“Selamat sore para pengurus OSIS Prayatna Maitri. Coba simak video ini. Insipirasi apa yang bisa kalian dapatkan terkait dengan proses perencanaan atau rapat di pengurus OSIS”, tanya saya di group whatsapp OSIS Prayatna Maitri SMK Negeri 11 Semarang sambil mengirim video berikut.
Video tersebut menggambarkan bagaimana di sekelompok guru tentang perbedaan deficit based thinking dan asset based thinking yang saya peroleh dari kegiatan program guru penggerak. Sengaja video tersebut saya kirim ke group OSIS untuk memantik sekaligus menginspirasi kepada pengurus OSIS agar dapat beralih mindsetnya dari berpikir berbasis kekurangan menuju berpikir berbasis kelebihan atau potensi yang dimiliki sebagai asset yang berharga. Inilah cara kami di bidang kesiswaan untuk melakukan aksi nyata bagaimana mengubah paradigma tersebut agar generasi muda ini mampu melaksanakan fungsi keorganisasiannya secara baik, mampu memanfaatkan aset-aset yang ada secara optimal. Hal sederhana apa yang kami lakukan, namun saya yakin akan berdampak pada perubahan pola pikir pengurus OSIS.
“Izin menjawab Pak Di, berdasarkan hasil pengamatan saya mengenai video tersebut, jika di dalam suatu organisasi maupun kelompok akan mengadakan suatu kegiatan, alangkah baiknya menggunakan pemikiran perencanaan ” Asset Based Thinking “, yang mana asset based thinking tersebut adalah pemikiran perencanaan yang mengarah ke hal positif dan kreatifitas, sehingga akan muncul harapan yang membuat motivasi untuk menjalankan kegiatan tersebut dengan penuh semangat, sedangkan ” Deficit Based Thinking ” adalah pemikiran perencanaan yang mengarah ke hal negatif seperti kendala dan kemungkinan buruk, sehingga menimbulkan rasa khawatir jika akan melaksanakan kegiatannya. Jadi inspirasi yang dapat di ambil adalah, kita dapat menggunakan pemikiran perencanaan ” Asset based thinking ” di dalam organisasi OSIS Prayatna Maitri ini, dan kita harus memandang sisi positif dan kreativitasnya, jangan memandang sisi buruk atau negatifnya”, ungkap Ditya salah satu pengurus OSIS.
Tanggapan pengurus OSIS tersebut menggambarkan bahwa video tersebut mudah dipahami karena memberikan contoh langsung perbedaan antara deficit Based thinking dan asset Based thinking sehingga menjadi insight bagi pengurus OSIS untuk merealisasikan asset Based thinking dalam proses perencanaan berorganisasi. “Mantap”, respon saya di group tersebut. Untuk mengetahui aset atau potensi yang dimiliki pengurus OSIS Prayatna Maitri, selanjutnya saya meminta masing-masing bidang untuk menyampaikan aset yang dimiliki. Dalam waktu dua hari, satu demi satu setiap bidang menyampaikan pendapatnya.
“Saya perwakilan dari sekbid 6 angkatan 34 izin menjawab tentang potensi atau aset apa yang kami miliki untuk di kembangkan di OSIS, di dalam program kerja sekbid 6 terdapat kewirausahaan yang dapat di kembangkan. Kita dapat menjual produk-produk hasil karya kita sendiri atau membantu UMKM dalam memasarkan produk mereka dengan berkolaborasi dengan beberapa sekbid yang lainnya, aset yang kita punya adalah siswa yang berada di sekolah kita ini. Mereka dapat membantu kita OSIS untuk menawarkan produk yang kita jual kepada masyarakat yang mereka kenal dan mereka bisa membantu kami dari pihak kewirausahaan. Untuk pengembangan sendiri mungkin ada beberapa yang perlu di kembangkan di kalangan kita adalah cara kita memasarkan produk yang kita jual, cara kita mengetahui apa best produk yang kita punya, mencari target marketing yang tepat. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Terimakasih”, ungkap Tifani salah satu pengurus OSIS bidang 6.
