“Ijin bergabung di kegiatan OSIS Pak. Alhamdullilah Dana Usaha Mandiri OSIS hari ini sedang banyak order”, ijin Hanna dengan sopan untuk meninggalkan kelas. Kegiatan mencari dana usaha mandiri kali ini adalah “DOSIS” yang merupakan singkatan dari Dodolan OSIS. Apa respon pembaca mendengar ungkapan ijin yang dilakukan Hanna selaku ketua OSIS Prayatna Maitri SMK Negeri 11 Semarang angkatan 34? Tentu banyak beragam respon. Bagi guru yang belum tahu latar belakang mengapa kegiatan tersebut dilakukan, kemungkinan terbesar adalah melarangnya dan agar tetap mengikuti pembelajaran di kelas. Namun ketika kita menggunakan sudut pandang yang lain, akan lain ceritanya. Dari uangkapan Hanna tersebut saya justru merasa bahagia, karena ijin meninggalkan kelas tersebut demi belajar hal yang lebih kontekstual untuk memberikan kebermaknaan hidupnya demi kebersamaan dan kemandirian dari sebuah organisasi. Saya justru melihat kegiatan yang dilakukan pengurus OSIS Prayatna Maitri ini sebagai bentuk merealisasikan kegiatan wirausaha yang sesungguhnya, menjalin kebersamaan atau kegotongroyongan demi berjalannya sebuah organisasi. Apa yang pernah saya sampaikan, “Tanyakan pada diri kalian, apa yang telah kau berikan untuk OSIS? Bukan bertanya apa yang sudah kau dapatkan dari OSIS?” direalisasikan dengan aksi nyata dana usaha mandiri.
Seribu persen saya memberikan ijin kepada Hanna untuk bergabung bahkan sebagai pemimpin inilah yang patut dicontohkan kepada para pengurus lainnya. Ia harus mencontohkan dengan tindakan langsung yaitu memimpin wirausaha. Hari ini, 1 Februari 2024, Pengurus OSIS Prayatna Maitri mendapatkan orderan banyak, sehingga mereka harus menata dan mengirim orderan ke kelas-kelas yang memesan.
Menurut Hanna, Pengurus OSIS menggunakan modal sebanyak Rp 100.000 dan selama 9 hari mereka melakukan kegiatan penjualan tersebut dan sudah mendapatkan keuntungan Rp 605.200,00 dan belum dihitung dengan keuntungan hari ini. Saya tidak terlalu melihat keuntungan secara finansial, karena dana usaha mandiri ini semata-mata untuk melatih kemandirian berorganisasi dan menjalin kebersamaan dari pengurus OSIS. Inilah profit yang paling berharga dalam membangun karakter positif pengurus OSIS, sedangkan profit finansial merupakan hasil tambahannya yang bisa untuk menambah kas.
“Yang saya rasakan yaitu senang dan sangat antusias terhadap kegiatan Dodolan OSIS di SMKN 11 Semarang ini, karena banyak sekali peminatnya dan juga bisa berkeliling untuk berjualan dari tiap kelas ke kelas untuk menjual barang Dodolan OSIS yang biasa disebut DOSIS. Kegiatan ini sangat baik dilakukan di SMKN 11 Semarang bukan hanya mencari uang untuk tambahan kas OSIS, tapi juga bisa untuk menambah pengalaman berjualan dan relasi teman dari berbagai kelas dan bisa bekerjasama untuk bisa menjual dagangan OSIS secara laris manis. Saya juga belajar lebih lagi untuk bersabar, disiplin, tanggungjawab, jujur, dan juga amanah”, ungkap Raka salah satu pengurun OSIS dalam memberikan refleksi.
“Saya merasa sangat senang dan bangga dengan angkatan saya karena ini adalah pertama kalinya untuk angkatan kami melakukan kegiatan danusan. Tentu ada masalah kecil dalam kegiatan ini, tetapi hal itu yang membuat teman-teman OSIS dapat belajar untuk bekerjasama dengan baik, disiplin dan tanggung jawab. Untuk kedepannya kami akan melakukan kegiatan danusan dengan lebih baik lagi dan tentunya dengan belajar dari kesalahan dan kekurangan dari danusan osis ini”, ungkap Hana ketua OSIS angkatan 34.
“Saya merasa senang karena ketika saya berjualan saya dapat berinteraksi dengan banyak sekali orang dan saya dapat mengetahui siapa saja yg menjadi target marketing saya. Dan dapat memajukan dodolan OSIS SMKN 11 Semarang supaya siswa dapat mengetahui bahwa ada wirausaha dari pihak OSIS sendiri, saya merasa ketika saya muter untuk berjualan banyak yang g membeli itu saya sangat bersyukur sekali dan juga berinteraksi sesama siswa lebih erat dan dapat mengenal siapa yang belum kita kenal. Hal baik yang kami peroleh adalah bagaimana cara berwirausaha dengan baik dan benar dan menjalankan kewajiban dengan baik”, ungkap Tifani.
Dari refleksi pengurus OSIS tersebut menggambarkan bahwa mereka mendapatkan kebermaknaan dari kegiatan tersebut. Selamat menjalankan kegiatan Dana Usaha Mandiri para pengurus OSIS. Inilah salah satu yang akan membuat hidup kalian lebih berarti.
Lanjutkan dan sermoga anak2 kosnisten dalam menjalankan missinya