Hari ini, Jumat, 17 Maret 2023, SMK Negeri 11 Semarang melaksanakan kegiatan Jumat Bersih dengan tema “Bangun Kepekaan Lingkungan”. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh siswa dengan didampingi oleh para Pembimbing dengan lokasi yang sudah ditentukan. Para pembimbing ini adalah semua guru yang mengajar pada jam pertama dan kedua yang bertugas sebagai quality control terhadap pelaksanaan kegiatan Jumat Bersih ini. Setiap siswa memiliki tugas dan tanggungjawab membersihkan ruangan dan sekitar kelasnya.
Kegiatan Jumat Bersih ini harapannya bukan sekedar sebagai kegiatan rutin, namun kegiatan tersebut berdampak pada kesadaran diri bahwa untuk menjaga kebersihan sebagai wujud kepekaan lingkungan. Agar kegiatan ini sampai pada kesadaran diri, maka setiap kelas diberi wadah berupa link untuk mengisi refleksi atau olah rasa melalui link: .
Melalui link tersebut perwakilan kelas dapat memposting foto saat kegiatan dan menyampaikan apa yang dirasakan dari kegiatan jumat bersih ini. Refleksi ini merupakan bagian dari olah rasa dan penerapan social emotional learning. Inilah yang membedakan antara manusia dengan mahkluk lain, yaitu budaya dialektika untuk membangun kesadaran diri.
Kepala sekolah SMK Negeri 11 Semarang, Drs. Luluk Wibowo, S.ST., M.T dalam kegiatan ini berkeliling untuk memantau bagaimana efektivitas kegiatan ini. Ada beberapa catatan dari perbincangan saya dengan Pak Luluk, bahwa pelaksanaan dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak terutama para pembimbing. Kehadiran para pembimbing masih sangat diperlukan, karena siswa masih berada pada tahap belajar untuk membangun kepekaan terhadap lingkungan. Kesadaran diri siswa ini selain dibutuhkan refleksi yang membawa pada ranah tersebut, masih membutuhkan sosok guru yang ikut mendampingi mereka. Keteladanan dari guru sangat diperlukan dalam kegiatan ini. Catatan yang kedua, terkait kegiatan ini dirasa belum optimal efektivitasnya. Masih ada sebagian siswa yang aktif melakukan pekerjaan ini, namun masih ada yang acuh terhadap kegiatan ini. Mungkin kegiatan secara masal ini masih perlu ditinjau kembali. Dari perbincangan tersebut, Pak Luluk memberikan arahan untuk kegiatan berikutnya adalah membuat jadwal kelas secara bergiliran bertugas untuk melaksanakan jumat bersih. Tim kesiswaan perlu membuat peta ruang dan memberi nomor presensi pada peta ruang tersebut sesuai lokasi tanggungjawabnya. Mungkin satu ruangan, hanya dibutuhkan oleh 9 siswa saja, sehingga setiap kelas yang berisi 36 siswa yang sedang bertugas mendapatkan giliran kegiatan Jumat Bersih akan menjangkau empat ruang. Dari situ dapat dipetakan setiap hari Jumat akan ada berapa kelas yang mendapat giliran melaksanakan kegiatan Jumat Bersih. Kegiatan tersebut dapat dikonversi menjadi bentuk pembelajaran, karena kesadaran terhadap lingkungan jauh lebih penting.
Usai kegiatan Jumat Bersih ini, para pendamping menandatangani buku SKU (syarat kecakapan umum) untuk Pramuka Penegak Bantara pada point 9 yaitu melaksanakan kerja bakti di masyarakat. Bagi siswa yang aktif mengikuti kegiatan Jumat bersih ini akan mendapatkan reward berupa ditandanganinya buku SKU sebagai syarat penilaian Kepramukaan di SMK Negeri 11 Semarang.
Semoga kegiatan Jumat Bersih yang dilakukan ini sampai pada proses kesadaran siswa untuk membangun kepekaan lingkungan.