Assesment Pemantik Olah Rasa, Pikir dan Laku

Kegiatan Assesment

Pagi ini, 15 Februari 2024, saya masuk ke kelas X Animasi 4 pada mata pelajaran dasar-dasar animasi. Kali ini, mereka akan menyelesaikan Assesmet Tengah Semester. Ada yang lain dibandingkan dengan penilaian-penilaian yang dilakukan sebelumnya. Pada assesment kali ini memantik murid untuk melakukan olah rasa, olah pikir dan olah laku.  Dalam assesment tersebut terbagi menjadi tiga soal yang memantik olah rasa, olah pikir dan olah laku.

Olah Rasa

Awalnya saya memberikan soal olah rasa. “Perhatikan video berikut melalui link:

https://www.instagram.com/reel/C2JOEe0p4Oq/?igsh=NzZ3d2E2MHZzbHhm

Setelah melihat video tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1) Dari ceritanya apa yang menarik? 2) Apa yang kalian rasakan, ketika kalian sebagai domba hitam? 3) Hal baik apa yang diperoleh dari cerita tersebut?  4) Apa yang akan kalian lakukan setelah melihat video tersebut?”.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan kesempatan murid untuk melihat secara seksama video animasi yang menceritakan tentang domba hitam yang dibuly oleh domba-domba lainnya yang berwarna putih, namun tetap menolong ketika ada ancaman dari elang. Seketika, murid-murid di kelas tersebut langsung memberikan jawaban, yang  hasilnya memiliki jawaban positif.

“Yang menarik dari cerita tersebut adalah tentang domba yang berbeda warna bulu walaupun dia di bully oleh domba lain, namun domba tersebut tetap membantu domba lain ketika ingin di mangsa. Yang saya rasakan ketika menjadi domba hitam adalh pada awal nya sangat sedih karena di bully oleh domba lain karena berbeda warna bulu. Hal baik yang di peroleh adalah jangan membeda-bedakan warna bulu karena yang suatu saat pasti dia mungkin dapat membantumu. Yang saya lakukan setelah melihat vidio itu adalah tidak membeda bedakan orang lain”, ungkap Erlangga Maulana.

“Ceritanya menarik karena kita bisa belajar dari perbedaan yang bisa saling melengkapi. Domba putih selalu dimangsa burung raksasa karena warnanya yang mencolok ketika gelap, tapi karena warna domba hitam tidak mencolok, dia dapat membantu mereka dengan menyerang sang burung. Jika saya sebagai domba hitam, saya mungkin akan merasa tersinggung dan tidak nyaman dengan sang domba putih. Tapi saya tidak akan membalas kejahatan domba putih dan membalas mereka dengan kebaikan. Saya akan tetap menolong para domba putih agar mereka bisa melihat sisi baik dari saya. Hal baik yang kita bisa peroleh dari cerita tersebut adalah jangan membedakan seorang minoritas karena mereka hadir untuk melengkapi kita. Jangan merasa dendam ke orang lain, tetaplah berbuat baik pada siapa saja. Yang akan saya lakukan setelah melihat video tersebut adalah tidak memandang buruk semua teman, berbuat baik pada siapa saja, dan senang menolong teman-teman yang kesulitan”, ungkap Andinie.

“Dari cerita sederhana itu, ada sesuatu yang menarik, yaitu rasisme. Karena berbeda domba hitam malah menjadi bahan pembullyan, dan disisi lain sang domba menggunakan perbedaan itu untuk menjadi kekuatannya dan membantu para pembullynya sebuah pelajaran hidup yang menarik. Jujur saya ketika menjadi domba hitam, saya akan merasa direndahkan. Hanya karena berbeda warna saja sudah diperlakukan seperti itu. Dan mungkin jika itu saya, saya akan sedikit segan untuk menolong domba putih. Ada sebuah pelajaran penting yang sepertinya ingin disampaikan oleh sang animator. Yaitu jangan rasis hanya karena berbeda sedikit saja. Dan teruslah menolong orang lain walaupun orang itu telah menyakiti perasaanmu. Perbedaan juga merupakan salah satu hal yang bisa menjadi sumber kekuatan, ketika malam hari domba hitam bisa berkamuflase, dan tidak di mangsa. Saya tidak akan melakukan pembullyan dan rasisme hanya karena perbedaan sederhana. Saya juga akan menolong siapapun tanpa membeda-bedakan”, ungkap Aufa.

