Bahagia ketika ada yang sudah mengirim hasil tantangan semester 2, meskipun waktu ini masih libur akhir semester. Sebelum memasuki semester 2, saya hanya menyampaikan bahwa fokus di semester 2 pada mata pelajaran dasar-dasar animasi adalah membuat gerakan-gerakan animasi. Sebelum mereka menikmati libur akhir semester, saya hanya menyampaikan bahwa tantangan wajib hard skill yang pertama adalah: “Membuat animasi bola besi jatuh dan bola sepak jatuh dari ketinggian yang sama. Kalian boleh mencari referensi dengan ujicoba divideokan, terus ditiru dalam bentuk gambar animasi”. Itulah tantangan yang saya berikan untuk semester berikutnya. Ketika murid sudah mampu membuat gerakan animasi bola besi jatuh dan bola sepak jatuh, maka murid tersebut sudah mampu membuat gerakan dengan rasa. Gerakan keduanya sangat berbeda dan murid harus mampu membuat gerakan bola besi itu nampak lebih berat dan tidak ada pantulan, sedangkan bola sepak ada pantulan.
Beberapa waktu yang lalu, saya sudah berdialog melalui whatsapp dengan Hanna. Dari hasil dialog dengan paradigma coaching menghasilkan kesadaran diri bahwa Hanna akan segera menyelesaikan tantangan tersebut pada saat liburan. Benar apa yang sudah menjadi rencana Hanna, di saat liburan ini ia sudah berhasil membuat gerakan animasi bola besi dan bola sepak yang jatuh dari ketinggian tertentu.
Karya Animasi Bola Besi Jatuh Karya Hanna Menggunakan Ibis paint X dan Cap cut
Hanna mengerjakan tantangan ini menggunakan ibis paint X dan capcut dengan alat android yang sederhana. Hasilnya sudah mirip dengan animasi menggunakan software 3D blender. Setelah mendapatkan respon “lulus” dari saya, Hanna melanjutkan pembuatan animasi bola sepak. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, ia mencoba mengirim. Kiriman pertamanya untuk animai bola sepak masih ada floating sehingga melakukan perbaikan. Dia melakukan perbaikan sampai ketiga baru menghasilkan gerakan yang lebih realistis.
Karya Animasi Bola Sepak Jatuh Karya Hanna Menggunakan Ibis paint X dan Cap cut
Ihsan Aufa Bahtiar, juga mengirim karya animasi bola besi dan bola sepak yang jatuh dari ketinggian yang sama menggunakan software 3D blender. Inilah diferensiasi pembelajaran yang dilakukan menyesuaikan sumber daya yang ada. Hanna menggunakan ibis paint X dan cap cut, karena ia tidak memiliki laptop sehingga software itulah yang paling sesuai dengan android yang ia miliki. Sedangkan Aufa yang memiliki laptop dapat menginstal 3D blender. Meskipun alat yang digunakan sama, namun hasilnya tidak jauh berbeda.
Animasi bola besi dan bola sepak jatuh, karya Aufa menggunakan 3D blender
Karya ini tidak hanya dibuat dalam sekali, karena prosesnya membutuhkan berkali-kali revisi. Revisi dari graph editornya. Proses belajar tanpa tatap muka, dan meskipun menggunakan whatsapp masih bisa dilakukan. Awalnya graph editor untuk bola besi masih seperti pada gambar di bawah ini, yang hasilnya gerakan bola besi jatuhnya masih belum terasa berat.
Setelah Aufa melakukan perbaikan di bagian graph editor dengan kurva yang lebih tajam, berdampak pada hasil gerakan yang dapat dirasakan ada bobotnya.
Demikian juga untuk gerakan bola sepak ketika jatuh, lengkungan kurva pada graph editor dilakukan perbaikan sampai 3 kali dan hasilnya nampak pada video di atas. Usai mengirim hasil tantangan pertama pada semester 2 ini, saya memberikan apresiasi kepada Aufa untuk menjadi mentor bagi teman-temannya yang akan menekuni animasi menggunakan 3D blender. Tidak lupa saya juga memberikan kesempatan kepada Aufa untuk menyampaikan refleksinya. “Saya belajar banyak hal malam ini, mulai dari graph editor, kualitas video, cara mengirim SS dari laptop ke WA dan beberapa hal lain. Yang dapat saya simpulkan, saya menjadi cukup bisa dan mampu mengikuti arahan walaupun terkadang masih salah. Yang akan saya lakukan adalah saya akan mencoba untuk menyelesaikan semua projek atau tantangan dengan nilai yang baik agar mampu memperbaiki kesalahan dan juga kekurangan di semester kemarin”, ungkap Aufa. Ia juga merasakan banyak hal yaitu ada senangnya, ada susahnya dalam belajar, ada kemudahan yang diperoleh. Sebagai penutup, saya mengakhiri dengan respon positif atas pencapaian Aufa malam ini. “Selamat ya. Meskipun sederhana, bagikan ilmu dari pengalamanmu untuk teman-teman”, ungkap saya. “Siap Pak, terima kasih”, jawab Aufa.
Dari pengalaman malam ini, 25 Desember 2023, saya mendapatkan pengalaman yang berharga yaitu memberikan perhatian penuh terhadap cara belajar murid merupakan hal penting. Proses pembelajaran sebenarnya yang efektif adalah secara individual. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan murid tersebut untuk melakukan hal serupa kepada teman-temannya. Kita sebagai guru dapat membentuk mentor-mentor yang tangguh terlebih dahulu, dan dari mentor-mentor ini maka akan menyebarkan ke teman-teman lainnya. Hal serupa juga dirasakan oleh Hanna. “Saya merasa sangat senang ketika akhirnya tantangan saya sudah di acc. Perasaan senang dan puas karena setelah diperbaiki berulang kali, akhirnya tantangan saya di acc juga. Hal ini membuat saya untuk lebih teliti dalam mengerjakan sesuatu, tidak mudah puas, bersabar dan menikmati proses”, ungkap Hanna.
Dari apa yang dilakukan dua murid yaitu Hanna dan Aufa menunjukkan bahwa mereka memiliki semangat untuk berkarya meskipun liburan akhir semester masih berlangsung. Mereka tetap menikmati liburan, namun di sela-sela mereka mencuri start membuat tantangan untuk semester genap yang akan dimulai tanggal 2 Januari 2024. Semoga muncul Hanna dan Aufa yang lainnya untuk terus bersemangat dalam berkarya. Ini SMK yang lebih mengedepankan pada praktik untuk berkarya menambah jumlah portofolio yang akan digunakan untuk branding diri dan sekaligus seleksi mengikuti kegiatan magang di kela XI.