“Saya selaku orang tua dari Benedictus mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Di, Ibu Desyana dan untuk semua guru-guru SMK Negeri 11 Semarang, atas kasih, bimbingan, arahan dan semua pembelajaran yang sudah diberikan kepada anak saya juga kepada kami sebagai orang tua yang baru kali ini menyekolahkan anak di luar kota.
Anak kami dapat tereksplorasi talentanya sehingga dapat berkembang dengan baik.
Dan kami juga sebagai orang tua sangat terbantu karena informasi-informasi tentang sekolah selalu up to date sehingga walaupun jauh tetap selalu mengetahui perkembangan anak. Maju terus dan tetap melayani dengan hati SMK Negeri 11. Terima kasih pak”, ungkap orang tua Benedictus melalui whatsapp usai penerimaan rapport.
“Saya sebagai orang tua siswa mengucapkan terima kasih kepada semua guru pembimbing yang sabar membimbing anak-anak yang mengarahkan menggali potensi anak-anak sesuai keahlian masing-masing sehingga menjadi yang lebih berkarakter dan memberi kebebasan berkarya dan menciptakan belajar yang enjoy sehingga anak-anak berkembang , semoga kedepannya anak-anak lebih baik lagi”, ungkap orang tua Adientha.
“Yth Bapak/Ibu Guru, kami sebagai orang tua, mengucapkan terimakasih atas bimbingan dalam pembelajaran selama semester ini, kami menyadari tanpa bimbingan dan arahan dari Bapak dan Ibu guru putra kami mungkin tidak bisa bertahan sejauh ini, terimakasih dedikasi, arahan, petunjuk yang sangat berguna bagi putra kami dalam pembentukan karakter, kami tetap mohon dan berharap dan jaga titip putra kami dan semoga ke depan putra kami bisa menjadi pribadi yabg berkarakter , semoga tetap sabar Bapak dan Ibu guru dalam membimbing putra kami, terimakasih”, ungkap orang tua Rafael.
Tidak bisa saya tulis satu per satu refleksi dari orang tua siswa. Refleksi tersebut sekilas merupakan sebuah ungkapan terima kasih kepada kami sebagai guru di jurusan animasi SMK Negeri 11 Semarang. Ungkapan yang tulus dari orang tua yang sekilas ada respon positif bagi pembelajaran yang telah kami lakukan. Namun jika dicermati lebih mendalam, itu sebuah harapan orang tua kepada kami untuk terus menjadi pelayan pendidikan yang memanusiakan manusia. Di era saat ini, semua pekerjaan yang bersifat rutin, nantinya akan tergantikan oleh robot-robot yang berbasis kecerdasan buatan. Pembentukan karakter adalah prioritas dalam pendidikan yang tidak bisa tergantikan oleh robot. Dibutuhkan sentuhan tangan guru yang mampu membawa anak didik mampu olah pikir, olah rasa dan olah laku dengan disertai raga yang sehat.
Refleksi para orang tua mengingatkan kepada kami sebagai guru ternyata masih terbentang lebar PR yang harus digarap untuk pengembangan karakter siswa, mampu mengoptimalkan potensi sehingga menjadi versi terbaiknya.