Refleksi Hari Pramuka yang Ke-61

Bintang salah satu anggota Pramuka Penegak putri yang mendapatkan tugas sebagai pemimpin upacara dalam peringatan hari Pramuka yang ke-61. Langkah tegak dengan suara yang lantang memimpin jalannya upacara, meski putri namun tidak kalah dengan penegak putra. Setelah himne Pramuka dinyanyikan bersama-sama dengan diiringi oleh paduan suara serta alunan musik dibawah bimbingan Kak Yanuarius Andi, membuat upacara semakin hikmat. Kami pramuka Indonesia, manusia Pancasila, Satyaku Kudarmakan. Darmaku Kubaktikan. Agar Jaya Indonesia. Indonesa. Tanah Airku, Kami Jadi Panduku. Setiap tahunnya, himne ini selalu dinyayikan untuk mengingatkan tentang peran penting Pramuka sebagai pandu Indonesia. Tri Satya sebagai tiga janji dari seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh: 1) Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. 3) Menepati dasa dharma. Dalam hari Pramuka ini, mengingatkan tentang Tri Satya  yang hendaknya didarmakan. Dasa Darma sebagai pedoman hidup seorang Pramuka diingatkan kembali agar bisa dibaktikan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sigap, tegap, pasukan pengibar bendera dari ambalan Adinegoro dan R.A. Kartini Pangkalan SMK Negeri 11 Semarang melaksanakan tugas dengan sangat baik untuk mengibarkan bendera merah putih di hari Pramuka.  Terasa dag dig dug usai pengibaran bendera, karena disitulah kepercayaan diri akan teruji oleh para petugas pengucap Pancasila, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan Dasa Darma.

Tiga penegak Putri Keisa kelas X Desain Komunikasi Visual yang mengucapkan Pancasila,   Nafa Mutiara dari XI Multimedia yang mengucapkan Pembukaan UUD 1945, Nanda Septiana kelas XI Desain Grafika yang mengucapkan Dasa Darma Pramuka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Kepercayaan diri sangat diperlukan untuk menjalankan tugas ini, karena meskipun mereka sudah hafal, kemungkinan besar akan tidak hafal ketika mengucapkan di depan peserta upacara ketika tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ketiga merasa bangga dapat menjalankan tugas ini dengan baik. Di balik itu semua ada sebuah proses latihan secara terus menerus. Dari hasil wawancara, mereka bertiga berlatih selama 2 minggu untuk menghasilkan performa yang sangat bagus tersebut. Di balik kesuksesan tersebut, ada seorang pembina pramuka yang menyeleksi, dengan sabar memberikan support saat latihan. Bimbingan dan suport inilah yang menjadi pupuk bagi mereka sehingga menjadi percaya diri untuk menjalankan tugas dengan baik. “Sebenarnya saya tidak hafal dengan Pembukaan UUD 195”, ungkap Nafa ketika diwawancarai. Namun karena semangatnya untuk menghafal, Nafa terus fokus untuk menghafal teks pembukaan UUD 1945 yang membutuhkan waktu 2 minggu.  Di akhir kegiatan upacara masih dilanjutkan dengan kegiatan pentas tarian yang memukau peserta.

Dari peringatan Hari Pramuka yang ke-61 kembali kita dipertanyakan, sudahkah kita merealisasikan Tri Satya dan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkan kita sebagai pendidik yang merealisasikan nilai-nilai kepramukaan dalam mendidik anak didik kita? Tidak usah dijawab, namun membutuhkan realiasi yang nyata sehingga dengan berjalannya waktu, akan terungkap itu semua.

 

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *