“Dengan keluarnya ibu Nony dari group kelas kembali mengingatkanku bahwa waktu memang berjalan secepat itu, masa-masa yang dijalani saat masih di kelas berlalu begitu saja. Benar kata Lala, rasanya baru kemarin ibu memberi challenge yang sangat menarik, rasanya juga baru kemarin aku mendengar cerita-cerita ibu saat duduk di kursi paling depan. Dan sekarang kisah ini hanya akan menjadi sebuah kenangan, tetapi aku bahagia karena bisa memiliki kenangan semenarik ini”. Itulah sepenggal kalimat seorang siswa bernama Lala dari SMK Negeri 1 Batumandi Kalimantan Selatan yang ditulis di instagram dan ditag atau dikirim kepada gurunya yang bernama Bu Nony. Ibu Nony merupakan seorang guru non ASN sebagai pengampu mata pelajaran PPKN yang sudah terkena mantra Gerakan Sekolah Menyenangkan. Saya bertemu beliau di saat kegiatan In House Training di Banjarmasin di akhir bulan Desember tahun 2021 yang diselenggarakan oleh gabungan SMK Negeri 3 Banjarmasin, SMK N 1 Banjarmasin, SMK N 1 Batumandi Kalimantan Selatan. Kegiatan waktu itu, saya memberikan materi tentang growth mindshet, empat area perubahan gerakan sekolah menyenangkan, pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran dan social emotional learning serta restorasi justice.
Kegiatan tersebut mungkin memberikan kesan mendalam bagi Bu Nony, sehingga setelah mengikuti kegiatan IHT tersebut beliau menerapkan pembelajaran yang menyenangkan, yang menuntun kodrat anak didiknya sehingga mampu menerjemahkan materi yang diperoleh dalam bentuk implementasi pembelajaran yang menyenangkan. Beliau juga yang merekomendasikan kepada bapak kepala sekolah, Bapak Kasianto untuk mengadakan kegiatan IHT tentang Gerakan Sekolah Menyenangkan di SMK N 1 Batu Mandi. Pada bulan Mei 2022, saya kembali bertemu para guru di SMK Negeri 1 Batu Mandi untuk menggelorakan GSM di sekolah tersebut.
Bu Nony, merupakan salah satu guru di SMK N 1 Batumandi yang sudah terkena mantra GSM. Beliau mengajar dengan sentuhan rasa, sentuhan hati, sehingga waktu yang telah berlalu begitu cepat dirasakan oleh para muridnya. Ungkapan yang jujur dari murid-muridnya menggambarkan bahwa beliau sebagai guru yang dirindukan kehadirannya. Saya menjadi teringat beberapa hari lalu, yang ditelpon oleh Bapak Kasianto (kepala sekolah) yang mengabarkan bahwa tanaman tentang GSM yang disebar di SMK N 1 Batumandi sudah mulai bertumbuh. Beliau merasa sedih sekaligus bahagia dengan kondisi saat ini. Pak Kasianto merasa sedih karena ketika sedang membersamai para guru untuk menerapkan GSM, beliau harus dipindah di Kabupaten Marabahan. Namun, beliau juga bahagia, karena tanaman GSM yang disebar semakin tumbuh dan tumbuh sehingga menjadi ekosistem yang menyenangkan. Semoga para guru di SMK N 1 Batumandi Kalimantan Selatan menjadi sekolah yang terus menyebarkan cintakasihnya kepada murid-muridnya, yang selalu menghangatkan sehingga membentuk ekosistem yang menyenangkan.