“Pagi Pak Diyarko. Ini Rosa, alumni animasi. Saya boleh mampir ke grafika gak ya hari ini? Kebetulan saya lagi mudik ini pak hehehe”, tanya Rosa melalui whatsapp. “Sangat boleh nok”, jawab saya. Pagi-pagi sudah mendapatkan kabar gembira akan bertemu dengan salah satu alumni Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Rosa merupakan salah satu alumni animasi angkatan kedua, masuk pada tahun 2008. Tahun tersebut juga bersamaan dengan penempatan CPNS di SMK Negeri 11 Semarang. Memang angkatan kedua ini dengan saya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama anggota baru yang bersamaan di SMK Negeri 11 Semarang. Bedanya saya masuk menjadi guru, sedang mereka sebagai siswanya.
Ingatan kembali ke tahun 2008 sampai 2010, dimana saya membersamai mereka untuk belajar animasi dengan peralatan yang serba minim saat itu. Namun semangatnya untuk belajar tergolong tinggi, hingga rela lembur sampai malam ketika harus menyelesaikan film animasi. Meskipun saat itu saya masih mengajar matematika, namun berkaitan dengan animasi saya sudah dekat dengan mereka.
Pukul 14.00 WIB, saya akhirnya bertemu dengan Rosa di SMK Negeri 11 Semarang. Sejak lulus tahun 2010 baru kali ini saya bertemu dengan Rosa. Rasa bahagia yang saya rasakan, karena cerita kesuksesan dia di tempat kerja. Saat ini ia menjadi karyawan sebuah perusahaan di Bali dan ia membidangi desain grafis. Tidak terlalu melenceng dengan keahlian yang dipelajari ketika sekolah. Sambil saya ajak keliling di lokasi SMK, cerita-cerita masa lalu kembali dikenang. “Apa yang membuat Rosa masih ingat Pak Di?”, tanya saya. Dengan jujur ia menjawab karena Pak Di termasuk guru galak. Sambil tertawa bersama. Ia benar sekali, dan saya pun tidak menolak anggapan itu. Memang di tahun-tahun itu saya benar-benar tidak mentolerir keterlambatan. Jika terlambat, maka dapat dipastikan siswa tidak bisa masuk ke ruang kelas. Wajar ketika di benak pikiran siswa sampai bertahun-tahun yang diingat adalah sifat galak tersebut.
Tapi saya pun juga tidak tahu, mengapa justru saya yang dicari oleh Rosa ya, padahal galak. Galak saat itu memang beda tipis dengan tegas. Ya, memang saya tergolong tegas. Jika diingat kembali masa-masa itu kepengin saya mengulang dengan mengubah cara saya bersikap. Andaikan pola-pola Gerakan Sekolah Menyenangkan sudah saya ketahui sejak saat itu, saya sudah melakukan pembelajaran yang lebih menyenangkan saat itu. Tapi tidak apalah, karena GSM baru saya kenal di tahun 2019. Saya masih bersyukur bisa menerapkan GSM sejak tahun 2019 hingga saat ini. Setidaknya pengalaman itu sebagai pelajaran yang berharga untuk mengubah cara pandang dalam memberikan kemerdekaan bagi peserta didik.
Bahagia itu ternyata sederhana, ketika bertemu alumni yang sudah sukses, bahagianya luar biasa. Apalagi dari cerita Rosa, banyak alumni angkatannya yang sukses berkecimpung di dunia industri kreatif.
Wow…sungguh menginspirasi, makasih Pak Diyarko…teruslah menginspirasi..mantap!!!