk hati dan isinya juga kartu-kartu bergambar hati.
Nafi Jaselio, nampaknya agak berbeda dengan yang lainnya. Ia membuat modeling gitar. Alasannya karena gitar merupakan alat musik yang sering digunakan oleh kaum remaja. Acara valentine juga tidak lepas dari alat musik tersebut. Ia mengasah kemampuanntya secara
Nafi Jaselio dalam satu hari ini mampu membuat dua karya modeling. Modeling yang pertama berkaitan dengan valentine, namun modeling kedua merupakan pesanan dari klien. Pembelajaran produktif ia gunakan secara efektif untuk menyelesaikan project-project tantangan dari sekolah dan sekaligus pesanan dari luar yang menghasilkan finansial.
Sederhana dalam pembelajarannya bukan? Inilah cara kami menerapkan pembelajaran diferensiasi dengan konsep yang sederhana namun benar-benar sesuai kebutuhan siswa untuk memenuhi portofolio ke market place. Semoga menginspirasi.