“Saya perwakilan dari sekbid 1 angkatan 34 izin menjawab njih bapak, tentang potensi dan aset yang kami miliki untuk di kembangkan di osis. Di sekbid 1 terdapat keagamaan yang dapat di kembangkan tentunya di smkn 11 semarang yaitu seperti adanya program kerja di sekbid 1 yaitu membaca Asmaul Husna saat pagi hari/saat memulai pelajaran itu mungkin bisa di adakan lagi, dan untuk bersih-bersih mushola mungkin bisa dibuatkan jadwal dengan adanya kerjasama dengan organisasi rohis. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, terimakasih”, ungkap Artika. “Untuk kegiatan toleransi ada pak, contohnya seperti minggu kemarin, dengan adanya kegiatan Isra Mi’raj yang hanya dilakukan oleh murid yang beragama Islam, tetapi untuk yang non muslim juga diadakan kegiatan untuk berdoa bersama. Setiap hari Jumat agama muslim selalu melaksanakan shalat Jumat, dan murid yang beragama nonmuslim juga di adakan persekutuan. Kesimpulannya kegiatan yang kami adakan tidak hanya memicu pada 1 agama saja, tetapi untuk agama lain juga”, ungkap Artika.
“Saya perwakilan dari sekbid 2 angkatan 34 izin menjawab. Mengenai potensi dan aset yang kami miliki untuk di kembangkan di OSIS. Di sekbid 2 terdapat berbudi pekerti dan berakhlak mulia yang dapat dikembangkan di SMK Negeri 11 Semarang yaitu seperti adanya program kerja di sekbid 2 yaitu : 1) menertibkan siswa siswi untuk memakai atribut dengan lengkap; 2) bantuan sosial yang berkolaborasi dengan sekbid lain; bersih-bersih/kerja bakti sekolah yang akan berkolaborasi dengan sekbid 5. Untuk mewujudkan siswa SMK Negeri 11 yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti”, ungkap Balqis.
“Saya perwakilan dari sekbid 3 angkatan 34 izin menjawab pertanyaan yang Bapak berikan. Di dalam sekbid 3 memiliki beberapa program kerja yaitu contohnya bela negara dan lain sebagainya pengembangan yang dapat dilakukan untuk kedepannya adalah mungkin dapat lebih tertib lagi dalam menggunakan atribut sekolah lengkap seperti menggunakan dasi, menggunakan ikat pingang, dan topi saat upacara. Dan juga perilaku-perilaku di dalam kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan sikap cinta tanah air, contohnya seperti menyanyikan lagi Indonesia Raya setiap pagi sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran”, ungkap Margaret.
“Saya perwakilan sekbid 4 izin menjawab nggih Pak Di, potensi atau aset yang akan kami kembangkan dalam sekbid 4 untuk OSIS dan SMKN 11 Semarang yaitu seperti program kerja sama untuk meramaikan dan menghidupkan perpustakaan. Untuk saat ini perpustakaan terlalu sepi peminat, rendahnya literasi murid-murid sehingga menurunkan SDM kita. Program yang akan kami kembangkan selanjutnya yaitu untuk sebisa mungkin mengadakan senam 2 bulan sekali jika mendapat izin dari kesiswaan. Selain itu, mungkin kita dapat mengaktifkan kembali semangat para siswa-siswi SMK N 11 Semarang untuk mengembangkan ekstrakulikuler di SMKN 11, serta ikut mendampingi siswa-siswi yang berbakat serta berpotensi mengharumkan nama sekolah. Pembudayaan literasi tidak harus dilakukan di perpustakaan saja, tetapi bisa dilakukan di dalam kelas mungkin 5-10 menit sebelum pembelajaraan dimulai. Atau sekbid 4 dapat berkolaborasi dengan sekbid 9 untuk membuat video bertemakan mengajak siswa-siswi SMKN 11 gemar literasi/membaca. Sekiranya cukup ini yang dapat saya sampaikan, Pak. Terima kasih”, ungkap Gio dan Fildza dari sekbid 4.
“Mohon izin untuk menjawab, Pak. Sebelumnya perkenalkan saya perwakilan dari sekbid 9 untuk menjawab analisis potensi & aset yang dapat dikembangkan dari sekbid 9. Anggota sekbid 9 sendiri secara tidak langsung harus cukup memahami dan menguasai khususnya di bidang teknologi, informasi, dan juga komunikasinya karena kami bergerak di bidang tersebut. Potensi yang kami miliki yaitu mendesain, fotografi, videografi, editing, mengelola sosial media, dan lain sebagainya. Tentunya kami juga harus memiliki kreativitas tanpa batas supaya bisa menggali dan menciptakan karya yang lebih banyak dan berkualitas lagi kedepannya. Salah satu program yang sudah mulai kami jalankan yaitu membuat video-video edukasi mengenai hal-hal negatif yang masih sering dilakukan di lingkungan sekolah. Tentunya kedepannya akan lebih banyak lagi konten-konten yang lebih menarik lagi yang akan kami buat”, ungkap Yuga.
