Pagi ini saya membersamai siswa kelas X Animasi 2 SMK Negeri 11 Semarang di ruang inkubasi. Diawali dengan sebuah doa dan dilanjut dengan memberikan sebuah pantikan tentang tiga waktu. “Anak-anakku, ada tiga waktu, kemarin, sekarang dan besok. Kemarin sudah berlalu dan tidak bisa dikembalikan lagi dan sudah menjadi sejarah. Waktu besok kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi. Sehingga waktu sekaranglah, detik inilah yang paling efektif untuk kita lakukan”. Dari cerita singkat tersebut, selanjutnya saya pantik kepada anak-anak untuk menyampaikan tentang apa yang akan kamu lakukan hari ini dari tiga waktu tersebut. Kanza berani menyampaikan pendapat bahwa untuk waktu sekarang ia akan melakukan yang terbaik. “Yang paling sederhana yang bisa saya lakukan adalah menyapa guru dengan sopan”. Ia juga menyampaikan tentang apa yang akan dilakukan hari ini adalah menyelesaikan challenge 4 yaitu membuat doodle dan zentangle.
Dari gambaran ini selanjutnya saya memantik kepada siswa untuk menuliskan rencana yang akan dilakukan selama satu hari ini dari pukul 08.00 sampai dengan 15.30 WIB pada saat proses pembelajaran mata pelajaran dasar-dasar animasi. Mengapa hal ini dilakukan? Setiap siswa memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan challenge, sehingga setiap siswa dapat membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut selanjutnya dikirim ke group whatsApp. Ketika perencanaan tersebut ditulis secara logis, saya beri respon dan diberikan persetujuan agar segera merealisasikannya.
Khanza membuat perencanaan sebagai berikut. “Pagi ini, saya ingin merevisi ulang karya saya yang akan saya kirim ke chalange 4. Saya akan meminta beberapa pendapat dari teman saya dan memperbaiki gambar saya, lalu secepatnya mengirimkannya sebelum jam 12:00. Lalu saya ingin menanyakan prihal chalange berikutnya agar saya tidak salah mengerjakan nya, lalu jika saya jenuh saya ingin menggambar dengan pensil warna. Saya ingin juga untuk membuat karya bebas berupa gambar anak perempuan yang manis. Setelah jam pembelajaran selesai pada pukul 16:30. Saya ingin bergegas pulang agar tidak kehabisan bus pulang, karena jam pulang sekolah dan jam pulang kerja yang sangat padat bisa membuat saya sampai di rumah pada pukul 18:00 atau lebih. Sebelum pulang saya ingin membeli lemon tea di sebelah halte untuk mengusir rasa lelah saya dari perjalanan pulang saya”. Andyanti juga memiliki perencanaan yang berbeda. “Pukul 08:40 – 11:30 akan membuat sketch ilustrasi bebas bertema mahkluk hidup, pada pukul 16:30-19:00 akan melanjutkan dan menyelesaikan karya bebas tema makhluk hidup ke ilustrasi digital, dan pukul 19:15 – 21:00 melanjutkan tantangan animasi tertawa dari pak Di, paling tidak sampai lineart atau base color.
Setiap anak diberikan kesempatan untuk membuat perencanaan sendiri. Perencanaan ini sebagai acuan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan dalam satu hari berkaitan dengan challenge atau tantangan yang akan dibuatnya. Tujuan dari membuat perencanaan ini, agar siswa siswa dapat memenuhi target dengan waktu yang telah ditetapkan. Mereka akhirnya akan belajar menghargai waktu karena ada terget yang harus dipenuhi. Dalam kegiatan pembelajaran ini justru ada banyak keberagaman. Ada yang sudah membuat karya wajib pada challenge ke-4, ada pula yang mengerjakan challenge bebas karena challenge ke-4 sudah diselesaikan dan disetujui untuk dikirim.
Dari kegiatan pembelajaran pada hari ini, dapat disimpulkan bahwa dari tiga waktu, kemarin, sekarang dan besok, maka yang paling efektif adalah waktu sekarang. Dari waktu sekarang inilah, siswa akhirnya mampu membuat perencanaan untuk hari ini dan mencoba merealisasikan apa yang sudah direncanakan. Menurut Nesya, dengan membuat perencanaan ini, ia merasa senang karena menjadi lebih teratur. Vina merasa puas dengan kegiatan hari ini karena apa yang sudah dilakukan sudah sesuai dengan rencana. Ia merasa sangat senang dengan respon karya yang dikirimnya. Respon “vgkl” yang berarti very good kirim link, menjadi respon sebagai yang sangat menyenangkan, seperti hadiah yang bisa menggantikan lelah yang telah ia lakukan dalam membuat karya. Salam GSM, berubah, berbagi, berkolaborasi.