Sebelumnya mohon izin menyampaikan pendapat saya di waktu malam seperti ini, Pak Diyarko. Saya benar-benar terharu dan bangga terhadap Pak Sindu yang dapat memberi pandangan yang berbeda dari teman-teman pak Sindu dan yang lainnya. Pak Sindu tidak hanya melihat dari sudut pandang pembeli, namun juga sudut pandang dari penjual. Saya merasa tersentuh dengan apa yang Pak Sindu katakan dan lakukan. Saya turut bahagia kepada penjualnya ketika orang-orang yang tidak sengaja mendengar perkataan Pak Sindu, ikut membeli. Secara tidak langsung, hal tersebut juga telah membuktikan bahwa hal sekecil apapun yang kita lakukan, sangat berarti untuk orang lain dan bisa saja berdampak besar pada orang tersebut. Pak Sindu telah mengajarkan saya untuk melihat hal dari berbagai sudut pandang dan sangat menginspirasi saya. Saya menjadi lebih semangat lagi untuk menebar kebaikan pada orang-orang di sekitar. Pak Sindu memiliki sifat rendah hati dan memiliki rasa empati tinggi, saya benar-benar terinspirasi. Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih, Pak Diyarko.
Tulisan tersebut merupakan hasil kiriman Hanna selaku ketua OSIS Prayatna Maitri SMK N 11 Semarang angkatan 34. Tulisan tersebut merupakan sebuah refleksi yang ditulis Hanna setelah ia membaca kiriman artikel yang berjudul “Hujan-hujan Kok Beli Eskrim”. Tulisan tersebut menceritakan tentang pengalaman Pak Sindu yang sengaja saya tulis karena bagi saya sangat menginspirasi yang dapat membuka mindshet agar memandang tidak hanya dari sudut pandang kita saja dan berlatih pula untuk menggunakan sudut pandang orang lain. Pengalaman yang menarik dan saya tidak jemu-jemu untuk membacanya. Sengaja saya mengirim artikel tersebut di group whatsapp OSIS melalui link: https://diyarko.com/hujan-hujan-kok-beli-eskrim/?amp=1. Berikut beberapa cuplikan tulisan dari pengalaman riil dari Mas Sindu.
“Hujan-hujan kok beli es krim to mas?”, tanya temannya Mas Sindu ketika di saat hujan justru membeli es krim. Orang-orang pada umumnya akan berpikir seperti itu. Karena terbiasa bahwa ketika hujan-hujan enaknya makan atau minum yang hangat-hangat. Tapi bagi mas Sindu, justru ketika melihat penjual es krim dan saat itu sedang hujan ya dibeli. Pemikiran yang sangat sederhana. Ia tidak memakai kaca matanya sendiri, namun mas Sindu justru menggunakan kaca mata penjual eskrim. Di benak hati penjual eskrim pasti berharap ada yang membeli, meskipun hujan. Bagaimana jadinya es krim ini ketika tidak habis terjual, di satu sisi di rumahnya sudah ada anak dan istri yang menunggu dan berharap pulang membawa rejeki. Ketika Mas Sindu menggunakan hatinya dari sudut pandang penjual eskrim tersebut, ia justru membelinya. Sederhana, dengan membeli meskipun hanya satu, ia sudah memberi rejeki untuk penjual es krim tersebut. “Setelah ini, semoga laris ya Pak”, ungkap Mas Sindu kepada penjual es krim tersebut. “Matursuwun lho mas, doanya”, jawab penjual eskrim tersebut. Seketika temannya mas Sindu bertanya lebih mendalam, “Apa gak dingin, hujan-hujan makan eskrim?” Justru saat hujan, ketika kita makan eskrim, badan akan menjadi hangat. Kalian pasti akan dengan segera merasakan hangat ketika hujan makan eskrim. Tubuh itu butuh penyesuaian, sehingga ketika makan eskrim, tubuh akan menyesuaikan suhu, dengan lingkungan. Penjelasan ini tidak hanya didengar oleh temannya Mas Sindu namun didengar oleh orang-orang di sekitarnya yang sedang berteduh. Mereka ikut-ikutan membeli eskrim. Penjual ekskrim tersebut merasakan bahagia atas larisnya eskrim yang terjual.
Group whatsapp OSIS Prayatna Maitri SMK N 11 Semarang hampir setiap hari ramai. Berbagai dialog secara interaktif dari para pembina OSIS maupun saya dengan anggota pengurus OSIS terus terjalin meskipun melalui tulisan. Saya secara kontinyu mengirimkan artikel-artikel yang menginspirasi, meminta mereka untuk melakukan refleksi, bahkan memberikan tantangan-tantangan kepada mereka. Budaya dialektika terus saya bangun meskipun malalui tulisan di group whatsapp. Setiap kegiatan apapun, pengurus OSIS saya biasakan untuk melakukan refleksi, karena dengan refleksi akan menumbuhkan kesadaran diri. Seperti halnya dengan Hanna yang memberikan refleksi muncul kesadaran diri untuk semangat lagi menebar kebaikan pada orang-orang di sekitar. Semangat ini sesuai dengan nama OSIS Prayatna Maitri yang memiliki arti semangat menebar cinta kasih.