“Miris”, ketika mendengar berita bahwa lulusan SMK ternyata menyumbang pengangguran terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada Februari 2021 sebanyak 8,75 juta orang menganggur. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan jumlah pengangguran pada 2020. Dari jumlah pengangguran tersebut, berdasarkan data BPS, lulusan SMK merupakan penyumbang terbesar yaitu sebanyak 13,55% pada tahun 2020 dan 11,45% pada Februari 2021.
Peningkatan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia saat ini tidak terlepas oleh adanya pandemi covid-19. Banyak pekerja yang dirumahkan, kegiatan produksi dihentikan, dan adanya perubahan perilaku manusia terkait pembatasan sosial. Namun, selain adanya pandemi covid-19, penyebab pengangguran juga dipengaruhi oleh kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang unggul, kesenjangan jumlah lapangan kerja dengan angkatan kerja, dan rendahnya motivasi jiwa wirausaha untuk menciptakan lapangan kerja baru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pengangguran yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar lebih terampil, kreatif, inovatif, dan memiliki motivasi wirausaha agar tidak bergantung pada lapangan kerja tetapi dapat menciptakan lapangan kerja baru. Sekolah masa depan diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sekolah masa depan adalah sekolah yang mampu menuntun kodrat anak didik yakni curiosity, diversity, imagination yang mampu membantu anak menjadi versi terbaik dari dirinya. Sekolah bukan lagi sebuah bagunan secara fisik dengan gedung megahnya, namun sekolah adalah lingkungan yang menjadi ekosistem menyenangkan sehingga siswa senang dan gandrung belajar dan mampu mencapai versi terbaik dari dirinya. Sekolah masa depan hendaknya mampu beradaptasi dengan perubahan konteks global dan menjadi tempat terbentuknya anak didik menjadi warga masyarakat Well-Being sebagai tujuan akhir dari pelaksanaan pendidikan.
Agar anak didik menjadi masyarakat yang well-being diperlukan sekolah masa depan yang melibatkan orang tua, komunitas, guru dan peer sehingga dari knowledge, skill dan attitude-value dapat dikembangkan, sehingga memiliki kreativitas, tanggap dan dapat menjadi personal cinta kedamaian. Untuk mengantarkan anak didiknya menjadi masyarakat yang well-being diperlukan kurikulum sekolah yang menyenangkan berbasis A Whole School Approach melalui empat area perubahan yakni lingkungan belajar positif, keterhubungan sekolah, pengembangan personal dan interpersonal serta pembelajaran penalaran dan kesadaran. SMK Negeri 11 Semarang sebagai salah satu sekolah model dari gerakan sekolah menyenangkan berupaya mengembangkan empat area perubahan tersebut.
Pada aspek keterhubungan sekolah, maka sekolah masa depan hendaknya mampu menjadikan sekolah sebagai rumah yang menyenangkan bagi anak didiknya. Dalam hal ini melibatkan keluarga, masyarakat dan lingkungan global sebagai tempat dan sumber belajar di luar. Ciri khasnya adalah sekolah memiliki program yang melibatkan orang tua, masyarakat atau komunitas di lingkungan sekolah untuk ikut dalam proses pembelajaran. Dalam rangka mengembangkan di area ini, SMK Negeri 11 Semarang bergandengan tangan dengan para generasi muda yang memiliki jiwa wirausaha melalui program Muwara (Muda berwirausaha).
Program Muda Berwirausaha (Muwara) bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengenalan mengenai kewirausahaan untuk generasi muda khususnya siswa SMK Negeri 11 Semarang sehingga terciptanya lulusan SMK yang siap bersaing, unggul, berkompeten, mandiri, dan dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro sebagai wadah untuk meningkatkan skill dan pemahaman tentang segala sesuatu yang dibutuhkan anak didi dalam mempersiapkan diri untuk menjadi seorang wirausaha muda.
Sesuai dengan kesepakatan bersama yang ditandatangi oleh Drs Luluk Wibowo, S.ST., M.T pada kamis, 17 Maret 2022, pelaksanaan kegiatan akan berlangsung secara series dan dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan (12 pertemuan) dalam bentuk pemberian materi sesuai tema dan dilanjutkan dengan pemberian tugas kepada anak didik sehingga mampu membekali menjadi wirausaha muda. Dalam penyelenggaraannya, pihak penyelenggara program (Tim Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Diponegoro) akan melaksanakan transfer ilmu kepada anak didik SMK Negeri 11 Semarang mengenai materi yang berkaitan dengan wirausaha secara offline. Selain kegiatan transfer pengetahuan, dalam proses pelaksanaan program ini juga akan memberikan kesempatan secara langsung dalam proses berwirausaha mulai dari branding produk sampai dengan ke tahap pemasaran. Semoga kegiatan ini mendukung passion anak didik sehingga mencapai versi terbaiknya dari dirinya. (Penulis: Ronald Justice dan Diyarko)
Top markotop, semangat…..
Dan majulah vokasi Indonesia