“Hal yang menarik dari cerita itu adalah karakter, alur cerita dan pesan moralnya. Jika saya adalah domba hitam tersebut, tentunya saya akan merasa sedih dan kecewa saat saya dikucilkan oleh domba domba lainnya. Meski begitu, saya tidak akan membalaskan dendam atau melakukan kejahatan terhadap para domba putih, karena saya yakin seseorang bisa berubah di masa depan. Hal baik yang bisa dipetik dari cerita itu adalah jangan menilai orang dari penampilannya saja, walau seseorang memiliki penampilan kejam atau jahat, belum tentu orang itu jahat, serta janganlah menjauhi seseorang hanya karena mereka berbeda, suatu ketika nanti, kita mungkin akan membutuhkan bantuan orang tersebut. Setelah melihat video ini, saya akan berhenti menilai seseorang dari penampilannya, bersikap lebih terbuka dan tidak mengucilkan orang lain hanya karena mereka berbeda”, ungkap Azka.

“Menurut saya, yang menarik dari cerita ini adalah alur ceritanya yang sederhana namun sangat bermakna. Yang dimana ada seekor domba hitam, ia adalah satu satunya domba berwarna hitam diantara teman-temannya yang berbulu putih. Ia dijauhi oleh teman-temannya karena mereka takut dengan domba berwarna hitam, tetapi domba hitam tetap bersikap baik pada mereka semua hingga mau menolong mereka disaat susah. Hal tersebutlah yang membuat para domba putih tersadar akan kesalahan mereka dan menyadari kebaikan dari domba hitam. Saya merasa sedih saat melihat domba hitam dijauhi oleh teman-temannya, namun kemudian saya merasa senang saat akhirnya mereka semua berteman baik. Kita dapat mengambil pelajaran dari animasi tersebut, yaitu adalah saling menghargai satu sama lain, toleransi terhadap perbedaan, tidak menilai sesuatu dari luarnya saja, dan belajar untuk bersabar dan ikhlas. Setelah melihat video tersebut, saya akan lebih mendekatkan diri dengan teman-teman saya yang mungkin kesusahan untuk bersosialisasi agar ia tidak merasa sendiri. Saya juga lebih menghargai setiap perbedaan”, ungkap Hanna. Masih banyak jawaban murid-murid terkait dengan pertanyaan pemantik olah rasa tersebut dan tidak saya cantumkan di tulisan ini. Namun tulisannya memberikan respon yang positif.

Olah rasa menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara merupakan konsep yang penting dalam pendidikan Indonesia, terutama dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Ki Hadjar Dewantara, yang dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa, memandang olah rasa sebagai proses pengembangan emosi, rasa ingin tahu, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Olah rasa tidak hanya mencakup aspek intelektual, tetapi juga emosional dan spiritual siswa. Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter yang baik dan kesadaran akan lingkungan. Dalam konteks ini, olah rasa melibatkan pengembangan kemampuan siswa untuk memahami dan merasakan berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai moral, keindahan, serta perasaan terhadap orang lain. Hal ini diharapkan dapat membentuk individu yang berempati, peka terhadap kebutuhan sosial, dan memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan demikian, olah rasa menurut ajaran Ki Hajar Dewantara merupakan upaya untuk membentuk siswa menjadi individu yang lebih utuh secara emosional, moral, dan sosial, sehingga dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Melalui assesment olah rasa dari pertanyaan yang saya berikan tersebut, memantik murid untuk merasakan ketika mendapatkan bulying seperti seekor domba yang berwarna hitam. Setelah merasakan, maka akan muncul kesadaran diri untuk tidak membeda-bedakan dan menjadi orang yang toleran terhadap perbedaan.

Olah Pikir

Soal yang berkaitan dengan olah pikir yang saya berikan sebagai berikut. Buka link: . Lihat video secara cermat. 1) Ungkapkan prinsip animasi yang paling menarik perhatian kalian. Apa alasannya? 2) Dari cerita domba tersebut, prinsip animasi apa yang digunakan? Beri penjelasan pada bagian apa?

