Wong ko ngene kok dibanding-bandingke
Saing-saingke, yo mesti kalah Ku berharap engkau mengerti, di hati ini Hanya ada kamuSyair lagu yang viral yang dinyanyikan oleh Farel seorang anak kelas VI Sekolah Dasar yang tampil memukau karena menggoyang istana di hadapan Pak Jokowi pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Syair tersebut mengingatkan kita sebagai pendidik untuk tidak membanding-bandingkan antar anak didik. Sakit hati, ketika anak didik kita dibanding-bandingkan. Setiap anak memiliki potensi masing-masing dan memiliki keunikan sendiri. Tugas kita sebagai pendidik adalah menuntunnya, memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan potensinya sehingga menjadi versi terbaiknya masing-masing. Betapa indahnya, ketika setiap karya anak didik kita dihargai.
Salah satu tantangan di jurusan Animasi SMK N 11 Semarang adalah membuat karya pointilis. Pointilis merupakan sebuah karya seni rupa dari sekumpulan titik-titik yang disusun rapat dan renggang sehingga membentuk gambar yang menarik. Setiap karya memiliki hak untuk dihargai, sehingga karya-karya yang dikumpulkan perlu diapresiasi. Salah satu cara memberikan apresiasi ini, kumpulan karya ditampilkan dalam bentuk video dan diunggah di Youtube sebagai berikut.
Vira merasa senang ketika karyanya diposting di youtube. Ia merasa bangga karena karyanya dapat dilihat oleh orang banyak. Ungkapan yang sama oleh teman-temannya terkait dengan pemostingan karya ini di channel youtube. Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan guru untuk merayakan karya siswa ini. Tidak harus dalam bentuk angka-angka yang kurang bermakna bagi siswa, cukup memberikan penghargaan dengan memposting di sosial media. Kebanggan akan tumbuh, sehingga mereka menjadi tertantang untuk membuat karya yang lebih baik lagi.