Seringkali kita merasa lelah secara fisik maupun psikis. Ketika energi kita terkuras dengan hirukpikuknya kehidupan, kita butuh tempat yang ternyaman. Hiling ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti objek wisata merupakan alternatif yang paling dipilih untuk mengurangi kepenatan diri. Namun apabila kita renungkan kembali, sebenarnya masih ada tempat yang paling nyaman di dunia yaitu pangkuan ibu. Beruntunglah yang masih memiliki ibu di dunia ini yang masih bisa kita kunjungi, karena ibulah sebagai tempat ternyaman di dunia ini.
Meskipun kita sudah tua dan masih mendapatkan kesempatan untuk tiduran di pangkuan ibu, ada perasaan damai. Itulah dahsyatnya seorang ibu, yang selalu bisa menerima anak-anaknya dalam kondisi apapun. Ibu merupakan makhluk yang sangat berjasa besar untuk anak-anaknya. Ibu dan ayah atau orangtua disebut sebagai Brahma (brahmāti mātāpitaro. A. I. 131), karena orangtua orangtualah anak dilahirkan, bukan turun dari langit tiba-tiba, bukan pula muncul dari tanah tiba-tiba. Orangtua memiliki kualitas-kualitas seperti makhluk Brahma yakni memiliki cinta kasih (mettā), kasih sayang (karuṇā), simpati (muditā), dan keseimbangan batin (upekkhā). Seseorang seharusnya mengembangkan cinta kasih tanpa batas kepada semua makhluk seperti seorang ibu yang melindungi putra tunggalnya. Ibu dan ayah juga disebut sebagai dewa pertama (pubbadevatāti) dan sebagai guru guru pertama (pubbācariyāti. A. I. 132). Ibu dan ayah adalah dewa bagi anaknya. Mereka adalah penyelamat ketika anak masih tak tahu apa-apa. Selain itu mereka juga sebagai guru pertama karena merekalah yang pertama kali mengajarkan apa yang perlu kepada anaknya. Mereka yang menunjukkan dunia. Oleh karena menghormati orangtua adalah hal yang dianjurkan oleh para bijaksanawan (Mātāpitūnaṃ, bhikkhave, upaṭṭhānaṃ paṇḍitapaññattaṃ sappurisapaññattaṃ. A. I. 151). Vibrasi positif yang selalu dipancarkan inilah yang membuat anak-anaknya selalu rindu untuk tidur di pangkuannya, meskipun usia kita sudah tua.
Kita sebagai pendidik memiliki peran penting untuk mengobarkan jiwa-jiwa cinta kasih. Melalui tantangan kepada murid untuk membuat film animasi pendek tentang motivasi diharapkan akan tumbuh keinginan yang kuat untuk menebarkan cinta kasih. Film pendek berikut merupakan karya Nadhifah yang sering dipanggil Ara. Ia mampu menganimasikan dengan baik. Semoga film animasi ini memberikan kebermanfaatan untuk memotivasi siapa saja yang melihatnya untuk berbakti kepada orang tua sebagai bentuk merealisasikan prayatna maitri atau semangat menebar cinta kasih.
“Pelukan dan pangkuan ibu merupakan tempat paling nyaman di dunia, melewati hari buruk yang menguras banyak energi kembali ke pangkuan ibu akan memulihkan energi kita kembali dan menghilangkan rasa lelah yang menempel”, ungkap Nadhifah setelah berhasil membuat film animasi ini. “Saya akan mencoba lebih dekat lagi dengan ibu, dan menjaga ibu dengan baik agar senantiasa bisa memeluk dan berada di pangkuannya”, ungkap Nadifah lebih lanjut.
Apa yang dirasakan pembaca setelah melihat film animasi ini? Hal baik apa yang pembaca rasakan? Boleh berkomentar di kolom deskripsi ini.