“Mengenai potensi dan asset yang dapat kami kembangkan di OSIS. Didalam program kerja sekbid 8, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa siswi SMK Negeri 11 Semarang. Hal tersebut merupakan asset sekbid kami karena tentunya tanpa teman-teman program kerja kami tidak dapat dijalankan. Siswa siswi tersebut dapat ikut andil dalam berpartisipasi mengikuti dan menjalankan berbagai kegiatan yang diadakan. Seperti halnya penulisan majalah atau artikel untuk mading, kami dapat bekerjasama dengan siswa-siswi maupun club-club di SMK Negeri 11 Semarang yang memiliki minat dan bakat dalam berkarya untuk menyalurkan karya-karya mereka yang dapat di pajang di mading, hal tersebut dapat meningkatkan ketrampilan dan minat siswa siswi SMK Negeri 11 Semarang untuk terus berkarya dan menyalurkan kreativitas mereka. Begitu juga dengan pameran atau gelar karya yang diadakan, ditujukan agar siswa-siswa SMK Negeri 11 Semarang dapat mengekspresikan jiwa seni mereka untuk menciptakan sebuah karya-karya hebat. Dan juga kegiatan tersebut merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi hasil kerja keras siswa siswi yang sudah menyalurkan ide dan kreativitas mereka dengan luar biasa”, ungkap Akmila.
“Selamat Malam pak, saya perwakilan dari sekbid 10 angkatan 34 izin menjawab tentang potensi dan aset yang kami miliki untuk dikembangkan di OSIS. Dalam konteks penarikan minat bahasa Inggris untuk anak SMK Negeri 11 Semarang, OSIS memiliki potensi dan aset yang dapat dikembangkan. Program kerja Sekbid 10 bertujuan agar para siswa dan siswi SMK Neger 11 memiliki kemampuan dan minat dalam berbahasa Inggris, sehingga siswa-swa dapat membuka wawasan mereka tentang perkembangan yang terjadi secara global. Siswa-siswa dapat berpartisipasi dalam penulisan majalah atau artikel karya ilmiah untuk mading. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan minat siswa-siswi dalam bahasa Inggris. Selain itu, kami akan menyelenggarakan lomba-lomba berbahasa Inggris, seperti debat, mengeja atau story telling. Kami juga akan membuat video-video pengetahuan dengan bahasa Inggris, menghadirkan latihan tes pembelajaran TOEFL atau IELTS beserta materi-materinya. Kegiatan tersebut juga menjadi cara untuk mengapresiasi ide dan kreativitas siswa-siswi dalam bahasa Inggris. Cukup sekian yang bisa saya sampaikan, Terimakasih”, ungkap Pamela.
“Selamat pagi, Pak Di. Mohon maaf atas keterlambatan dalam menjawab. Saya dari perwakilan sekbid 5 izin menyampaikan potensi dan aset yang bisa kami kembangkan di OSIS. Kami memiliki tugas pokok instansi seperti mengadakan MPLS untuk peserta didik baru, kami ingin membuat kegiatan MPLS sebaik mungkin agar peserta didik baru juga bisa beradaptasi dengan baik di SMKN 11 Semarang. Tugas lain kami juga mengadakan pemilihan pengurus OSIS (open recruitment), melaksanakan sertijab dan pelantikan pengurus OSIS baru. Kami juga ingin mengembangkan metode pengukuran keberhasilan untuk program program sekbid, seperti survei siswa, pelaporan berkala, atau evaluasi kegiata agar tidak terjadinya kegagalan yang sama dan berulang kedepannya. Kami juga ingin menganalisis data untuk memahami dampak positif dan membuat perbaikan jika ada kesalahan. Selebihnya hanya itu yang baru bisa saya sampaikan. Terima kasih, Pak Di”, ungkap Sofi.
Dari budaya dialektika yang kami bangun, meskipun lewat whatsapp, namun pertanyaan-pertanyaan yang powerfull tersebut mampu memantik pengurus OSIS Prayatna Maitri menganalisis aset-aset yang bisa dikembangkan. Mereka tidak lagi melihat aspek negatif atau kekurangan terlebih dahulu, justru mereka mampu menganalisis hal-hal positif apa yang bisa dikembangkan. Tantangan berikutnya adalah mengenalkan metode BAGJA kepada pengurus OSIS agar mereka dapat mencoba menerapkan proses perencanaan dan merealisasikan dari setiap sekbid di organisasi OSIS Prayatna Maitri. Inilah langkah kecil yang kami lakukan, semoga dari langkah kecil ini akan menjadi gerakan perubahan yang terus menerus dilakukan oleh Pengurus OSIS yang berdampak pada kemampuan memimpin dirinya dan orang lain. Salam bahagia dan salam GSM. berubah, berbagi, berkolaborasi.