Hampir 23 tahun, baru hari ini, Sabtu, 10 September 2022 kami dipertemukan oleh alam semesta di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana. SMK swasta yang mendapatkan program pusat keunggulan di tahun 2022 ini dipimpin oleh Pak Muslih. Beliau dulu pernah satu kos ketika kuliah S1 di Universitas Negeri Semarang. Masa kenangan masa lalu menjadi sebuah cerita untuk diperbincangkan saat bertemu. Sebuah perjuangan mahasiswa dari desa untuk meraih sarjana saat itu. Yang paling berkesan dan masih diingat adalah “sayur kangkung dan tempe, yang selalu menemani setiap harinya di kala itu, karena untuk menambah satu butir telur harus berpikir panjang, apakah uang sakunya akan sampai dua bulan ke depan”. Kebahagiaan yang terasa saat bertemu teman lama ini, namun yang lebih bahagia pertemuan ini dibalut dengan kegiatan sharing bersama para arang pendidikan di SMK tersebut untuk membawa pada kebermaknaan hidup. “Perubahan Mindset Arang-arang Pendidik”, inilah yang kami usung dalam pertemuan tersebut.
Meskipun hanya setengah hari dari pukul 07.30 sampai dengan 11.45 WIB, namun kami bisa sharing untuk membahas tentang pentingnya petubahan mindset dalam melaksanakan program anti bulliying di sekolah.
Dari kegiatan sharing tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mendidik bukan mengisi konten materi semata, justru mendidik itu menuntun kodrat alami anak didik kita yakni rasa ingin tahu, imajinatif dan keberagaman. Mendidik itu ibarat bertani yang menyemai benih benih talenta anak didik, merawatnya, memberi pupuk, menyiangi, memberi air secukupnya sehingga akan tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan buah yang berkualitas baik. Mendidik itu ibarat bermain game, memberi tantangan dengan level-level sehingga memicu rasa ingin tahu sehingga akan membuat siswa bahagia ketika bisa mencapai level tertentu sesuai versi terbaiknya masing-masing. Mendidik itu berhamba pada anak yakni menuntunnya sesuai kebutuhan anak.
Tetap seduluran selawase