Tri Suci Waisak diperingati oleh Umat Buddha untuk mengenang tiga peristiwa yakni Sidharta Gautama lahir di taman lumbini, Sidharta Gautama mencapai penerangan sempurna di bawah Pahon Bodhi dan Sidharta Gautama Parinibana (wafat) di bawah Pohon Sala. Tiga peristiwa tersebut berlangsung pada bulan purnama di bulan Waisak yang biasanya pada bulan Mei. Pada Tahun 2022 ini, Waisak diperingati pada tanggal 16 Mei. Di bulan ini, kita sebagai pendidik juga memperingati dua peristiwa yaitu Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional. Hari Pendidikan Nasional, Hari Waisak dan Hari Kebangkitan Nasional merupakan tiga peristiwa yang memiliki makna mendalam bagi insan pendidik. Ada irisan dari ketiganya yakni sebuah kesadaran diri dari insan manusia untuk bangkit menjadi lebih baik.
Sidharta Gautama yang mencapai penerangan sempurna merupakan buah dari hasil perjuangan yang luar biasa. Seorang putra mahkota Raja Sudodhana yang digadang-gadang menjadi raja di Kapilawastu, namun rela meninggalkan keduniawian, melakukan proses bertapa secara ekstrim selama 6 tahun di hutan uruvela, menyiksa diri dengan tidak makan dan minum, namun akhirnya menyadari bahwa proses itu adalah salah dan akhirnya menemukan jalan tengah (Majimapatipada) sehingga mencapai penerangan sempurna. Penerangan sempurna bukan suatu pemberian dari Dewa, namun sebuah perenungan atau mawas diri melalui meditasi yang dilakukan di bawah pohon Bodhi. Selanjutnya Siddharta Gautama mengajarkan empat kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) tentang jalan yang menuju terhentinya penderitaan yakni pengertian Benar (sammâ-ditthi), Pikiran Benar (sammâ-sankappa), Ucapan Benar (sammâ-väcä), Perbuatan Benar (sammâ-kammanta), Pencaharian Benar (sammâ-ajiva), Daya-upaya Benar (sammâ-vâyama), Perhatian Benar (sammâ-sati) dan Konsentrasi Benar (sammâ-samâdhi).
Dari kisah Siddharta yang berjuang untuk membebaskan penderitaan, dapat diambil hikmah dari uraian di atas sebagai pendidik adalah sebuah titik balik yang membuahkan kesadaran diri untuk menuju pada pendidikan yang lebih baik. Perubahan Mindset (perubahan pola pikir) menjadi fist thinking untuk membangun pendidikan di masa depan. Hanya perubahan mindset yang dapat menggerakan semuanya. Fist thinking dari pendidikan adalah menuntun kodrat anak didik agar menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya, bahagia lahirnya, bahagia batinnya, agar mampu memberikan kebermanfaatan bagi dirinya dan sekitarnya. Semoga kisah Siddharta Gautama menjadi inspirasi bagi pendidik untuk terus menggelorakan semangat dan bangkit dari keterpurukan di dunia pendidikan. Selamat Hari Waisak bagi teman-teman Umat Buddha, Selamat Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional.