Bahagia, malam ini, 10 Mei 2024, saya dapat menjadi pembina upacara api unggun dalam rangka pembantaraan Pramuka Ambalan Adinegoro dan R.A Kartini Pangkalan SMK N 11 Semarang. Sebanyak 31 anggota Ambalan dilantik yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan ambalan. Acara berlangsung dengan hikmat, usai 10 anggota pembawa api mengucapkan Dasa Darma untuk menyalakan api unggun. Api sebagai simbol semangat yang terus menyala menggambarkan bahwa ambalan Adinegoro dan RA Kartini harus memiliki semangat (wirya) menjalankan dasa darma dalam kehidupan sehari-hari. Dalam amanat tersebut saya mengajak peserta upacara untuk menjadi kepala bukan sebagai ekor. Dalam hal paling kecil, mengapa selama ini terbius oleh salam dari Korea dengan Saranghaeyo.apakah kita tidak memiliki jadi diri yang patut dibanggakan.
Peserta upacara saya ajak mengenal sejarah masa lalu. Saya ceritakan tentang seorang arsitektur Yori Antar yang melakukan perjalanan sampai ke Tibet dan merasa terkagum-kagum dengan arsitektur yang sangat menyatu dengan alam. Sekembalinya dari Tibet, ia menuliskan sebuah buku dengan judul Tibet di Otak. Ia juga berkirim surat kepada Y.M.Dalai Lama untuk meminta kata pengantar dan tanda tangannya.Dalam permohonannya, ia bercerita bahwa sedikit sekali orang-orang Indonesia yang mengenal negeri Tibet yang baginya sebagai negeri dongeng dan dari buku itu berharap dapat mengenalkan kepada masyarakat Indonesia tentang keindahan Tibet. Namun apa yang menjadi balasan dari Y.M. Dalai Lama menohok dirinya. Dalam balasannya menyatakan bahwa tidak apa-apa ketika hanya sedikit orang Indonesia yang mengenal Tibet, namun masyarakat Tibet tidak akan pernah melupakan Indonesia. Selalu diceritakan secara turun-temurun bahwa negerinya didirikan oleh seorang guru yang bernama Atisa Dipankara yang berasal dari India. Sebelum Tibet, guru tersebut belajar selama 15 tahun di Swarna Dwipa (Sumatera) kepada Maha Guru Dharma Kirti. Universitas yang besar di masa itu menjadi pusat peradaban dunia yang menginspirasi perkembangan agama Buddha di Tibet.
Dari cerita tersebut saya mengajak kepada peserta upacara agar memiliki kebanggan terhadap nusantara. Dari hal paling kecil saja, selain salam Pramuka kita memiliki mudra yang bisa dikenalkan kembali kepada generasi muda. Vitakra adalah salah satu mudra yang melambangkan konsentrasi, perhatian penuh dan ketenangan.