Filosofi Lanceng dalam Membangun Sekolah

Hari ini, 10 Mei 2022 saya melakukan perjalanan ke SMK N 1 Batumandi, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan. Perjalanan yang cukup lama, dari rumah, Kota Semarang pukul 6.00 WIB, sampai di lokasi pukul 16.00 WITA.

Perjalanan lewat udara dari Bandara Ahmad Yani menuju Bandara Samsudin Noor, Banjar Baru dan dilanjut dengan perjalanan darat sampai ke SMK N 1 Batumandi. Tak terasa waktu yang panjang begitu terasa cepat. Dalam perjalanan yang dijemput langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak Kasianto yang humoris, menemani perjalanan dengan banyak cerita. Beliau, 5 tahun lagi sudah pensiun, namun semangat untuk membangun sekolah yang beliau pimpin terus membara. Itulah yang membuat saya ikut tertular energi positifnya, sehingga dalam perjalanan tak ada sedetikpun terasa mengantuk. Energi dan aura positifnya mempengaruhi semangat saya untuk ikut berbagi pengalaman bergerak di GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) di sekolah ini.

Sekolah Menengah Kejuruan yang kecil di wilayah Kecamatan Batumandi yang dipimpinnya baru selama 2 tahun berhasil menjadi sekolah pusat keunggulan. Rasa syukur mendapat lebel inilah yang membuat beliau terus bergerak untuk membangun sekolah yang menyenangkan.

Perubahan mindset yang diperoleh saat mengikuti kegiatan workshop tentang Pembentukan Ekosistem Menyenangkan oleh Founder GSM, Pak Muhammad Nur Rizal dan Bu Novi, membuat beliau semakin gandrung untuk membangun sekolah bersama guru-guru yang memiliki potensi luar biasa. Menurut beliau, selama ini, kita salah arah, orientasi pendidikan sebatas mengisi materi, sedangkan menyentuh pengembangan passion anak didik belum begitu diperhatikan. Beliau merasa sebagai nahkoda di sekolah harus tetap bergerak.

Dari sinilah, saya diminta beliau untuk bersama-sama membangun mindset para guru dalam kegiatan IHT tentang Gerakan Sekolah Menyenangkan. Beliau berharap apa yang akan ditanam ini akan tumbuh menjadi pohon yang rimbun, berbuah lebat ke depannya.

Beliau berharap SMK N 1 Batumandi yang letaknya jauh dari Kota Banjarmasin akan menjadi sekolah rujukan bagi sekolah lain. Dengan program sekolah mbangun desa menjadi roh yang dapat menggerakan anak didiknya menjadi generasi yang penuh empati.

Sesampai di sekolah, saya melihat ada sesuatu yang unik, di mana sekolah memberdayakan lingkungannya sebagai tempat unit produksi. Sekolah yang banyak tumbuh tanaman bunga, di bagian belakang sekolah sebagai ternak lanceng (lulut) sebagai penghasil madu. Ternyata inilah sebagai sumber inspirasi segenap warga sekolah untuk selalu mengedepankan pada kolaborasi, kerjasama dan gotong royong. Sekolah menyenangkan sudah menjadi bagian dari ekosistem yang terus dikembangkan. Salah satu yang dapat dirasakan adalah keramahan dari setiap warga sekolah. 

 

 

 

1 thought on “Filosofi Lanceng dalam Membangun Sekolah”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *