Saya itu tergolong penyuka chanel youtube Guru Gembul, karena banyak inspirasi dan wawasan dengan berbagai sudut pandang yang dapat saya peroleh. Kali ini saya menikmati story telling yang dipaparkan Pak Guru Gembul dengan Judul “Belajar Sukses dari Si Cina”.
Sebuah story telling yang menarik dari Pak Guru Gembul yang mengisahkan perjalanan seorang imigran Cina yang hidupnya dari menumpang di sebuah restoran hingga menjadi pemilik banyak restoran. Sebuah kisah yang di dalamnya mengandung pelajaran hidup untuk menuju kesuksesan. Usai saya mendengarkan dan memperhatikan kisah tersebut, saya terbesit untuk saya share ke group kelas maupun group calon pengurus OSIS. Saya yakin konten ini akan bermanfaat untuk anak didik saya. Sembari saya bertanya pada mereka, hikmah apa yang dapat dipetik dari video tersebut. Lagi-lagi saya hanya bertanya, bukan menyuruh mereka untuk membuat kesimpulan.
Beberapa saat setelah video dikirim, sudah banyak siswa yang menyampaikan respon pertanda bahwa mereka sudah melihat video tersebut.
“Kita bisa menjadi sukses itu karena usaha kita sendiri, bukan karena orang lain. Kita bisa menjadi sukses jika kita memiliki komitmen yang mantap, selalu inisiatif, giat dalam melakukan suatu hal, memiliki mental baja, semua hal dilakukan dengan efisien, selalu bersyukur terhadap apa yang kita alami, berdedikasi tinggi, terus belajar, jujur, menjalin relasi dengan baik, berani mengambil resiko, berprinsip, bisa mandiri secara finansial, hidup dengan hemat, menjadi pribadi yang visioner, bisa menerapkan ilmu-ilmu yang kita dapat, dan dapat berkompetisi. Dengan hal itu semua kita bisa menjadi sukses dan jangan lupa untuk selalu berbagi”, ungkap Yasin. Ungkapan Yasin ini menunjukkan bahwa dirinya secara cermat memperhatikan video. Storytelling yang disampaikan Pak Guru Gembul memang menarik, di samping ia memiliki wawasan luas.
“Kita bisa berhasil jika kita memiliki niat dan komitmen yang kuat dari diri sendiri, ikhlas menjalankan pekerjaan dan tidak terbawa gengsi. Dengan berinisiatif tinggi, aktif, dan jujur kualitas diri dapat meningkat. Mudah bersyukur membuat kita menjadi selalu menikmati proses sehingga pekerjaan yang dikerjakan terasa lebih ringan. Sopan, santun juga sangat penting. Punya prinsip dan tidak mudah goyah. Yang paling penting adalah percaya dengan proses, kita akan memanen apa yang kita tanam”, ungkap Calista siswa kelas X Animasi SMK Negeri 11 Semarang.
Marshal yang berada di group Calon Pengurus OSIS juga memberikan respon. “Hikmah yang saya peroleh yaitu semua orang mengetahui cara menjadi sukses tetapi sekarang banyak sekali orang yang tidak ingin menjalankan sesi-sesi tersebut sehingga hidupnya tidak sejahtera. Maka dari itu poin pentingnya adalah menjadi sukses dan tidak sukses bukanlah nasib tetapi pilihan hidup”, ungkap Marshal.
“Hikmah yang dapat saya peroleh ialah cara memperoleh kesuksesan, berdasarkan video tersebut adalah melihat dari point seperti berkomitmen, giat , mental baja serta bersyukur pasti akan memperoleh suatu kesuksesan, karena jalan menuju kesuksesan itu luas dan hanya kita yang bisa menentukannya”, ungkap Savira. Saya tertarik dengan respon Savira, sehingga lebih mengajak dialog untuk lebih mendalam dengan teknik coaching. “Kalau dari sudut pandang mbak Savira terkait dengan apa yang menjadi tujuan, seberapa persen saat ini komitmen yang sudah dilakukan?”, tanya saya lebih lanjut. Pertanyaan ini saya ajukan untuk menggali lebih mendalam tentang komitmen yang sudah dilakukan oleh Savira saat ini. “Saya memiliki prinsip dalam hidup saya yaitu menjadi diri sendiri, bahwa saya berkomitmen untuk menciptakan sedikit demi sedikit untuk menemukan suatu jalan untuk masa depan saya , seberapa persennya ketika saya melakukan sesuatu saya mempertimbangkan baik buruk nya”, jawab Savira. “Jika dalam skala 0 sd 10, saat ini komitmen mbak Savira pada skor berapa?”, tanya saya secara kuantitatif. Pertanyaan ini mengarah pada evaluasi diri. “Mungkin 8/10 Pak, karena saya berkomitmen dari sejak kecil, hal hal yang saya perbaiki dari kecil hingga saat ini”, jawab Savira. Sebuah jawaban yang tentu dilandasi dari evaluasi diri yang lebih mendalam. Seketika saya memberikan apresasi, “Wow, luar biasa”, ungkap saya. Apresiasi merupakan bagian penting dari prinsip coaching, karena di sinilah coach akan semakin dekat dengan coachi karena menaruh perhatian penuh.
Di dalam prinsip coaching, maka hal-hal yang masih dianggap kurang, maka perlu dipantik untuk terus dikembangkan. Oleh karena itu saya melanjutkan dengan pertanyaan yang lebih mendalam. “Hal hal apa yang dirasa masih kurang mbak Savira?”, tanya saya lebih lanjut. Dari pertanyaan ini, Savira mengungkapkan dengan merefleksikan terlebih dahulu. Tentu saja jawaban ini benar-benar direnungkan terlebih dahulu berdasakan pengalaman-pengalaman sehari-harinya. “Sikap kedisiplinan saya pak dan kesanggupan management waktu pak, saya masih sering membuang-buang waktu”, jawab Savira. Dari jawaban ini maka perlu ditanyakan lebih lanjut tentang rencana yang akan dilakukan Savira untuk memperbaikinya. “Lalu apa yang mbak savira rencanakan untuk meningkatkannya?”, tanya saya lebih lanjut. “Merubah mindest pak, kalau saya melakukan hal yang tidak terlalu penting dan lebih memilih meninggalkan yang menjadi prioritas saya. Saya akan perbaiki sedikit demi sedikit”, jawab Savira. “Luar biasa. Terima kasih”, respon saya sebagai penutup diskusi kali ini.
Diskusi sederhana ini sudah menjadi komitmen saya untuk melakukan setiap hari. Saya punya keyakinan bahwa dengan pembiasaan sharing, berdiskusi akan membentuk kesadaran diri, karena sejatinya manusia itu membutuhkan dialog, karena sudah menjadi kebutuhan bagi mereka untuk didengarkan.