“Selamat pagi anak-anakku kelas x animasi 2. Pagi ini Pak Diyarko ada tugas ke SMK Negeri 1 Pringapus. Untuk itu kalian belajar bersama pak Taufiq, dengan materi menyelesaikan tantangan membuat gerakan animasi karakter berjalan dan yang sudah selesai lanjut membuat karakter berlari. Pukul 10.00 wajib kalian mengirim karya ke group whatsapp untuk saya respon. Pagi ini yang menjadi pilot adalah Pak Taufiq”, ungkap saya melalui whatsapp di group kelas X Animasi. Inilah kelas X Animasi yang diibaratkan sebagai pesawat terbang. Ketika pesawat telah take off, artinya pesawat telah terbang meninggalan landasan. Pada saat ini pesawat dikendalikan oleh pilot. Setelah itu, pilot umumnya melakukan penerbangan dengan kendali autopilot, kecuali saat lepas landas dan pendaratan. Pada saat pelajaran produktif animasi, sistem kendali yang dilakukan diibaratkan sebagai pesawat terbang melalui kendali pilot dan autopilot. Setiap pagi, usai berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan beberapa persiapan seperti penjelasan tantangan, mengajak diskusi dengan murid-murid terkait dengan tantangan yang akan dihadapi, memberikan contoh ataupun melakukan kegiatan morning sharring dibutuhkan guru yang mendampingi mereka. Sistem inilah diibaratkan pesawat sedang mengalami take off. Setelah murid-murid benar-benar mengerti apa yang menjadi tujuannya, apa yang dilakukan, bagaimana proses pengiriman hasil kerja atau hasil karyanya, maka sistem diubah menjadi autopilot. Mereka dengan sendirinya melakukan proses pembuatan karya, mengirim karya ke group whatsapp untuk diberikan respon. Ketika sudah mendapatkan respon jempol atau love, maka karya tersebut dapat dikirim ke instagram dan mereka sudah nyatakan telah melakukan presensi. Presensi yang diterapkan di kelas X Animasi bukan dilihat dari kedatangan murid di kelas, namun karya yang sudah disetujui karena sudah memenuhi standar minimal yang ditetapkan.
“Kelas berjalan baik Pak Di”, ungkap Pak Taufiq menyampaikan kondisi kelas. Inilah kerjasama yang kami lakukan dalam pembelajaran produktif dasar-dasar animasi di kelas X Animasi SMK N 11 Semarang. Ketika saya sedang ada tugas mendadak dan harus keluar dari sekolah, ada guru yang mengajar dasar-dasar animasi yang menjadi pilotnya. Meskipun posisi saya sedang tidak di kelas dan sedang melaksanakan tugas di luar, karena mereka sudah bekerja secara autopilot, karya-karya mereka tetap dikerjakan dan dikirim ke group untuk dilakukan penilaian. Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kelas bekerja lebih efektif. Begitu juga di industri kreatif, pekerjaan-pekerjaan cenderung dikerjakan dari tempat yang berbeda-beda, namun komunikasi tetap berjalan. Jadi kata kuncinya dari proses ini adalah komunikasi dan fast respon. Setiap karya yang dikirim, saya berusaha memberikan respon yang cepat, sehingga hal-hal yang perlu diperbaiki dapat langsung diketahui oleh murid dan murid segera memperbaiki. Proses inilah yang disebut dengan remidi. Remidi dalam pembelajaran animasi ini tidak harus menunggu pembelajaran selesai, justru remidi inilah berada di saat proses pembelajaran berlangsung. Karena sejatinya belajar itu adalah proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Belajar tidak membanding-bandingkan hasilnya dengan orang lain, namun justru pembandingnya adalah dirinya sendiri. Ketika hasil sekarang lebih baik dari hasil sebelumnya, maka disitulah keberhasilan murid terlihat. Bahkan hasilnya tidak dibatasi oleh sebuah standar-standar yang baku. Mereka dapat melakukan proses perbaikan terus menerus hingga murid tersebut mencapai versi terbaiknya masing-masing. Ketika pembelajaran diukur dengan cara-cara permainan terbatas (finite game), maka sulit untuk berkembang, namun ketika dilakukan dengan permainan tak terbatas (infinite game), maka mereka akan terus belajar sepanjang hajat.
Seperti yang dilakukan oleh Vita, di hari ini, meskipun secara fisik saya tidak bersamanya, Vita mengirim dua karya animasi yaitu karakter berjalan dan berlanjut karakter berlari. Ia berusaha belajar untuk konsisten, terbukti animasi berjalan dan animasi lari dengan karakter yang sama. Karakter tidak mengalami perubahan.
Muhammad Asri Wibowo konsisten dengan membuat animasi dengan teknik animasi 3D. Ia menggunakan software blender untuk membuatnya. Bahkan di hari ini ia belajar bagaimana membuat suasana di siang hari dan di malam hari dengan teknik pencahayaannya. Tipe modeling 3D yang digunakan seperti pada game roblox.
Di akhir pembelajaran, mereka membersihkan kembali ruangan sebelum pulang ke rumah. Pembiasaan-pembiasan yang sederhana terus dilakukan untuk membentuk karakter positif mereka. “Terbang terus untuk menggapai mimpi-mimpi kalian, sukses selalu untuk anak-anakku kelas X Animasi”.