Berkarya Bukan untuk Mencari Nilai

Gambar di atas merupakan storyboad sederhana yang dibuat oleh Yosepta murid kelas XI Animasi yang saat ini sedang mengikuti kegiatan magang di Pickolab. Di sela-sela kegiatan magang yang sangat padat dengan tugas-tugas yang diberikan oleh studio, Yosepta menyempatkan diri membuat storyboard atau papan cerita. Storyboard merupakan papan cerita yang digunakan sebagai acuan animator untuk membuat gambar gerak (animasi) berdasarkan script cerita. Dalam produksi animasi, pembuatan stotyboard merupakan bagian dari pra produksi. Di saat animator membuat gambar gerak (animasi), masuk ke dalam tahap produksi. Itulah sekilas tahapan pembuatan animasi, secara detailnya lebih rumit dan kompleks sehingga tidak perlu saya uraikan dalam tulisan ini. Saya justru lebih fokus pada perilaku Yosepta yang saat ini sedang mengikuti kegiatan magang, namun  ia tetap berkarya di luar pekerjaan dari tugas-tugas magang. Mungkin inilah yang disebut sebagai proses belajar yang memantik untuk terus berkarya, sehingga Yosepta semakin tertarik untuk menantang dirinya dengan membuat karya-karya.  Ia memiliki keinginan untuk memperdalam materi secara mandiri. Ia juga memiliki keinginan membuat karya animasi untuk mengasah kompetensinya. Untuk mencapai tahap seperti ini diperlukan komunikasi yang menggunakan pertanyaan pemantik yang powerfull. Meskipun saya di sekolah, sedangkan Yosepta di tempat magang, dalam satu minggunya saya selalu menyempatkan untuk komunikasi terkait dengan kompetensinya di tempat magang. Bahkan ketika saya melakukan monitoring di tempat magang, ia menyatakan sangat betah di Pickolab sebagai tempat magangnya. Ketika saya tawari, andaikan pihak Pickolab memberikan kesempatan untuk memperpanjang waktu magang, Yosepta merasa senang.

Dari informasi ini memperlihatkan bahwa Yosepta sudah menemukan jalannya untuk memperdalam kemampuan di bidang animasi. Ia lebih senang berada di tempat magang, karena di tempat tersebut ia benar-benar mendapatan tempaan, mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan project nyata sesuai dengan standar yang ditentukan oleh studio Pickolab. Dari budaya kerja yang diperoleh di tempat magang ini memberikan pengaruh terhadap Yosepta untuk terus berkarya. Ketika saya beri tantangan untuk membuat karya berkaitan dengan Natal, ia menyanggupinya. Hanya dalam waktu 4 hari, Yosepta mengirimkan storyboard sebagai acuan baginya untuk membuat animasi tentang “Kelahiran Yesus”. Ia berharap sebelum natal, karya animasinya sudah selesai. Bahkan ia berencana minta bantuan ibunya untuk menjadi narator dalam film animasi yang akan ia buat. Ketika ditanya, apakah ia membuat karya ini untuk mendapatkan nilai? Yosepta sama sekali tidak memiliki pemikiran bahwa membuat karya untuk mendapatkan nilai. Baginya membuat karya sebagai bentuk aktualisasi diri dan memperbanyak portofolio. Ia meyakini bahwa dengan berlatih setiap harinya ia akan meningkat kompetensinya. Dengan memperbanyak portofolio diharapkan kelak setelah lulus bahkan sebelum lulus akan mendapatkan penghasilan dari karya-karya yang dibuatnya.

 

 

 

 

 

 

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version