“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada Yang terhormat Kepala Sekolah SMK Negeri 11 Semarang. Yang kami hormati, seluruh Bapak/Ibu Guru dan karyawan SMK Negeri 11 Semarang. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayahNya, kita bisa menikmati hari yang cerah ini hingga menghadiri acara halalbihalal di sekolah. Berikut kami bacakan ikrar syawalan halalbihalal siswa sekolah SMK Negeri 11 Semarang. Pertama, kami seluruh siswa dan Siswi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H kepada Bapak/Ibu Guru. Kedua, kami seluruh siswa SMK Negeri 11 Semarang mohon maaf sebesar-besarnya apabila selama ini banyak melakukan kesalahan ketika dibimbing Bapak/Ibu Guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Ketiga, kami seluruh siswa sekolah SMK Negeri 11 Semarang turut mendoakan agar Bapak/Ibu Guru selalu diberikan kemudahan dalam membimbing kami. Semoga apa yang Bapak/ibu lakukan selama ini bisa menjadi pahala besar di akhirat kelak. Demikian ikrar halalbihalal yang kami sampaikan. Apabila ada kekurangannya, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”. Ikrar tersebut dibacakan oleh Roni, sebagai ketua Kerohanian Islam SMK N 11 Semarang.
Ikrar tersebut dibacakan dalam acara apel pagi dan halal bi halal. Ikrar inilah yang membedakan dari acara halal bi halal di tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pembacaan ikrar tersebut merupakan merupakan inisiasi dari murid untuk meminta maaf sekaligus mendoakan kepada guru-guru dan karyawan agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam proses pelayanan pengajaran dan pembimbingan. Ikrar yang dibacakan dengan hikhmat dan didengarkan oleh seluruh siswa yang mengikuti kegiatan apel merupakan gerbang bagi siswa untuk mencapai kesadaran diri. Halal bi halal bukan semata-mata kegiatan rutin dengan bersalam-salaman namun dengan diawali ikrar tersebut, siswa menjadi lebih mengerti apa maksud dan tujuan kegiatan tersebut diselenggarakan.
Inilah cara kami di SMK Negeri 11 Semarang mengawali kegiatan pembelajaran agar apa yang sudah menjadi kebiasan tidak hanya sebatas rutinitas tanpa makna. Selama ini, kegelisahan yang mungkin saya rasakan juga dialami oleh para pendidik lainnya ketika menjelang hari pertama sekolah setelah libur panjang. Saya selalu mempertanyakan efektivitas pembelajaran yang sudah saya dilakukan. Jangan-jangan saya sendiri telah kehilangan daya tarik bagi murid sebagai tempat belajar untuk memfasilitasi pembelajaran yang bermakna anak, spirit jiwa pembelajar pada anak belum kembali. Mereka belum merasa move on dari liburan. Murid-murid masih kehilangan motivasi untuk belajar, karena mereka tidak melihat hubungan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan kebutuhan mereka dalam menyelesaikan masalah pribadi dan lingkungan sekitar.
Hari pertama sekolah setelah libur panjang menjadi titik balik bagi kita sebagai pendidik, adakah perubah segar yang baru, ataukah justru hanya kembali kepada rutinitas perjumpaan dikelas sebagai sebuah kewajiban telah terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Atauk kita perlu mengimplementasikan strategi baru yang memabawa pada antusiasme dan menciptakan suasana di mana anak-anak merasa didengar, dihargai, dan termotivasi untuk belajar. Hari ini dengan adanya apel pagi dengan pembacaan ikrar halal bihalal sebagai moment penting bagi mereka pada proses kesadaran diri untuk berdialog di dalam ruang ketiga mereka.