“Matur nuwun Pak Kamto. Ibarat hukum *Kekekalan Energi* Bila yang bapak berikan ke sekolah lebih besar dari yang bapak terima, kelak bapak akan panen dalam bentuk lain”, sebuah pesan yang disampaikan Pak Luluk, Kepala SMK Negeri 11 Semarang melalui whatsapp resmi office. Pesan tersebut bukan sekedar memberikan penghargaan kepada Pak Kamto sebagai petugas kebersihan namun di balik itu sebagai bentuk ajakan kepada semua civitas SMK Negeri 11 Semarang untuk menjaga lingkungan tercinta ini. Sebuah pesan moral tentang apa yang sudah diberikan kepada sekolah untuk ditanyakan pada diri sendiri, tidak sebaliknya apa yang sudah didapat dari SMK N 11 Semarang.
Saya berpikir, apa yang menjadi pesan moral Pak Luluk ini perlu saya sampaikan ke anak-anak didik sebagai bagian dari olah rasa. Saya kirimkan video beserta pesan moral ini ke group kelas X dan saya tambahkan pertanyaan pemantik. “Dari apa yang dilakukan pak Kamto untuk sekolah ini, apa yang dapat kalian lakukan untuk sekolah ini agar asri. Sedangkan, hambatan paling berat ketika banyak yang tidak peduli terhadap lingkungan ini, seperti membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah ini”, tanya saya ke anak-anak.
Hanya ada satu alasan, mengapa pola ini saya lakukan, tidak lain bahwa olah rasa dapat membawa pada kesadaran diri. Sesuai hukum pareto, dari apa yang saya kirim ini, pasti ada yang akan mencapai kesadaran diri untuk peka terhadap lingkungan. Beberapa menit setelah saya kirimkan video dan pertanyaan pemantik tersebut, beberapa siswa langsung memberikan respon. Khoirun Nisa yang pertama memberikan respon. “Yang dapat saya lakukan tentang hal tersebut, lebih peduli terhadap lingkungan sekolah, lebih mementingkan kenyamanan dengan membuang sampah pada tempatnya dan mengingatkan teman yang membuang sampah sembarangan”, ungkapnya.”Untuk kedepannya menurut saya,kita semua harus lebih menjaga kebersihan lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, meminimalisir tumbuhnya rumput yang menggangu, bisa dengan menebang sebelum rumput yang sudah layu dan membuang sampah daun yang gugur”, ungkap Felysa. Moreno Rizky Herlambang memberikan respon bahwa yang akan dia lakukan adalah akan menghargai pak Kamto dengan cara ikut menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan asri. Begitupun di luar sekolah, ia akan menghargai orang-orang yang telah membersihkan lingkungan dan menjaga lingkungan dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Sebuah ungkapan kesadaran diri yang terungkap melalui tulisan dan saya yakin bahwa kesadaran diri ini akan berlanjut pada olah laku. Berapa banyak siswa yang kurang peka terhadap lingkungan, saya punya keyakinan bahwa mereka sebenarnya tahu bahwa lingkungan itu butuh mendapat perhatian, namun karena tidak sering diajak olah rasa, akibatnya perasaannya bebal dan tumpul.
Saya punya keyakinan, ketika setiap guru sering memberikan olah rasa dan tentu saja dilandasi dengan keteladanan, maka siswa yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan akan semakin banyak.
Sangat menginspirasi…lanjutkan