“Permisi pak, untuk gambar yg waktu itu pak Di minta, saya sudah selesai membuatnya Pak”, tulis Cahaya Imania melalui whatsApp. “Jika seperti ini bagaimana Pak?”, tanya Cahaya lebih lanjut. “Wow, bagus nok”, respon saya secara cepat. Setelah melihat karya gambar painting digital ini, saya teringat dengan alumni yang bernama Ifan yang saat ini sebagai frelancer. Pada saat itu, di kala kelas XI, Ifan sudah memiliki penghasilan rata-rata 1,2 juta per minggu karena mengikuti project pembuatan gambar vektor. Sebagai bentuk penghargaannya, Ifan tidak magang di perusahaan namun kegiatan membuat project ini dihargai sebagai magang. Tugasnya setiap akhir minggu memberikan laporan tentang penghasilan yang diperolehnya.
Gambar karya Cahaya Imania ini selanjutnya saya kirim ke whatsApp Ifan dan saya minta memberikan tanggapan. “Siang Pak Diyarko, itu karyanya sudah bagus Pak, itu painting ya pak?”, ungkap Ifan yang memberikan respon cepat. “Ya, mas. Kalau sudah oke. Minta tolong suatu saat hubungkan dengan project ya. Biar anak ini merasakan kerja di dunia nyata”, pinta saya kepada Ifan. Peran guru bukan sekedar mengisi materi. Guru hendaknya mampu menjadi jembatan yang menghubungkan anak didiknya dengan pihak lain yang mampu melejitkan potensinya.
Dari komunikasi yang saya jalin, akhirnya Ifan pun memberikan tantangan untuk Cahaya Imania untuk membuat karya sesuai dengan harapan pihak klien. Dalam waktu satu hari, Cahaya langsung membuat tantangan dengan hasil sebagai berikut.
Gambar karya segera saya kirimkan kepada Ifan dan mendapatkan respon yang bagus. “Bagus itu pak, tapi beda artstyle-nya. Barangkali boleh pak saya hubungi orangnya ?”, respon Ifan. Akhirnya nomor whatsApp Cahaya Imania saya berikan kepada Ifan, sehingga mereka dapat saling berkomunikasi. Sekarang, Cahaya dapat secara langsung berkomunikasi untuk melaksanakan proses belajar dengan pola yang sesuai harapan freelancer.
Hari berikutnya, Cahaya mengirim karya lagi sebagai berikut.
Tantangan bagi Cahaya bukan sebagai beban, justru sebagai pemantik untuk meningkatkan skillnya. “Saya merasa tertantang pak, rasanya cukup menyenangkan karena ini juga pertama kali saya membuat gambar dengan art style yang lain. Saya jadi mendapatkan informasi baru dan pengalaman baru, terlebih dari tantangan ini saya jadi mulai bisa meningkatkan gambar saya lebih dan lebih lagi. Saya juga dapat banyak saran dan hal terebut cukup menyenangkan”, ungkap Cahaya melalui whatsApp.
Hanya ini yang bisa saya lakukan, bukan pemberian nilai berupa angka terhadap karya hasil buatan siswa. Memberikan akses komunikasi dengan masyarakat, dengan klien yang akan membutuhkan jasa anak didik kita. Justru inilah pembelajaran kontektual yang benar-benar riil.
Penghargaan yg tulus kami haturkan kepada bapak Diarko atas segala upaya untuk kemajuan dan keberhasilan ananda, s3moga hal ini menjadi amal kebaikan dan amal saleh bapak…. semoga Allah senantiasa melimpahkan rezki n kesehatan untuk kita semua……amiiinnnnn
Susiyanto(Cahaya imania)