Setiap pukul 00.00 di awal tahun, mayoritas orang bersuka cita menyambut datangnya tahun baru. Kembang api beraneka warna dengan berbagai bentuk menghiasi angkasa menambah gegap gempitanya dalam menyambut tahun baru. Tahun 2024 telah tiba dan tahun 2023 ditinggalkan dan menjadi sejarah untuk dikenang. Dalam setiap insan manusia, pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan di tahun 2023 menjadi bagian dari sejarahnya. Bahkan pengalaman-pengalaman tersebut menjadi acuan bagi seseorang untuk membuat perencanaan untuk melangkah di tahun 2024. Berbagai macam cara penyambutan tahun baru 2024. Sebagian besar kaum muda menyambut tahun baru dengan meniup terompet, melihat pesta kembang api dengan berbagai hiburan yang menggembirakan hati.
Ada sebagian masyarakat yang khusuk berdoa untuk menyambut datangnya tahun baru tersebut. Seperti yang dilakukan oleh sebagian warga umat Buddha di Kelurahan Pakintelan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang melaksanakan puja bhakti Tantrayana di Vihara Hutan Buddha Jayanti 2500 Bukit Kashapa. Warga umat Buddha tersebut berjalan kaki menelusuri hutan, melewati jalan setapak menuju altar yang konon di tahun sebelum 1960 pernah berdiri megah sebuah Vihara sebagai tempat pentabisan Bhikku
Semua orang memiliki banyak pilihan cara dalam menyambut tahun baru. Di balik berbagai cara tersebut ada sebuah tujuan yang sama yakni berharap agar tahun 2024 ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2023.
Ketika hampir semua orang merayakan dan menyambut datangnya tahun baru, justru umat Buddha menyambut tanggal 1 Januari sebagai hari metta atau hari cinta kasih. Memang secara historis hari metta tidak ada hubungannya kehidupan Buddha. Akan tetapi, lahirnya hari Metta dari sebuah peristiwa sehubungan dengan peresmian sebuah rumah sakit Buddhis di Hongkong yang dihadiri oleh World of Buddhist Council dan umat Buddha dari seluruh dunia pada tanggal 1 Januari 1970. Dalam kesempatan ini Perhimpunan Sangha Sedunia menyatakan bahwa Rumah sakit yang bersifat sosial merupakan perwujudan cinta kasih yang nyata. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya hari metta. Metta atau cinta kasih merupakan sifat alamiah atau boddhicita yang dimiliki oleh setiap insan manusia. Metta bagaikan seorang ibu mau melindungi anaknya yang tunggal dengan mengorbankan kehidupannya sendiri, demikian pula hendaklah dia mengembangkan hati yang tak terbatas kepada semua makhluk (Karaneya sutta). Cinta kasih yang dimiliki oleh insan manusia tanpa memandang apa agamanya, apa sukunya, apa ras dan apa budayanya. Cinta kasih inilah yang akan menuntun manusia mencapai kebahagiaan.
Di hari metta ini, saya kembali mengingatkan untuk merenungkan kembali tentang cinta kasih dalam tindakan dari sebuah lagu ciptaan Bhante Saddhanyano.
Mari bersama kita lakukan
Cinta kasih di dalam tindakan
Mari bersama kita praktikkan
Cinta kasih dengan ketulusan
Dengan gembira mari lakukan
Cinta kasih dalam tindakan
Agar semua hidup berbahagia
Bebas dari penderitaan
Mari bersama bergandeng tangan
Hidup rukun dalam kasih sayang
Tiada lagi saling bermusuhan
Walau kita banyak perbedaan
Dengan gembira mari lakukan
Cinta kasih dalam tindakan
Agar semua hidup berbahagia
Bebas dari penderitaan
Mari bersama bergandeng tangan
Hidup rukun dalam kasih sayang
Tiada lagi saling bermusuhan
Walau kita banyak perbedaan
Dengan gembira mari lakukan
Cinta kasih dalam tindakan
Agar semua hidup berbahagia
Bebas dari penderitaan (2x)
Bebas dari penderitaan
Marilah di awal tahun baru ini dan di hari metta ini kita jadikan moment yang penting dalam diri kita untuk terus melakukan tindakan-tindakan yang dilandasi cinta kasih (metta) demi memperbaiki kualitas hidup kita. Mari kita sambut tahun baru 2024 dengan cinta kasih (metta).