Murid sedang Melihat Video Pemantik Melalui Android

Soal tersebut memantik murid untuk bereksplorasi melalui video tersebut, memperhatikan video tentang 12 prinsip animasi. Setiap orang pasti memiliki daya tangkap dan rasa ketertarikan terhadap salah satu dari 12 prinsip animasi tersebut. Soal tersebut memuat diferensiasi konten. Di samping itu, ketika murid diminta memberikan alasan mengapa prinsip tersebut menarik, maka tingkatan kognitif yang ingin dicapai adalah memberikan reasioning. Kemampuan reasoning atau penalaran merupakan salah satu keterampilan intelektual yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan reasoning memungkinkan seseorang untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan mengembangkan solusi yang efektif. Ini membantu dalam pemecahan masalah di berbagai konteks, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Penalaran yang baik membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang tepat dan berdasarkan pertimbangan yang logis. Ini sangat penting dalam situasi di mana keputusan harus dibuat dengan cepat dan berdampak besar, seperti dalam bisnis atau dalam kehidupan pribadi.  Kemampuan reasoning memungkinkan seseorang untuk memahami informasi dengan lebih baik, melakukan analisis kritis terhadap data, dan menyimpulkan kesimpulan yang masuk akal. Ini sangat penting dalam era informasi di mana kita terus-menerus dibanjiri dengan berbagai informasi dari berbagai sumber. Dengan kemampuan reasoning yang kuat, seseorang menjadi lebih mandiri secara intelektual. Mereka lebih mampu memahami dan mengevaluasi informasi secara independen, tanpa tergantung pada pendapat orang lain atau informasi yang tidak valid.  Dari pertanyaan tersebut diperoleh gambaran yang bervariasi dalam menjawabnya.

“Prinsip animasi yang paling menarik perhatian saya adalah Squash and Stretch, Anticipation, Solid Drawing dan Staging. Karena dengan Squash and Stretch, animasi menjadi terlihat lebih bervolume dan tidak kaku. Anticipation membuat gerakan animasi menjadi lebih menarik karena adanya gerakan antisipasi sebelum gerakan inti. Solid drawing juga dapat membuat animasi terlihat memiliki volume dan balance.  Beberapa contoh prinsip animasi yang digunakan pada animasi domba sebelumnya ialah Squash and Stretch & Anticipation. Squash and Stretch terdapat pada saat domba-domba tersebut melompat-lompat, terkejut dan masih banyak lagi. Karena disetiap pergerakan mereka, badan mereka terlihat mengsquash dan mengstretch pada awal dan akhir gerakan. Anticipation terdapat pada saat mereka terkejut, takut dan hendak melompat. Terdapat beberapa gerakan antisipasi sebelum memulai gerakan intinya”, jawab Hanna.

“Prinsip animasi yang menarik menurut saya adalah follow through & overlapping action karena prinsip ini membuat animasi bergerak dengan lebih realistis mengikuti timing saat objek animasi berhenti bergerak. Prinsip animasi yang digunakan dalam animasi domba : squash and treatch saat domba melompat lompat, prinsip anticipation pada ekspresi domba saat domba melakukan gerakan lompat, pose to pose pada saat domba melompat, burung menangkap domba, domba berjalan, slow in slow out saat domba ingin menyerang burung dari belakang, secondary action ketika domba hitam menirukan gerakan burung besar, stagging saat burung terbang mendekat dan menjauh dan follow through rambut domba yang ikut bergerak mengikuti gerakan domba”, jawab Mutiara Ramadani.

