Mengembangkan cinta kasih (metta) sudah menjadi visi yang terus saya gerakkan kepada siswa dari berbagai lini. Usai pelantikan dan pengukuhan pengurus OSIS SMK Negeri 11 Semarang angkatan 33, mereka langsung membuka pendaftaran pengurus OSIS untuk angkatan 34. Ada yang unik di SMK Negeri 11 Semarang, kepengurusan OSIS yang berjalan pada tahun yang sama dilakukan dua pengurus langsung. Yang menjadi motor penggeraknya pada tahun 2023 ini adalah angkatan 33, namun dengan berjalannya waktu OSIS angkatan 33 ini sudah menyiapkan generasi berikutnya yaitu angkatan 34. Ketika kegiatan organisasi berjalan, maka angkatan 33 ini sudah menggandeng para pengurus osis untuk angkatan 34. Istilah di kesiswaan, disebut magang OSIS. Artinya, pengurus angkatan 34 melaksanakan kegiatan magang di bawah bimbingan, asuhan dari pengurus OSIS angkatan 33. Kolaborasi yang apik ini diharapkan ketika terjadi penyerahan tongkat estafet kepengurusan, angkatan 34 sudah ikut merasakan bagaimana kinerja OSIS ketika mengikuti proses magang OSIS ini.
Kembali pada kalimat pertama dalam tulisan ini, mengembangkan cinta kasih (metta) merupakan visi yang terus saya gerakkan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan nama OSIS yang disematkan pada mereka yaitu Prayatna Maitri. Prayatna artinya semangat dan Maitri artinya Cinta Kasih. OSIS tersebut memiliki visi yang terus digaungkan yaitu semangat menebar cinta kasih. Bagaimana penerapannya? Ketika penerimaan calon pengurus OSIS angkatan 34 ini, pengurus OSIS angkatan 33 sudah menyiapkan standar seleksi yang ketat. Bukan sekedar akademik, namun justru point yang paling penting adalah karakter. Salah satu karakter yang menjadi tantangannya adalah menunjukkan jiwa empati dan cinta kasih. Karakter ini ditunjukkan dari tantangan yang diberikan berupa project sosial.
Savira, sebagai wakil ketua OSIS yang menjadi penanggungjawab penerimaan calon pengurus OSIS ini memiliki standar penerimaan yang dipaparkan. Salah satunya adalah adanya tantangan project sosial. Menurut Savira, tantangan project sosial ini bertujuan untuk membangun rasa empati dan peduli terhadap sekitar. Kegiatan dapat dilakukan secara berkelompok sesama calon OSIS dengan anggota antara 6-8 siswa. Project sosial dapat berupa kegiatan membersihkan tempat ibadah seperti masjid, gereja, vihara maupun pura, membersihkan lingkungan sekolah, kampanye penanaman pohon maupun kegiatan lainnya untuk membangun empati. Kegiatan yang dilakukan didokumentasi dalam bentuk video, foto dan tulisan yang diupload di google site masing-masing peserta. Berikut kisah-kisah refleksi dan hasil tulisan setelah mengikuti kegiatan project sosial.
Saya Margaret Kelisa Angel Calon pengurus Osis angkatan 34 melaksanakan tantangan project sosial yang diberikan oleh Bapak Diyarko, M.Pd selaku Waka Kesiswaan SMKN 11 Semarang. Dalam tantangan kali ini saya berkelompok dengan Aremania Oryza, Fajar Toni, Rahma Hanum, Raka Fernando dan Syakira Anindya. Kami melakukan project social berupa membagikan makanan kepada orang-orang yang sekiranya membutuhkan yang kami temui di jalanan.
Kami membagikan makanan hasil masakan yang kami buat sendiri yaitu Mie Carbonara. Kami memilih untuk memasak makanan sendiri karena kami merasa itu akan jauh lebih hemat sehingga dana yang kami keluarkan tidak telalu banyak. Bahan yang kami perlukan dalam membuat mie carbonara tersebut antara lain:-4 Mie instan-1 liter susu fullcream-1 keju-air mineral-wadah mika-sendok. Dari bahan-bahan tersebut kami menghasilkan sekitar 10 bungkus yang lalu kami masukan satu per satu kedalam katong plastik. Kami juga memberikan 1 air mineral disetiap bungkus makanannya. Kemudian semuanya telah terbungkus kami membagikan nya di daerah sekitar kami. Tantangan ini menurut saya adalah tantangan yang paling seru. Karena saya harus bekerja sama dengan sesama anggota kelompok sehingga dapat melatih saya untuk saling membantu serta menghargai pendapat teman-teman yang lainnya. Dari tantangan kali ini saya belajar untuk bekerja sama, bersosialisasi dengan orang sekitar, serta saya menjadi lebih bersyukur atas apa yang saya miliki sekarang. Karena diluar sana masih banyak sekali orang yang kurang mampu dan berjuang agar keluarganya dapat tercukupi. Maka kita harus menysukuri apa yang kita miliki dan bila kita memiliki rejeki lebih baiklah kita membantu sesama kita yang membutuhkan.
