Perhatikan video berikut.
“Tiongkok menjadikan kereta Api bukan sekedar alat angkut namun juga hiburan dan ajang pameran kreativitas visual. Apa yang kalian pikirkan dari video tersebut? Apa yang kalian rasakan? Rencana apa yang ada di benak pikiranmu setelah melihat video tersebut ketika industri kreatif sebagai pilihanmu untuk meniti karirmu?”, tanya saya di group kelas X sambil mengirim video. Video-video yang menarik untuk dikomentari dapat dijadikan sebagai media pemantik siswa agar melakukan olah pikir dan olah rasa. Meskipun tidak semua siswa memberikan komentarnya, namun saya yakin siswa melihat dan melakukan olah pikir dan olah rasa, meskipun tidak diungkapkan melalui tulisan.
Beberapa menit kemudian, ada seorang siswa bernama Kanza memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. “Dengan perkembangan teknologi salah satunya transportasi umum seperti kereta tersebut bisa menginspirasi dan memotivasi para industri kreatif untuk berkembang lebih jauh lagi. Saya merasa bahwa saya harus memiliki perkembangan dalam diri saya sendiri untuk dapat mengikuti perkembangan yang ada. Untuk ke depannya saya harus banyak belajar dan berkembang agar bisa menjadi lebih baik”, ungkap Kanza. Segera saya memberikan respon jempol terhadap penyataan Kanza tersebut.
Respon yang lainnya datang dari Ahmad Yasin. “Kita akan memasuki era dimana teknologi akan berkembang sangat pesat, bukan cuma MRT, bahkan mobil saja sekarang sudah masuk ke era mobil listrik contohnya seperti hyundai IONIQ 5. Saya merasa perkembangan ini dapat memunculkan industri-industri baru yang otomatis dapat memberikan lapangan baru. Saya memiliki rencana untuk dapat berada di industri 3D yang dapat menunjang teknologi-teknologi baru ke depannya”, ungkap Ahmad Yasin.
Berdasarkan respon tersebut menunjukkan bahwa video yang dikirim dapat menjadi pemantik bagi siswa untuk membawa pada kesadaran diri tentang pentingnya meningkatkan kompetensi. Kompetensi di bidang animasi tidak sebatas hanya membuat film animasi, namun lebih luas lagi merambah di bidang perikalan maupun seni visualisasi seperti yang dilakukan di Tiongkok. Video tersebut secara langsung menambah wawasan tentang perkembangan industri kreatif. Dari proses sharing dan refleksi ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu. Jika guru terpaku mengajar hanya pada jam-jam pelajaran saja, maka pembelajaran hanya akan dibatasi oleh empat diding kelas saja. Dibutuhkan fleksibilitas waktu, tempat atau ruang untuk memberikan pantikan maupun refleksi tentang perkembangan teknologi saat ini. Selamat menjadi guru yang merdeka mengajar dan merdeka belajar.