Lebih baik saya kehilangan materi daripada kehilangan komunikasi. Itulah yang saya ambil keputusan ketika secara tentatif harus mengisi materi matematika di kelas. Meskipun ini agak melenceng, namun sifatnya hanya tentatif. Mengapa pada hari ini pada pelajaran matematika saya fokuskan pada komunikasi? Keluhan dari tempat magang, kemampuan komunikasi siswa relatif rendah. Dari keluhan tersebut saya akhirnya mengambil keputusan untuk memperbaiki komunikasi pada jam pelajaran ini, karena ini merupakan masalah yang urgent.
Malam harinya, saya kirimkan ke whatsApp group agar siswa mempersiapkan diri untuk presentasi ataupun bercerita di depan kelas. Meskipun kegiatan ini sederhana, namun akan terasa beban bagi siswa yang tidak terbiasa bercerita di depan kelas. Dari kegiatan inilah diharapkan siswa akan mampu mengatasi permasalahan ketidakpercayaan diri. Mayoritas siswa akan tremor ketika diminta untuk berbicara di depan orang banyak.
Pagi-pagi ketika saya bertemu dengan anak-anak di ruang L21, usai berdoa saya bercerita tentang keluhan salah satu perusahaan terhadap siswa yang magang. “Permasalahan yang pertama dan sering dikeluhkan pada industri, kira-kira apa ya?”, tanya saya. Salah satu siswa menjawab tentang komunikasi yang menjadi permasalahan tersebut. “Hal sepele, misalnya ketika di tempat magang, tidak menyapa dengan pembimbing”, ungkap saya selanjutnya. “Nah, pada hari ini, kalian saya minta untuk bercerita di depan kelas”. Akhirnya saya menampilkan aplikasi pengacak nama, dan disitulah keseruan terjadi. Satu per satu, siswa yang mendapat kesempatan berbicara di depan umum mencoba bercerita dengan batasan waktu 5 menit. Di kelas tersebut juga diberi kesepakatan bahwa, siapapun yang sedang berbicara, maka yang lainnya memiliki kewajiban untuk mendengarkan. Budaya inilah yang selalu ditanamkan dan digaungkan sebagai penerapan value menghargai.
Dari proses ini, ditemukan sebagian siswa lancar dalam berbicara, namun banyak juga yang belum lancar berbicara. Dari kegiatan inilah saya justru menjadi tahu siapa saja yang perlu ditingkatkan. Namun yang pasti, anak mendapatkan pengalaman untuk berbicara di depan orang banyak. Siswa yang sudah magang cenderung memiliki kemampuan public speaking yang relatif bagus. Setidaknya dari kegiatan ini memberikan pengalaman bagi anak yang tidak terbiasa berbicara di depan umum akan mengatasi ketikpercayaan diri. Akhirnya satu demi satu siswa mampu bercerita dalam waktu 5 menit. Di akhir siswa merasakan bahwa kegiatan ini jauh lebih bermanfaat untuk pengembangan diri siswa. Salam GSM, berubah, berbagi, berkolaborasi.
Inilah bentuk pembelajaran di kelas yang sesungguhnya.
Siswa bukan hanya dikejar oleh materi yg harus dicapai tp siswa juga memerlukan sesuatu yang berarti dan menjadi bekal pd saat mereka mulai memasuki dunia nyata.
Terus semangat pak
Pingback: Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid - Diyarko.Com