Untuk membangun sekolah yang memanusiakan manusia dibutuhkan sentuhan hati oleh pendidik dan tenaga pendidikan. Semua yang ada di dalamnya sebenarnya adalah guru. Guru memiliki makna keluar dari kegelapan, yang berarti guru itu sebagai penerang kegelapan. Ibarat matahari, perannya adalah memberikan sinar, memberikan kehangatan bagi siapa saja. Itu artinya guru itu perlu menuntun kodrat ansk didik yang beragam dan unik berbeda satu sama lainnya.
Untuk menciptakan ekosistem yang hangat tersebut dibutuhkan kemampuan kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan yang mampu menjadi sahabat bagi siswa. Tidak mesti gedung yang megah agar siswa betah di sekolah, justru lingkungan psikologis yang lebih dominan dibutuhkan siswa.
Drs. Luluk Wibowo, S.T., M.T merupakan kepala sekolah yang belum genap satu tahun di SMK Negeri 11 Semarang sudah terasa hangat bagi siswa, sebagai sosok yang menjadi sahabat. Dalam kegiatan upacara, kepala sekolah menghargai peserta upacara, menghargai peran serta pengurus OSIS, Pasus, PMR dan para petugas upacara. Bentuk penghargaan ini sebagai bagian dari social emotional learning.
Kali ini, kepala sekolah turun langsung menyemangati pasukan pengibar bendera yang berlatih mempersiapkan untuk upacara peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 77. Kedekatan inilah yang dibutuhkan para paskibra di tengah lelahnya berlatih. Tidak sulit menghargai itu.