Setiap anak didik memiliki hak yang sama untuk dihargai. Sebuah paradigma baru yang seharusnya direalisasikan oleh pendidik. Penghargaan bukan untuk segelintir peserta didik saja. Selama ini penghargaan diberikan kepada peserta didik yang mencapai prestasi gemilang, bagaimana dengan yang mencapai prestasi biasa-biasa saja? Mereka terlupakan dan semakin tenggelam, bahkan tidak akan diingat oleh pendidik. Pada umumnya di dalam kelas, guru hanya akan ingat anak didik yang paling berprestasi dan yang paling nakal di kelas. Ini membuktikan bahwa selama ini penghargaan tidak dilakukan merata kepada anak didik kita. Kegiatan yang dilakukan siswa menjadi terasa biasa-biasa saja, karena penghargaan seakan-akan menjadi pemilik siswa yang berprestasi.
Di jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang, memberikan penghargaan menjadi point penting untuk direalisasikan secara terus menerus. Diyakini bahwa penghargaan akan memicu hormon serotonin. Hormon serotonin disebut sebagai hormon bahagia asli, yaitu hormon yang memiliki banyak pengaruh pada suasana hati. Ketika suasana hati senang, bahagia, maka mood akan terus terjaga, dan hal ini berhubungan dengan produktivitas kerja seseorang.
Untuk menjaga mood inilah, kami mencoba membuat sebuah tantangan individu dan akhirnya menjadi tantangan kelompok. Dalam minggu yang lalu, siswa kelas X Animasi 4 mendapatkan tantangan membuat gerak animasi secara bebas. Setiap karya individu tersebut dikirim ke instagram dan linknya dikirim ke group whatsapp. Kami memberikan respon, ketika sudah dianggap baik, maka diberikan respon “gkl”, artinya good kirim link dan yang sudah sangat baik diberi respon “vgkl” artinya very good kirim link. Mereka yang sudah mengirim diberikan kesempatan untuk presensi kehadiran. Kehadiran yang dimaksud adalah kehadiran karya yang dibuatnya. Tidak berhenti di situ, masing-masing karya siswa dikirim pula kepada siswa yang ditunjuk dan disepakati oleh kelas untuk membuat kompilasi video hasil karya siswa. Kompilasi video tersebut selanjutnya diposting di youtube animax.
Cara inilah saya yakini sebagai cara untuk memberikan penghargaan kepada setiap anak didik. Dari inilah, siswa yang belum mengirim dipacu untuk mengirim. Tim editing pembuat kompilasi tidak akan bisa menyelesaikan apabila masih ada siswa yang belum mengirim. Dari proses inilah, akhirnya siswa terpacu untuk mengirim karya agar tidak menghambat project kelas. Ada bentuk tanggungjawab yang dilatih dari kegiatan ini.
Setelah video kompilasi karya kelas selesai dibuat, sebagai bentuk penghargaannya pihak Jurusan mempostingnya di youtube Animax. Hasilnya dikirim ke group watshap kelas X dan group orang tua. Like dan subcribe sebagai bentuk realisasi penghargaan terhadap karya kelas tersebut. Sederhana, namun setiap karya mendapatkan penghargaan yaitu terposting di youtube. Bagaimana perasaan siswa setelah melihat karyanya diposting di youtube?
“Tentunya senang pak, karena saya merasa dihargai dan juga bangga akan karya yg saya buat, walaupun blm seberapa tapi itu hasil kerja saya sendiri dan ide saya sendiri”, ungkap Gisela.
“Yang saya rasakan saya merasa bangga, karena karya saya sendiri masuk di youtube animasi. Saya juga merasa bangga karena vidio animasi kelas saya selesai dan juga vidio animasi teman teman saya lengkap semua”, ungkap Muhammad Adika.