Pada siang tanggal 16 September 2023, saya Anugrah Satyarama bersama teman-teman jurusan PPLG melakukan tantangan yang diberikan oleh Bapak Diyarko selaku Wakasis SMKN 11 Semarang untuk melakukan projek sosial di tempat umum. Untuk tantangan ini, kita bersepakat untuk membersihkan Taman Buji Rejo dikarenakan lokasi yang cukup dekat dengan rumah kita. Saya dengan teman-teman saya membersihkan pinggir lapangan, mengambil sampah yang berserakan, serta menyapu jalan. Saya merasa senang karena dapat melakukan kegiatan positif dengan teman-teman saya serta bersosialisasi dengan mereka sehingga dapat mengenal mereka lebih dalam. Di era teknologi sekarang banyak sekali orang yang telah kecanduan dengan HP sehingga mereka menyepelekan banyak hal khususnya kebersihan khususnya kebersihan. Saya berpikir untuk mengurangi penggunaan HP sehingga kita lebih sadar untuk menjaga kebersihan. Setelah kegiatan ini saya berharap dapat lebih sadar dengan lingkungan sekitar saya dan sering membersihkannya.
Louis Salvado dan teman-temanny6a melaksanakan Poject Social di sore tanggal 7 September 2023, kelompok OSIS saya bersama sama menuju masjid Al-Munir yang berada di Jl. Meranti Tim. Dlm IV, Padangsari, Kec. Banyumanik, Kota Semarang. Kami menuju masjid Al-Munir dengan berjalan bersama-sama menuju ke sana, hawa sore itu yang cerah membuat saya dan teman teman kelompok saya semakin bersemangat untuk menuju ke masjid Al-Munir. Kami bertujuan kesana untuk melakukan project sosial sebagai challenge yang diberikan oleh OSIS untuk kami, nantinya kami di project sosial ini dapat memberikan hal positif nantinya. Setelah kami datang kesana, saya merasakan adanya ketenangan di masjid Al-Munir. Kami di sambut oleh penjaga dari masjid Al-Munir atau yang di sebut marbot. Jujur saya masih merasa bingung karena saya adalah seorang Kristiani. Saya kira saat saya d isana saya berpikir akan hanya diam karena saya bukan bagian dari agama muslim, namun orang-orang di sana sangat menerima saya. Hati saya tersentuh pada sore hari itu, perasaan senang, bahagia bercampur aduk pada sore itu. Pada sore itu dengan atmosfer yang cerah dan hangat, kami mulai membersihkan masjid Al-Munir. Dimulai dari membersihkan tempat wudhu di mana saya dan teman laki-laki saya Yuga, menyikat dan menyiram daerah tempat wudhu agar tidak berlumut dan licin. Dilanjut dengan membersihkan kaca dan menyapu pojok pojok masjid agar tetap bersih, kami membersihkan masjid bersama sama dibantu oleh bapak marbot disana yang membantu kami. Tak terasa beberapa saat itu kami sudah selesai menjalankan tugas kami di masjid Al-Munir, saat kami beristirahat kami berbincang-bincang dan merefleksikan apa yang sudah kita perbuat tadi. Rasanya mungkin capek, tapi dengan bersama sama pasti tidak capek lagipula kami mengerjakan dengan tulus ikhlas jadi rasa penat, capek tidak ada rasanya di kami. Ternyata ini lho rasanya, selain bisa berbuat kebaikan rasanya juga sangat bisa membantu menjadikan kami lebih baik. Nantinya semogga kami bisa selalu membuat kebaikan kepada orang lain, tidak hanya kepada satu golongan saja namun pada orang lain, suku lain, agama lain dan masih banyak perbedaan. Dari project sosial ini membuat saya lebih dapat memperdalam dan bagaimana merasakan bahagia nya jika bisa membantu kepada siapapun.
