Di hari kebangkitan nasional, 20 Mei 2023, kami para volunter GSM Jawa Tengah yakni Pak Iwan (Yudhistira), Pak Sujinarto (Bima), Pak Sugi (Arjuna), Mas Ali (Sadewa) dan saya sendiri Diyarko (Nakula) merasa bersyukur bisa membersamai para volunter GSM Sragen untuk sekedar bincang-bincang membahas bagaimana menggerakkan komunitas GSM agar bisa eksis menuju tujuan mulia memerdekakan dan memanusiakan anak didik.
Diskusi yang dipandu oleh Kang Mas Yudhistira mampu membawa suasana yang nyaman. Satu demi satu, kami diminta untuk bercerita tentang spirit perubahan. Dari saya bercerita tentang bagaimana perubahan diawali dari hal yang paling kecil, terus berbagi melalui one day one article untuk bercerita tentang praktik-praktik yang telah dilakukan di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Praktik yang sederhana yang terus diberikan, meskipun remeh temeh (meminjam istilah Mas Mufid), mungkin akan bermakna luar biasa bagi orang lain. Dilanjut dengan sharring oleh adiku Sadewa yang mampu membakar semangat. Dalam sharringnya, Sadewa memberikan ulasan tentang permasalahan yang mayoritas dialami oleh para guru di Indonesia ketika masuk di komunitas tertentu pasti banyak menanyakan apa yang diperoleh dari komunitas tersebut. Namun GSM memiliki pandangan yang berbeda dengan slogannya, berubah-berbagi-berkolaborasi. Sekecil apapun, perubahan itu harus dilakukan, dan selanjutnya dibagikan dan untuk membangun komunitas yang lebih besar maka kolaborasi menjadi keniscayaan. Dilanjutkan dengan sharing oleh Kang Mas Bima yang berbagi tentang perubahan yang dialami ketika awal-awal menjadi guru yang galak dan akhirnya mengalami proses kesadaran diri sehingga berubah untuk memanusiakan anak didik. Salah satu cara yang diterapkan ketika pembelajaran adalah dengan sistem mentoring.
Obrolan-obrolan santai tersebut sebenarnya untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi di komunitas GSM Sragen yang memiliki banyak volunter dari berbagai komunitas yang memiliki amunisi yang bagus seperti menjadi guru penggerak, namun group masih terasa sepi. Itulah yang diungkapkan oleh salah satu penggiat GSM Sragen, sehingga berharap dari diskusi yang sederhana ini dapat memperoleh solusi. Sharing yang dilakukan oleh Kang Mas Arjuna, yang memiliki kemampuan sebagai coach, memberikan ulasan tentang pengalaman-pengalamannya sebagai kepala sekolah yang awalnya menyuruh para guru, sekarang dengan ilmu coachingnya mampu memantik para guru untuk terus bergerak. Cerita-cerita ketika bertemu langsung dengan founder GSM (Pak Muhammad Nur Rizal dan bu Novi) membawa pada kesadaran diri untuk ikut terjun langsung membesarkan komunitas GSM.
Dari pantikan-pantikan inilah, akhirnya para volunteer GSM Sragen menemukan cara tersediri untuk melakukan road show dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk saling berbagi pengalaman baiknya di group whatsapp maupun secara luring. “Terimakasih banyak Pandawaku, kami di Sragen jadi punya solusi, akan banyak cara menuju Sragen yang menyenangkan. Terimakasih atas support sistem GSM Jawa Tengah. Sungguh kami tercerahkan, hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan Pandawa hebat. Ayo komunitas GSM lain, energy positif pandawa lima, rasakan sensasi nyetrumnya”, ungkap Bu Rara volunteer GSM Sragen sebagai ungkapan refleksinya melalui group whatsapp.
Dari obrolan ini dapat diambil kesimpulan bahwa roda pergerakan Gerakan Sekolah Menyenangkan yang paling efektif adalah komunitas. Komunitas yang dibangun akan menjadi gulungan salju yang terus menggulung menjadi besar, akan efektif ketika di komunitas tersebut terdapat saling berbagi pengalaman baik, bukan lagi menunggu pelatihan-pelatihan dari pemerintah baru melakukan pergerakan. Pergerakan yang dilandasi oleh hati yang tulus untuk memajukan pendidikan, itulah yang akan membawa dampak luar biasa. Namun demikian, komunitas yang besar itu tidaklah cukup, hendaknya value-value memanusiakan dan memerdekakan anak didik tersebut harus terus menerus digaungkan. Lagi-lagi value yang digaungkan tidak cukup, value-value tersebut harus diimplementasikan dalam bentuk ritual-ritual yang bisa dilihat dan dirasakan kebermanfaatannya. Ritual-ritual yang diiimplementasikan yang dirasakan dan dilihat tersebut pada umumnya akan lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol-simbol atau artefak-artefak. Mari di Hari Kebangkitan Nasional ini, kita sebagai guru untuk membangkitkan diri untuk terus bergerak, berbagi dan berkolaborasi demi merealisasikan pendidikan yang lebih baik.
Terus menebar Semangat berGSM di seluruh area Jawa Tengah….untuk menambah Jateng GAYENG dalam Pendidikan yg memanusiakan manusia