“Proses tidak akan mengingkari hasilnya”, pepatah yang sering kita dengar. Itulah yang dialami oleh siswa kelas XI Animasi SMK N 11 Semarang yaitu Alfito, Riquel, Ahmad Zainudin dan M.Naviis dengan perjuangan yang panjang akhirnya diterima mengikuti Diklat di Brown Bag Film Studio Bali. Seleksi untuk masuk diklat yang sangat ketat karena diikuti oleh calon-calon animator seluruh Indonesia, akhirnya mereka dinyatakan lolos mengikuti diklat selama 1 bulan dari tanggal 7 Februari sampai dengan 7 Maret 2022 secara gratis biaya akomodasi dan transportasi.
Untuk mencapai prestasi itu mereka melakukan proses latihan yang panjang. Diawali dengan belajar animasi 3D yang dibimbing oleh Pikara Studio, dan mampu meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing atau menjadi mentor bagi teman-temannya setelah kegiatan pembelajaran di kelas. Jiwa empathi yang dimiliki mereka menjadi pembuka jalan kebaikan sehingga mereka diterima di industri yang berkelas internasional. Mudah-mudahan setelah diklat tersebut mereka dinyatakan lolos, karena akan mendapat ikatan kerja di Brown Back Film Studio Bali. Semoga menginspirasi yang lainnya.”Proses tidak akan mengingkari hasilnya”, pepatah yang sering kita dengar. Itulah yang dialami oleh siswa kelas XI Animasi SMK N 11 Semarang yaitu Alfito, Riquel, Ahmad Zainudin dan Muhammad Naviis, dengan perjuangan yang panjang akhirnya diterima mengikuti Diklat di Brown Bag Film Studio Bali. Seleksi untuk masuk diklat yang sangat ketat karena diikuti oleh calon-calon animator seluruh Indonesia, akhirnya mereka dinyatakan lolos mengikuti diklat selama 1 bulan dari tanggal 7 Februari sampai dengan 7 Maret 2022 secara gratis biaya akomodasi dan transportasi.
Untuk mencapai prestasi itu mereka melakukan proses latihan yang panjang. Saya masih ingat kala itu di tahun 2020 di bulan Desember, saat itu mereka masih duduk di kelas X, melihat semangatnya yang menyala saya beri kesempatan untuk mengikuti diklat dari Balai Diklat Industri Denpasar yang penyelenggaraannya di SMK Negeri 11 Semarang. Riquel dan Alfito saya minta untuk mengikuti diklat meskipun bukan peserta resmi. Tugas mereka berdua adalah membantu kegiatan diklat, sambil ikut menyerap ilmu di acara tersebut. Diklat yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, mereka ikuti dengan serius. Ketika saya ajak diskusi terkait dengan teman-temannya yang tidak mendapatkan kesempatan ikut diklat apa apa yang akan dilakukan, kedua siswa tersebut bersedia menjadi mentor untuk teman-temannya. Di sela-sela sebelum diklat yaitu pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB kedua siswa tersebut memberikan mentoring kepada 5 temannya. Salah satunya adalah M. Nafiis Muzaky yang mendapatkan kesempatan belajar dari mereka berdua. Dari situlah kepercayaan diri mereka berdua tumbuh, yang diikuti dengan berkembangnya sikap dan perilaku empati.
Berbeda dengan Zainudin, yang kala itu belum sempat mengikuti diklat. Karena saat itu masih dalam suasana pandemi, ia belajar dengan kakak kelasnya yang masih satu wilayah tempat tinggalnya. Pada saat itu setiap karya apapun diberikan kesempatan untuk memposting di instagram dan linknya dikirim ke portal animax. Bakat di bidan 3D dari anak ini terlihat melesat dengan beriringnya pantikan dan semangat yang saya berikan. Akhirnya anak tersebut saya ikutkan mengikuti diklat seperti halnya Riquel dan Alfito dan Zainudinpun menjadi mentor bagi teman-temannya.
Usai kegiatan diklat, mereka bertiga mendapatkan kesempatan magang di PIKARA yang kebetulan juga sedang membuat project dengan menggunakan fasilitas sekolah. Pikara merupakan salah satu studio animasi yang bekerjasama membuat project-project animasi dengan melibatkan siswa animasi SMK N 11 Semarang. Kemampuan mereka bertiga semakin meningkat, namun jiwa empatinya terhadap teman-temannya tidak memudar. Bahkan mereka bertiga menjadi lead animator dalam project-project kecil film animasi dari script yang saya buat. Akhirnya film animasi 3D berhasil dibuat dan dipublish di channel youtube animax smkn 11 Semarang. Salah satu karya yang mereka buat dengan judul “Pak Di Pembina Upacara” (https://youtu.be/nH1zOckZGdAhttps://youtu.be/nH1zOckZGdA) dan “Rumus Phytagoras” (https://youtu.be/sPrKNzCXnOMhttps://youtu.be/sPrKNzCXnOM).
Keikutsertaan magang di Studio Pikara mampu melejitkan kemampuannya sebagai animator. Akhirnya usai magang mereka bertiga naik ke kelas XI dan melanjutkan magang di Vokasee untuk memperdalam proses pembuatan modeling 3D. Mereka bertiga mendapatkan kesempatan belajar modeling dari praktisi langsung yang dicarikan pihak Vokasee. Bergabungnya di Vokasee diawali dengan diklat yang diselenggarakan oleh Vokasee bersama 2 guru dan 3 siswa SMK Negeri 2 Banjarmasin yang sedang mengikuti kegiatan upskiling. Kepercayaan diri semakin bertambah dan akhirnya mereka bertiga menjadi tim inti pembuat asset digital di Vokasee. Mereka juga tetap menjadi mentor untuk teman-temannya sehingga ada 20 siswa yang bisa diterima magang di Vokasee karena dimentori oleh mereka bertiga.
Jiwa empati yang dimiliki mereka menjadi pembuka jalan kebaikan sehingga mereka diterima di industri yang berkelas internasional. Masih ingat saat itu saya mendapatkan telpon dari Brown Bag Film Bali dan mendapatkan informasi untuk seleksi diklat selama 1 bulan secara gratis dan semua biaya akomodasi dan transportasi ditanggung pihak industri. Informasi saya teruskan ke group watshap mereka. Ada 9 siswa yang mendaftar dengan mengirim portofolio. Selama 3 hari mereka mendapatkan project membuat gerak animasi untuk seleksi utama selain portofolio pendukung yang sudah dikirim sebelumnya. Lagi-lagi keberuntungan berpihak pada mereka berempat ternyata diterima untuk mengikuti diklat. Perjalanan panjang mereka untuk terus berlatih dan berbagi menjadi pintu jalan meraih kesuksesan. Mudah-mudahan setelah diklat tersebut mereka dinyatakan lolos, karena akan mendapat ikatan kerja di Brown Back Film Studio Bali. Semoga cerita ini menginspirasi.
Congratulations guys, we proud of you 👍
Tankyou