“Prinsip animasi yang paling menarik adalah follow through. Follow through saya anggap yang paling menarik karena ada gerakan kedua saat karakter berjalan dan setelah berhenti, menggambarkan bahwa benda tersebut menempel pada objek yang bergerak. Benda yang digerakkan menggunakan follow through membuat animasi tersebut lebih hidup dan masuk akal. Prinsip animasi yang digunakan pada animasi domba yaitu Squash and stretch (pada saat domba melompat), karena karakter domba terlihat melar/ditarik dari bentuk aslinya saat melompat. Follow through dan overlapping animation (bagian akhir saat para domba merayakan kemenangan domba hitam sambil memakai bulu burung), karena ada animasi tambahan yang mengikuti animasi objek, selain animasi walk cycle terdapat pula animasi bulu pada kepala mereka. Anticipation (pada saat domba putih menyerang domba hitam dan saat domba hitam menyerang burung). Domba putih dan domba hitam sama sama mengambil ancang-ancang sebelum menyerang objek yang akan dia lawan, gerakan tersebut disebut anticipation. Timing (selama seluruh animasi), gerakan timing yang lambat digunakan pada saat domba – domba berjalan dengan pelan, gerakan timing cepat digunakan saat domba hitam menyerang burung raksasa”, jawab Andinie. Masih banyak jawaban murid-murid yang tidak saya cantumkan di artikel ini, namun jawaban mereka tergolong lengkap beserta alasan-asalasannya. Jawaban Hanna, Mutiara dan Andinie menggambarkan kemampuan kognitif yang lebih lengkap dengan memberikan penjelasan alasannya. Ketika melihat video pemantik tentang 12 prinsip animasi dan menjawab pertanyaan kedua tentang prinsip animasi yang muncul pada film tentang domba tersebut, Mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan film domba yang dilihatnya. Kemampuan mengasosiasi Hanna tergolong bagus. Kemampuan mengasosiasi ini tidak lepas dari kemampuan menganalisis data informasi yang diperoleh dari dua video tersebut. Dalam ranah kemampuan kognitif, soal pemantik olah pikir ini sudah masuk pada tingkatan C4. Tingkatan C4 dalam taksonomi Bloom mengacu pada tingkat “Analisis”. Pada tingkatan ini, siswa diminta untuk memecah materi atau informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian-bagian tersebut. Mereka juga diminta untuk mengidentifikasi pola, menghubungkan ide-ide, dan mengidentifikasi penyebab dan konsekuensi. Dalam konteks pembelajaran, tingkatan C4 penting karena membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis yang kritis, memungkinkan mereka untuk memahami informasi dengan lebih mendalam dan mengambil kesimpulan yang lebih terperinci. Ini merupakan langkah penting dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif.

Olah Laku

Olah laku menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara merupakan konsep yang mencakup perilaku dan tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang baik. Menurut ajaran Ki Hadjar Dewantara, olah laku bukan hanya sekedar tindakan fisik atau tingkah laku luar biasa, tetapi juga mencakup sikap, nilai-nilai, dan moralitas seseorang. Oleh karena itu, olah laku tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan teknis, tetapi juga untuk membentuk karakter yang baik, seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, dan toleransi. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pembentukan olah laku yang baik harus dimulai sejak dini, dalam lingkungan pendidikan formal maupun informal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan individu yang memiliki kesadaran moral yang kuat dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Olah laku menurut ajaran Ki Hajar Dewantara juga mencakup konsep pembiasaan (habituation), yaitu proses membentuk kebiasaan atau rutinitas yang baik dan positif dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan ini dilakukan melalui pendidikan yang terus-menerus dan konsisten, baik di sekolah maupun di rumah, sehingga olah laku yang baik menjadi bagian integral dari kepribadian individu. Di dunia SMK, olah laku dapat dilihat dari proses berlatihnya murid untuk meningkatkan kompetensinya. Pada proses tersebut, secara komprehensif dilatih bagaimana bertingkahlaku. Ketika murid animasi melakukan proses meningkatkan keterampilan di bidang animasi, mereka akan berlatih secara teknis, berlatih mengatur waktu agar dapat memenuhi deadline waktu yang telah ditetapkan dan secara etika akan menampilkan karya yang bebas plagiasi sehingga kejujurannya dapat dipertanggungjawabkan.

Terkait dengan olah laku tersebut saya memberikan soal praktik. “Buatlah gerakan beserta sound effect pendukungnya dengan menerapkan prinsip animasi  dari salah satu script berikut: 1) Seekor domba meloncat loncat kegirangan, saking asyiknya ia jatuh dari ketinggian hingga tersangkut di dahan; 2) Seekor domba hitam merasa murung dalam posisi duduk, ia kemudian berdiri dan berjalan pelan. Karena melihat cacing, ia terkejut dan loncat; 3) Domba putih yang gemuk tertidur pulas, lalu bangun dan berjalan. Ternyata ia sedang ngelindur berjalan dan akhirnya menabrak pohon dan jatuh. Baru ia tersadar dari nglindurnya”.