Pada sore ini tepatnya tanggal 10 September 2023, Raude Kathryne Regina (X DKV 1), Zefaline Advelina (X DKV 1), Nadin Candra Kirana (X DKV 5), Yukino Clementine ( X DKV 5) Dewi Anggita O.C.F (X DKV 8), Harum Laela Qodariyah (X DKV 8), Rahma Ayu Ramadani (X DKV 8) melakukan tantangan/challenge projek sosial berupa membersihkan Masjid yang berada di daerah Banyumanik yaitu Masjid Ukhuwah Islamiyah El Azhar tepatnya di Jl. Tirto Agung No. 99, Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Di sini mereka membersihkan masjid tersebut secara bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab kami membersihkan masjid tersebut sampai bersih mulai dari lantai bawah sampai dengan lantai atas. “Membersihkan masjid ini banyak sekali hal-hal yang terjadi sampai membuat kami kadang bingung dan juga tertawa. Dan dari hal ini pun kami merasa bangga karena dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan dari hal ini pun kami belajar untuk saling menjaga sikap toleransi dan persudaraan yang harus kami jaga sampai dengan besar nanti. Kami pun juga bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah mempersatukan kami dalam keberagaman yang beragam dan unik. Kami pun berharap semoga hal ini dapat terus berlanjut dan bertahan sampai ktika dimana kami terpilih menjadi Pengurus OSIS SMK Negeri 11 Semarang. Namun diluar hal itu semua kami juga belajar bagaimana kami harus tetap dapat menjaga kebersihan yang berada di lingkungan sekitar dan kami pun juga sebenarnya diharapkan mampu menjadi seorang remaja yang dapat memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan di tempat umum seperti di rumah, jalan, pasar, sekolah, dan lain-lainnya. Dari hal ini pun kami juga dapat berpartisipasi di dalam menanggulangi penggunaan plastik yang lebh bijak dan efisien. Dan pada akhirnya pun kami berharap semoga Negara Tercinta kami yaitu Indonesia semoga dapat segera tercapai cita-cita nya dalam membangun negara yang lebih maju dan makmur terutama di dalam penanggulangan sampahnya”, ungkap Raude Kathryne Regina.
Saya Hanna dan kawan-kawan, memilih untuk melakukan kunjungan ke Yayasan Al Baariq Nurul Jannah (Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa). Saya ingin bercerita terlebih dahulu. Saat hendak masuk ke panti, kami kebingungan dikarenakan panti yang terlihat sangat sepi dan seperti tidak berpenghuni. Singkat cerita, kami pun menghubungi pengelola panti. Lalu kami disambut oleh seorang Ibu yang sudah lumayan berumur dengan 1 remaja laki-laki disampingnya. Kami langsung memperkenalan diri & menyampaikan tujuan kami berkunjung. Setelah kami berbasa basi, ibu itu tiba tiba bercerita jika Panti sekarang sudah sangat sepi dikarenakan anak-anak panti yang sudah pada dewasa dan pulangnya selalu sore hingga malam karena sibuk. Ibu bercerita jika ia merindukan masa dimana anak-anak panti masih pada kecil, bermain bersama-sama dan berkumpul bersama. Sekarang, hanya tersisa 1 remaja laki-laki yang setia menemani sang Ibu. Setelah kami semua pamit pada Ibu pengelola dan berjalan keluar panti, dari kejauhan saya melihat raut wajah Sang Ibu Pengelola yang terlihat sedih. Sepertinya sang Ibu merasa kesepian lagi, asik sekali rasanya bertukar cerita dengan sang Ibu. Kami sekelompok dan sang Ibu juga merasakan kehangatan dari sebuah keluarga. Saya jadi berpikir, bagaimana kehidupan panti yang dulu dan sekarang? apakah anak-anak panti yang sudah dewasa ikut merawat panti, bekerja, dan apakah mereka pernah merindukan masa kecil mereka? Bagaimana sang Ibu Pengelola dapat menghidupi mereka semua? Sungguh hebat. Saya jadi merasa terharu & bangga. Setelah kemarin berkunjung ke Panti, InsyaAllah saya akan lebih sering lagi berkunjung ke Panti dan memberikan sedikit rezeki pada Panti tersebut.
Tulisan-tulisan di atas merupakan beberapa laporan dari kegiatan project sosial untuk prasyarat mendaftar sebagai calon pengurus OSIS. Sederhana yang kami lakukan, semata-mata untuk melatih kepekaan empati. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar merupakan hasil dari mendidik yang sejati. Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun kodrat peserta didik agar mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya baik secara lahir maupun batin, memberikan kebermanfaatan untuk dirinya dan masyarakat sekitarnya. Inilah yang kami lakukan di bidang Kesiswaan, sejak awal ketika akan menjadi pengurus OSIS, mereka harus memiliki kepekaan empati, cinta kasih kepada sesama maupun lingkungan sekitar. Semoga kegiatan ini terus membudaya dan membentuk karakter positif.