Murid Membuat Gerakan Animasi menggunakan Android

Ketiga soal tersebut jelas memantik murid untuk menghasilkan karya dengan daya imajinasinya. Murid yang mampu mengoptimalkan daya imajinasinya, maka akan menuangkan menjadi gerakan animasi yang menarik, apalagi didukung oleh prinsip-prinsip animasi yang sesuai.

Azka merupakan murid yang pertama kali mengirim hasil olah laku membuat gerak animasi. Ia memilih mengerjakan soal ketiga yaitu domba putih yang gemuk tertidur pulas, lalu bangun dan berjalan. Ternyata ia sedang ngelindur berjalan dan akhirnya menabrak pohon dan jatuh. Hasil gerakannya sudah tergolong baik dengan memenuhi prinsip animasi, namun ada satu hal yang masih kurang yaitu Azka kurang membaca soal dengan cermat. Terbukti adegan “domba putih yang gemuk tertidur pulas, lalu bangun” belum dibuat. Saya sengaja melakukan komunikasi dengan Azka, agar melihat kembali script cerita atau perintahnya dan menanyakan apa yang masih kurang. Beberapa waktu kemudian, Azka mengirim karya revisianya di group whatsapp.

Karya Azka setelah dilakukan revisi

Komunikasi secara individu ini yang selalu saya lakukan, sehingga karya-karya yang dibuat jika memang perlu direvisi, saya ajak berdiskusi. Bagian mana yang perlu direvisi, sebisa mungkin ditemukan sendiri oleh murid. Inilah yang disebut dengan remediasi dalam pembelajaran dasar-dasar animasi yang saya lakukan. Setiap murid memiliki hak untuk meremidi, apabila karyanya belum dirasa puas oleh murid itu sendiri atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan.

Karya Hibatulah

Hibatulah membuat karya sebagai olah laku ini memilih soal bagian pertama. “Seekor domba meloncat loncat kegirangan, saking asyiknya ia jatuh dari ketinggian hingga tersangkut di dahan”. Dari hasil animasi Hibatulah ini  menunjukkan bahwa dia sudah mampu membaca perintah dengan benar. Ia sudah mampu membuat gerakan-gerakan domba melompat-lompat dan akhirnya jatuh di dahan. Sound effect yang digunakan mendukung dramatisasi dari gerakan tersebut, terutama saat domba jatuh dan akhirnya tersangkut di dahan. Awalnya karya yang ia kirim tidak seperti itu, ia melakukan proses revisi pada bagian saat tersangkut di dahan.

Karya Surya Agung

Surya Agung juga memilih soal pertama. Ia juga sudah mampu menerjemahkan perintah yang diberikan pada soal. Dengan kreativitasnya ia mampu menampilkan karya yang menarik dengan memasukkan prinsip anticipation.

Karya Fioerenza

Fiorenza ini mampu membaca perintah secara baik. Ia mampu menerjemahkan perintah yang ada pada script dengan membuat gerakan domba yang meloncat-loncat kegirangan sehingga ia menoleh ke belakang dan akhirnya jatuh dari tebing dan menyangkut di dahan.

Karya Andine

Andinie membuat dengan stile yang berbeda. Ia lebih cenderung membuat dengan stile corat-coret, namun hasil gerakannya sudah menggambarkan script yang ia pilih yaitu script yang kedua yaitu: “Seekor domba hitam merasa murung dalam posisi duduk, ia kemudian berdiri dan berjalan pelan. Karena melihat cacing, ia terkejut dan loncat”.  Meskipun stylenya corat-coret, namun gerakan yang dibuat oleh Andine lebih halus dan menggunakan prinsip animasi anticipation serta didukung dengan sound effect yang tepat. Masih banyak hasil animasi yang dikirim ke group dan tidak semua saya cantumkan pada tulisan ini.  Dari pendapat Andinie, assesment yang saya berikan ini menurutnya tergolong menantang karena membuat dirinya berpikir dan berimajinasi. Inilah yang saya lakukan dalam pembelajaran di hari ini dalam rangka kegiatan assesment yang memantik murid untuk melakukan olah rasa, olah pikir dan olah laku.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *