Bulying telah mengancam psikologi anak-anak kita. Apa yang dapat dilakukan sekolah dengan adanya bulying? Jangan-jangan menunggu terjadinya bulying baru mengatasi. Sudah terlambat jika dilakukan dengan cara seperti itu. Jarang anak yang berani untuk bercerita tentang bulying yang terjadi. Usaha preventif yang perlu dilakukan sekolah adalah melakukan sharring. Namun sebelum melakukan sharring tentang bulying supaya siswa ikut merasakan dampak dari bulying, maka perlu diberikan wadah agar siswa mau curhat tentang bulying yang sudah terjadi. Hari ini di jam pertama pelajaran, usai saya bercerita tentang teori otak dari otak reptil, limbik sistem sampai neo cortex, saya lanjutkan agar siswa menuliskan bulying yang sudah pernah dialami dan dikirim ke jaringan pribadi. Berikut hasil curhatan tentang bulying dan sengaja nama saya ganti dan diberi kode untuk menjaga privasinya.
Saya pernah mengalami bullying pak, kejadian itu berlangsung ketika saya kelas 4 SD. Dulu saya adalah anak baru di sekolah itu, saya tidak tahu apa-apa saat masuk sekolah, saya hanya diam dan mengikuti pembelajaran seperti biasa, tetapi suatu hari ketika saya sedang pergi ke kantin untuk membeli jajan teman-teman saya melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan kepada saya. Ada beberapa anak yang mencoret tas saya menggunakan spidol, mereka menuliskan kata-kata yang kotor atau tidak pantas di tas milik saya. Saya tidak tahu kenapa mereka melakukan itu kepada saya, karena saya hanya murid baru yang tidak tahu apa apa. Setelah kembali ke kelas mereka mengejek saya karena tas saya penuh coretan, disitu saya merasa sedih dan menahan tangis tetapi saya berusaha tetap sabar dan memaafkan teman saya. Kemudian tidak hanya itu saja saat SMP pun saya juga mengalami bullying, dimulai ketika ada salah satu teman laki-laki saya yang suka dengan saya, tetapi teman laki-laki saya ini sudah mempunyai pacar. Saya tidak menyukai teman laki-laki saya, saya juga tidak menggangu hubungan mereka,tetapi suatu saat pacar laki-laki ini merasa marah karena pacarnya suka dengan saya. Lalu perempuan itu melakukan bullying bersama teman-temanya kepada saya. Saat piknik sekolah ke Jogja dari Ungaran sampai Jogja saya tidak berhenti mengeluarkan air mata karena mereka terus membully saya dan terus mengejek saya tetapi dalam keadaan tersebut tidak ada yang membela saya sama sekali karena teman-teman saya yang lainya sudah dihasut oleh perempuan itu untuk memusuhi saya, sampai suatu saat setelah piknik, teman perempuan itu datang menghampiri saya dan tiba tiba menampar saya, saya menangis karena saya tidak salah tetapi terus disalahkan. Suatu saat masalah itu sampai ke guru dan coba diselesaikan terbukti bahwa saya tidak salah. Cukup hanya itu saya pembullyan yang pernah saya alami (Curhatan NA).
Dulu, saat saya berada Madrasah Ibtidaiyah yang berada di daerah Ungaran. Saya merupakan anak yang kurang bisa menerima pelajaran dengan baik dan sulit beradaptasi dan berbaur dengan teman teman lainnya. Saya mendapat tekanan dari para guru dengan cara di bandingkan nilai saya dengan kakak saya yang merupakan alumni MI yang sama dengan saya. Mereka memberikan suatu tekanan dengan komentar yang mungkin diberikan pada saya untuk dukungan dan bersaing dengan yang lainnya. Namun justru itu suatu tekanan yang sangat mengganggu saya. Saya menjadi malas mengikuti pelajaran di sekolah, mulai tidak mengerjakan tugas rumah dan berangkat selalu terlambat. Saya menjadi dikucilkan dengan teman teman lainnya, dan sempat dapat bullying berupa fisik dari teman laki laki saya yang bernama Gr (nama samaran). Anak berbadan besar yang selalu mengejek atau memukul saya. Saya selalu melawan namun karena tubuhnya yang besar dan juga Gr laki-laki, sehingga saya tidak bisa melawan. Suatu saat saya sedang piket, mereka pun meninggalkan saya piket sendirian dengan memaksa saya, jika saya marah Gr sesekali memukul saya dengan tongkat sapu yang dipegangnya. Namun, saat saya beranjak ke kelas 5 dia mulai berhenti mengganggu saya dengan pukulan fisik, hanya membuly dengan ucapan kasar atau menjahili saya, saya pun mulai tidak peduli dengan ejekan tersebut (Curhatan KZ).
Saya sering mendapatkan bullying di lingkungan saya, banyak dari mereka melakukan bullying verbal dengan mengejek dan juga mengucilkan saya. Salah satunya sewaktu saya menduduki bangku kelas 5 SD banyak sekali tekanan yang saya dapatkan selama menjalani hari di sekolah, saya tidak memiliki teman, saya dimusuhi dan dijauhi, di gosipkan dan juga sering menjadi anak buangan ketika pembelajaran secara kelompok. Saya juga sering menjadi “babu Kantin” yang mana saya disuruh untuk membelikan jajan ke kantin padahal saya tidak ada niatan ke kantin, saya dipaksa, sewaktu itu saya takut sehingga saya mematuhi perintah mereka. Entah apa alasan mereka mengucilkan saya, mungkin akibat saya sering berbeda pendapat dengan salah satu bagian dari mereka sehingga saya di musuhi dan tidak disukai, sebenarnya saya hanya sering berselisih pendapat dengan satu orang namun lama-lama semakin merembet menjadi hampir semua orang di kelas memusuhi saya. Namun lama kelamaan saya mulai menanggapi hal ini dengan positif, saya menjadi mandiri dalam segala hal dan tidak bergantung dengan teman saya (Curhatan GW).
Ketika saya SD, saya sempat mengalami bullying di sekolah dan lingkungan keluarga. Saat kelas 3 saya tidak tinggal bersama kedua orang tua saya, melainkan tinggal bersama budhe, nenek, dan sepupu laki laki saya. Saya numpang dikontrakan nenek saya, disana saya sering ditekan secara fisik dan mental, nenek dan bude saya sering memberi saya pekerjaan yang tidak wajar diberikan ke anak seusia saya saat itu, dan jika saya tidak melakukannya dengan benar, mereka memarahi saya. Tidak hanya itu, saya juga sering dimarahi karena hal yang bahkan tidak saya lakukan. Saya sering dituduh melakukan kesalahan yang sebenarnya saya tidak melakukan. Karena saya tidak betah di rumah, saya jadi sering main keluar, bahkan saya pernah kabur dari rumah. Kulit saya menghitam karena sering terkena sinar matahari, dan keluarga saya sering mengolok olok saya karena kulit dan badan saya yang gemuk, tidak hanya keluarga saya, di sekolah pun saya dibully karena fisik saya. Lingkungan keluarga yang keras dan kasar, membentuk saya menjadi anak yang temperamental, agresif, dan pintar berbohong. Di sekolah saya sering tantrum dan bertengkar dengan teman laki-laki saya. Hingga saya hampir dikeluarkan dari sekolah (Curhatan CCS).
Pernah saat kelas 3 SMP, aku merasa orang tuaku ini street, bahasa jaman sekarang ibu ‘Strees parents’. Saat itu hari minggu, aku ingin sekali pergi ke rumah saudaraku. Tetapi pasti ada saja alasan orang tuaku, yang tidak membolehkan aku untuk main atau sekedar ‘me time’, begitupun waktu libur berikutnya, tetapi terkadang aku juga memiliki seribu alasan untuk bermain. Suatu hari aku pernah menulis diary tentang ketidaknyaman dengan sifat orang tuaku, dan bodohnya waktu itu aku menulis di buku. Aku berpikir jika suatu saat orang tuaku melihat, mereka akan sedikit memberi kelonggaran padaku. Tetapi ternyata salah, saat ibu melihat dan membaca diaryku, ibu langsung memarahi, aku hanya diam dan ya pastinya menangis. Hingga puncaknya saat aku merasa emosi karena hal sepele itu, tentang aku yang merasakan strees parents, aku pasti akan menggambar di tanganku. Saat aku emosi pasti akan begitu. Tapi alhamdulillahnya orang tuaku memberi kelonggaran (curhatan NN).
Selamat pagi pak Diyarko, saya KSM, di sini saya ingin berbagi cerita tentang bullying yang pernah saya alami dan menurut saya ini bullying dengan level rendah. Saya pernah dibully tentang tinggi badan saya, karena saya ini perempuan dan tinggi saya itu sekitar 160an lebih saya selalu di bilang dengan saudara-saudara saya begini, “Kamu tu jadi cewek jangan tinggi-tinggi nanti gak punya pacar sukurin”. Saya selalu mendapatkan kata-kata itu ketika sedang berkumpul bersama keluarga besar saya. Padahal mamah dan ayah saya tidak pernah berkata seperti itu dan saya juga sering diejek tentang berat badan saya, saya tidak ambil pusing cuek saja dan saya juga tidak menganggap itu bullying karena saya menganggap itu hanya bercanda saja. Perasaan setelah menerima kata-kata itu saya hanya biasa saja dan cuek saja menganggap itu hanya bercanda saja, seiring saya sering bertemu dengan saudara-saudara saya mereka sudah jarang mengatakan kata-kata seperti itu. Terimakasih Pak Di sudah membaca cerita saya (Cerita KSM).
Saya pernah merasakan tekanan dalam keluarga, kejadian ini terjadi saat saya kelas 5 SD sampai kelas 9 SMP. Tetapi untuk sekarang ini orang tua saya sudah tidak lagi melakukan hal tersebut dengan saya, tapi orang tua saya untuk sekarang hanya omongan yang membuat saya sakit hati dan yang seharusnya itu tidak di ucapkan kepada anaknya. Kekerasan yang saya alami seperti dipukul tangan, dipukul benda, ditarik rambut saya, dicubit. Saya capek dengan hal hal yang seperti itu, Tetapi orang tua saya tidak mengerti kalau saya itu capek. Tiap saya mengeluh capek mereka selalu bilang “Koe kesel opo, ngono kok muni kesel”. Sebagai anak pertama hubungan saya dengan orangtua saya tidak terlalu dekat(curhatan KE).
Selamat pagi pak Di, saya FPH, di sini saya akan berbagi cerita tentang tekanan yang saya hadapi ketika saya berada di sekolah dasar. Saya merasa tertekan oleh teman saya, saat itu saya sedang belajar dengan serius, namun ada satu anak yang sangat mengganggu saya dengan mainannya dan mengenai saya. Saat itu saya membela diri karena saya merasa terganggu, lalu saya menasehatinya. Tetapi teman saya malah mendorong dan merusak buku yang ada di atas meja, saya melawan tetapi teman saya melawan lebih banyak dengan cara mendorong saya sampai jatuh dan punggung saya sampai sakit. Pada akhirnya kami saling memaafkan, dan sampai sekarang kami tetap berteman baik. Dari pengalaman ini saya dapat mengambil hikmah bahwa, berpikir tanpa nalar dan tidak dengan kepala dingin bisa menyebabkan masalah (Curhatan FPH).
Saya DR, Ini pengalaman saat SD yah bisa dibilang bukan pembullyan namun penekanan saat SD. Saya pernah mengalami tekanan oleh kepala sekolah SD saya dahulu. Beberapa guru selalu melindungi saya dari tekanan kepala sekolah saya dahulu. Mengapa kepala sekolah SD saya menekan saya? Karena saat itu bapak belum bisa melunasi uang sekolah, sehingga setiap bertemu beliau selalu memanggil saya lalu berkata “Tolong bilang ya sama bapakmu buat ngelunasin semuanya biar enteng, kamu masih mau sekolah tidak?”, perkataan yang sampai sekarang masih saya ingat. Jadi, setiap bertemu, beliau menatap saya dengan tatapan tajam. Saya hanya bisa menghindar dan lari ke teman, karena saya takut. Lalu saya berusaha untuk masuk ke SMP negeri agar dapat meringankan beban orang tua. Dan Alhamdulillah saya diterima di SMPN 33 Semarang. Saat saya lulus dan masuk ke SMP saya mendapat beasiswa dan uang beasiswa tersebut untuk melunasi sehingga saya bisa mengambil ijazah saya. (curhatan DR).
Asalamualaikum, selamat pagi pak Di, saya MPDN. Entah apa ini di sebut bullying atau bukan tetapi pada saat saya pindahan dan duduk di bangku SD, saya mengalami beberapa hal yang tidak nyaman. Di saat saya posisi sebagai anak baru, saya di sekolah terasa direndahkan karena beberapa hal. Saya selalu menggunakan bahasa Indonesia karena saya tidak paham bahasa Jawa. Dari itu saya sering diejek dan di rendahkan karena dipandang sombong tidak mau memakai bahasa jawa. Sebelum pindah ke Jawa Tengah, saya tinggal di bekasi dan pastinya bahasanya pun berbeda. Saya juga direndahkan karena fisik saya yang terlihat gemuk hitam, sehingga menjadi bahan bullyan. Pernahkah kalian dibully karena mendapatkan nilai buruk di kelas? Saya merasakan itu disaat bangku SD KLS 4 ya. Saya sudah pernah bercerita sebelumnya karena saya anak baru pindahan dan belum mengerti beberapa bahasa jawa. Saat pelajaran di mulai guru menerangkan pelajaran, beberapa bingung dengan penjelasan tersebut karena bahasa dari beliau tersebut memakai bahasa jawa dan saya memang orang jawa tetapi karena di besarkan di bekasi jadi saya bingung dengan bahasanya dan hasil dari beberapa pembelajaran itu mendapatkan nilai buruk di awal-awal masa saya sekolah dan nilai saya itu menjadi bahan bullyan dengan dicap bodoh,tidak pintar dan lain-lain. (Curhatan MPDN).
Dulu saya pernah mendapatkan bullying sejak tahun 2019, tepatnya saat saya masih menginjak sekolah dasar kelas 6. Pembullyan itu terjadi sebab fisik saya yang pendek, gigi saya yang kurang rapi, dan kepribadian saya yang tertutup. pembullyan itu terjadi saat disekolah. bentuk bullying yang saya dapatkan seperti diejek dan dipermalukan. Bullying tersebut terjadi seperti saat sedang istirahat di ejek cebol, gigi kelinci, dan lain sebagainya. Walau hal tersebut terbilang sepele dan bercanda, ejekan tersebut cukup membuat saya sakit hati dan malu. Saya masih ingat rupa dan nama orang yang membully saya, akan tetapi untuk menjaga privasi mereka, saya tidak akan menyebutkan namanya. Saya mendapat perlakuan bullying dari teman laki-laki saya. Awalnya saya tidak menganggap hal itu serius, akan tetapi seiring berjalannya waktu, ejekan itu membuat saya terganggu dan kurang percaya diri. Tetapi untuk sekarang, saya sudah mulai untuk mencintai diri saya sendiri dan tidak menganggap panjang tentang ejekan tersebut. saya juga sudah memaafkan orang-orang yang membully saya, walau terkadang saya masih memikirkan kejadian itu. (Curhatan AAR).
Selamat pagi pak Di, Saya AS. Saya akan berbagi cerita tentang tekanan hidup saya, ketika saya berada disekolah menangah pertama dikelas tujuh sehabis sholat dzuhur saya dimintai uang secara paksa oleh kakak kelas, Saya dipiting dan diteriaki dengan nada tinggi, saya tidak terima sebetulnya tapi akhirnya tetap saya kasih karena saya sebagai siswa baru di SMP tersebut dan tidak mau terkena masalah lebih panjang lagi dengan kakak kelas tersebut, tetapi besoknya lagi kakak kelas tersebut kembali ke kelas saya dan meminta uang lagi tapi saya tidak mengasihnya karena uang saya mepet tetapi untungnya saya tidak dipukuli oleh kakak kelas tersebut, akhirnya sehabis saya pulang dari sholat dzuhur saya langsung ke kantin agar tidak dimintai uang oleh kakak kelas saya lagi, setelah beberapa hari saya melakukan itu saya tidak pernah lagi dimintai uang oleh kakak kelas tersebut (Curhatan AS).
Selamat pagi pak Di, saya AAR, saya akan berbagi cerita tentang tekanan hidup saya, Dulu waktu SMP Saya pernah di bully oleh kakak kelas saya yang di lakukan dengan 10 orang, sebelum itu saya tidak sengaja menyenggol, dan setelah itu saya sudah meminta maaf tetapi seorang dari kakak kelas itu tidak terima dan saya dipukuli oleh 10 orang itu di perkebunan dekat SMP saya, tapi saya melawan dan saya berhasil melawan 5 orang kakak kelas itu setelah itu saya di hajar oleh 5 orang lainnya sampai saya mimisan dan retak dilengan kiri saya karena diinjak oleh 3 orang dan di waktu itu saya pingsan, itulah yg saya rasakan sebelum pingsan. Perasaan saya setelah saya dibully adalah rasa sakit di fisik dan merasa sedikit dendam. Setelah peristiwa itu saya belajar bahwa harus berhati hati dalam perilaku maupun kata kata (Curhatan AAR).
Kejadian ini terjadai saat SMP kelas 7. Waktu itu saat siang hari di kelas, teman saya mengejek karena fisik saya, walau begitu saya hanya mengabaikan saja karena itu tidaklah penting untuk didengar. Karena seringnya mengejek dan pada saat itu terlalu kelewatan, saya marah. Ia mengejek dan menyangkutkan dengan orang tua saya, saya kesal dan mengadu ke BK pada saat jam istirahat. Walaupun sudah dibawa ke BK dan dinasehati, sikapnya tetap tidak berubah. Meskipun sudah jarang mengejek saya tetapi malah mengejek ke orang lain. Bahkan saat dinasehati oleh guru agama, dia membantah dan terkadang tidak mendengarkan. Di saat semester 2, dia berulah lagi dan berani membantah, bahkan berbicara kotor karena perbuatannya dia mulai diskors dan seminggu kemudian dia dikeluarkan di sekolah karena perbuatannya (curhatan RPR).
Pada waktu itu, saya bermain game online (pony town) sendirian. Saya memainkan game ini pada saat berada di rumah. Saya mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari pemain lain yang berada di game tersebut. Pada saat itu, saya bermain sebagai pony cosplayer, karakter seekor kambing yang mengenakan kemeja hijau. Setelah berjalan-jalan, saya menggunakan opsi tombol duduk untuk beristirahat di samping sebuah pohon besar. Lalu saya melihat tiga pony pemain lain yang menjadi cosplayer juga, sedang bermain sambung kata. Kemudian, salah satu pony itu kalah dalam permainan sambung kata. Pemain yang kalah itu berciri-ciri memiliki bulu putih, Surai kuning-hitam, dan memakai topi tinggi. Ia terlihat marah dan mengejar-ngejar kuda pony lain yang ikut dalam sambung kata. Pony yang dikejar itu memiliki surai pendek cokelat, dan mengenakan kemeja hijau. Lalu Pony yang dikejar itu tiba tiba menghilang, meninggalkan permainan. Saya yang melihat kejadian itu hanya diam saja, sampai pony bersurai kuning-hitam itu berada di depan saya. Dia mulai melontarkan beberapa kata-kata kasar pada saya. Saya kaget. Lalu saya memberitahu pony itu bahwa saya bukan Pony yang tadi ia kejar. Namun ia terlihat tidak peduli dan masih mengata-ngatai saya dan mulai membawa benda seperti sapu untuk memukul. Pada akhirnya saya menyerah dan meninggalkan pemain itu (Curhatan AMM).
Selamat pagi pak Di, saya EAS akan bercerita tentang tekanan yang saya rasakan. Ketika saya berada di SMP, saya pernah dibully oleh kakak kelas di sekolah yaitu dengan dimintai uang secara paksa. Tidak tahu kenapa, waktu itu kakak kelas saya tiba-tiba menarik dan mengancam saya untuk segera memberikan uang. Sebenarnya saya tidak mau memberikannya, tetapi saya terpaksa memberikan uang saya, mau bagaimana lagi jika sudah diancam untuk dipukul dan saya hanya menyimpan cerita ini sendiri di diri. Karena itulah yang membuat saya tertekan dan takut kepada kakak kelas. Setelah peristiwa tersebut saya belajar bahwa jangan terlalu mudah percaya dengan orang lain karena tidak semua orang sama dan kita harus berani mengambil keputusan. Terimakasih pak Di sudah membaca cerita saya (Curhatan EAS).
Selamat pagi pak Di, saya MAV, saya akan berbagi cerita tentang tekanan hidup saya. Ketika saya berada di sekolah menengah pertama, saya merasakan tekanan oleh kakak kelas.pada saat saya kelas tujuh waktu istirahat pertama pada saat itu saya sedang berada di kantin dengan teman saya untuk beli jajan, dan pada saat saya ingin kembali ke kelas saya dimintai jajan dan uang secara paksa. Mereka meminta dengan cara memiting kepala saya dengan sangat keras hingga saya merasa kesakitan dan yang memalak saya tidak satu orang melainkan 3 orang dan teman yang bersama saya takut dan lari, sayangnya dikarenakan badan saya kecil saya tidak berkutik dan tidak bisa melakukan perlawanan, sehingga saya kehilangan uang saku dan jajan yang telah saya beli. Solusi yang saya berikan kepada teman-teman jika terjadi pemalakan, sebaiknya melapor kepada bapak atau ibu guru (curhatan MAV).
Saya merasakan tekanan pada saat saya SMP, banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya kurus, banyak yang mengatakan saya kurang gizi, bahkan saudara-saudara saya juga mengatakan hal yang sama. Saya merasa tertekan karena saya sudah berusaha untuk menambah berat badan tetapi saya masih saja dikatakan kurus. Sangat sulit menambah berat badan saya. Untuk menambah berat badan membutuhkan waktu yang lama, tetapi seiring berjalannya waktu selalu ada yang mengatakan saya kurus, kurang gizi dan lain-lainnya. Saya sudah capek dengan omongan orang-orang dan saya sudah tidak lagi mendengarkan kata orang orang yang membuat saya sakit hati (Curhatan NJO).
Selamat pagi pak Di, saya KF. Saya akan berbagi cerita tentang tekanan yang saya alami. Saat saya duduk di bangku sekolah dasar dan saat itu kelas 6, saya mempunyai teman yang berkuasa di dalam kelas, dia bukan ketua kelas atau sebagainya tapi semua teman-teman patuh padanya. Dia sering membully teman-teman saya dengan ejekan dan lain-lain tapi teman-teman saya tidak ada yang melawan karena takut kepadanya, jika ada yang melawan dia, dia akan menghasut semua teman-teman saya untuk memusuhi orang yang melawannya.
Saya pernah dapat pembulian darinya, saat itu hari sabtu jam pelajaran olahraga, saya mendengar suasana ramai dari kelas sebelum saya memasuki kelas tetapi saat saya masuk kelas, suasana tiba-tiba menjadi sepi dan terdengar bisik-bisik dari teman-teman saya yang sedang membicarakan saya, tidak begitu jelas mereka berkata apa tapi saya mendengar nama saya tersebut. Singkat cerita saya sudah berada di lapangan mereka mendiami saya dan tidak peduli dengan kehadiran saya. Saat jam pelajaran olahraga selesai saya mulai memikirkan apa kesalahan saya dan memberanikan diri untuk menanyakan kesalahan apa yang telah saya lakukan. Dia bilang bahwa saya telah mengambil temannya karena itu mereka menjauhi saya, padahal temannya ini merasa tidak nyaman jika berada didekatnya maka dari itu dia mendekati saya. Pada akhirnya saya meminta maaf karena saya takut akan dijauhi oleh dia lagi dan saya tidak memiliki teman (Curhatan KF).
Selamat pagi pak Di, Saya AR. Saya akan berbagi cerita tentang saya waktu SMP pernah di palak oleh kakak kelas. Pada waktu itu di dekat kamar mandi. Saya diminta uang oleh kakak kelas yang sedang nongkrong, mereka melakukan pemalakan dengan kekerasan. Namun saya pada saat itu berani melawan, sehingga terjadilah baku hantam. Yang saya rasakan pada waktu itu ada rasa sakit di bagian perut ketika baku hantam. Terus saya masih merasa emosi tapi saya bisa meredanya karena saya memikirkan masih berada dilingkungan sekolah. Solusi yang saya berikan kepada teman yang mengalami kejadian pemalakan dan kekerasan seharusnya jangan melawan dengan kekerasan sehingga dapat menimbulkan pertengkaran di sekolah, sebaiknya dapat melaporkan kejadian tersebut kepada Bapak/ Ibu Guru (Curhatan AR).
Pada saat saya kelas 6 semester 2 saya mempunyai penyakit alergi kulit yang semua orang di kelasku juga tahu tetapi semua teman di kelas tidak mau berteman dengan saya karena takut ketularan jadi saya susah mendapat teman. Sekali saya punya teman, ada yang mengajak agar tidak usah berteman dengan saya. Kondisi ini berdampak pada diri saya yaitu bersikap pendiam dan menganggap semua teman membenci karena alergi di kulit. Pada saat itu saya menyendiri di kelas maupun di sekolah. Ibuku juga tahu hal itu. Berbagai cara aku dan keluargaku melakukan untuk menyembuhkan alergi itu. Pada saat kenaikan SMP alergi itu masih ada tetapi pada saat pembelajaran baru SMP kelas 7 penyakit kulitku sembuh dengan sendirinya saya pun senang mulai mendapat teman baru (Curhatan LWP).
Selamat pagi Pak Di saya DNA, saya ingin menceritakan sedikit tentang masalah saya ketika berada di SMP, saya merasa terbully dan waktu itu saya baru masuk di SMP beberapa hari berkenalan saya dan teman saya saling mengejek dan tiba dia marah menendang kepala saya, sampai beberapa hari kemudian saya sering dicaci oleh anak cowok dan saya dijauhi dengan anak cewek, waktu itu saya sedikit sakit hati tapi saya berusaha untuk memaafkan mereka, tapi beberapa bulan kemudian saya difitnah oleh temen cewek sebangku saya, saat itu dimeja saya ada tulisan yg tidak mengenakan untuk dia yang ditulis oleh anak cowok, sampai dia chat kakak saya dia kira saya yang menulis itu, akhirnya saya dimarahin oleh kakak saya tapi saya coba untuk menjelaskan kalau itu bukan saya dan akhirnya kakak saya percaya. Kadang saya sering dibicarain dibelakang teman saya, pada akhirnya sampai saya lulus saya tetap tidak disukai dengan teman sekelas saya. Saya juga pernah berpikir saat saya masuk di SMK saya akan kena bully kembali ternyata tidak, tapi terkadang saya masih takut kalau saya akan kena bully kembali (curhatan DNA).
Saya JF waktu di SMP saya mendapat kataan bullying oleh teman saya seperti keriting dan hitam tapi saya menganggap itu semua dengan candaan dan tidak saya masukan hati dan saya juga di kataain seperti kereta Thomas oleh temen saya dan saya juga sering di cubit diarea payudara saya oleh temen cewe saya sekolah dan saya merasa tertekan dan tidak nyaman oleh itu semua dan saya juga di kataain botak waktu SD sama temen temen saya dan saya pun merasa sakit hati dan kesal karena di kataain botak. Saya juga pernah diejek tentang orang tua saya sampai yang ngejek saya pukulin dan orangnya nangis sehingga meminta maaf dengan saya dan sampai sekarang orang itu tidak berani lagi ngejek saya sampe saat ini (curhatan JF).
Sejak SD, saat jam istirahat saya hendak pergi ke kantin untuk membeli makanan yang saya sukai, setelah mendapatkan makanan yang saya inginkan, ketika hendak kembali ke kelas di pertengahan jalan halaman sekolah saya bertemu dengan teman-teman, mereka melihat rambut saya yang baru saja di potong. Mereka tidak suka dengan gaya potongan rambut saya, dan alhasil saya diejek teman-teman karena potongan rambut saya tidak sesuai dengan apa yang dilihat oleh mereka (Curhatan MHA).
Saya mendapat tekanan dari ibu saya di rumah, yang menjadi tempat nyaman sekaligus tempat tinggal saya pada waktu itu. Ibu saya itu termasuk tipe orang yang gampang marah dan emosian, sehingga tidak bisa menahan dan akhirnya melampiaskan emosi tersebut kepada saya atau keluarga. Suatu ketika pada sore hari, saya kecapaian setelah pulang dari sekolah, setelah itu saya tertidur pulas di kamar. Saya tidur dari sore hingga menjelang malam atau maghrib, waktu maghrib datang, saya belum juga bangun dan akhirnya ibu saya datang ke kamar mendobrak pintu kamar, melemparkan botol dan mengenai kepala saya. setelah itu memukul saya, meminta saya untuk segera bangun dan sholat. Tapi waktu itu saya masih sangat mengantuk dan tidak menghiraukan apapun yang terjadi di situ. Setelah beberapa saat kemudian ibu datang kembali dengan membawa sapu di tangannya, ya pasti ibu akan melemparkan sapu itu kepada saya. Setelah saya dipukul sapu sayapun terkaget dan bangun dengan badan yang masih tiduran di kasur. Setelah saya bangun ibu berkata ‘suruh bangun sholat saja susah, jadi perempuan bukannya melakukan pekerjaan yang bermanfaat malah tidur terus dari situ saya agak sakit hati dengan perkataan ibu saya, tapi perkataan tersebut akan saya ingat dan dijadikan sebagai motivasi untuk saya kedepannya. Setelah kejadian itu saya tidak betah berada di rumah dan akhirnya saya main keluar rumah tak ingat waktu, hingga waktu berada di rumah menjadi singkat (Curhatan VA).
Kondisi di SMP saya waktu kelas 7 adalah teman-teman saya itu bermainnya berkelompok. Jadi mainnya bersama teman-teman yang itu-itu saja tidak mau bermain dengan yang lain. Dan karena itu saya merasa tidak nyaman ketika berada di sekolahan. Saya pernah dipanggil dengan nama orang tua saya setelah itu saya merasa tidak nyaman berada di lingkungan sekolah. Saya juga pernah sedang berjalan tiba-tiba kaki teman saya menjagal saya ketika sedang berjalan sampai jatuh, pernah juga saya ingin duduk di kursi tempat saya tiba-tiba kursinya di tarik teman saya sampai jatuh. Dari kejadian itu saya merasa agak tidak nyaman berada di lingkungan kelas. Sampai kelas 9 pun sama saja dengan waktu kelas 7. Ketika saya di rumah merasa tidak nyaman karena saya selalu di banding-bandingkan dengan adik saya katanya adik saya itu besok kalau besar pintar tidak seperti saya. Saya juga sering di marahin karena hal sepele, waktu setelah dimarahin dan di banding-bandingkan saya memiliki rasa ingin tidak ingin sekolah lagi dan pergi dari rumah (Curhatan QVD).
Assalamu’alaikum pak saya akan berbagai kenangan bullying di sekolah dengan bullying fisik warna kulit, dulu di sekolah saya SD-SMP mendapatkan bullying dengan kataan hitam dan di saat SMP saya dijauhi oleh teman-teman saya karena saya tidak berkulit putih dan dulu saya gendut hitam maka dari itu saya SMP tidak mendapatkan teman karena diajuhi dan mereka membuat circle sendiri tanpa saya dan tidak ada teman setiap ada kelompok saya selalu tidak mendapatkan kelompok, dan nama orang tua saya selalu diejek oleh teman SMP saya. Saya gatau kenapa mereka mengejek orang tua saya dan mereka memplesetkan nama orang tua saya dengan nama hewan yaitu ayam. Saya tidak membalas mngejek karena saya tahu sakitnya gimana kalau mengejek itu sakit dan tidak berguna juga mengejek nama orang tua yang sudah diberikan oleh nama orangtua ayah saya. Yang dulu membully saya sekarang menjadi teman dan sekarang saya tidak mendapat bullying itu lagi di SMK karena di SMK semua mulai dewasa (Curhatan AW).
Assalamualaikun pak saya waktu SMP sering dibuly pendek oleh teman saya, dan pernah juga nama orang tua saya dibawa-bawa saat sedang bercanda. Saya tidak terima karena teman saya telah membawa-bawa nama orang tua saya. Saya pun melempar buku tepat ke wajahnya sehingga ia menangis. Saya pun diundang ke ruang BK, sejak saat itulah saya memutuskan untuk tidak berteman dengannya. Saya pun mencari teman yang baik dan saling mengerti satu sama lain (Curhatan EFS).
Namaku MRF. Aku pernah dibulying saat masih sekolah dasar sampai Sekolah menengah. Saat kelas satu saya sering susah berbicara kepada siswa lain karena semua orang menjauhiku karena fisikku lemah. Ketika aku naik kelas 2 aku dianggap bodoh dan anak goblok dan sering diejek, saat di sekolah aku sering dijahili seperti ditipu atau dibohongi. Saat naik kelas 5 aku sering diejek oleh temanku dengan nama orang tuaku. Ketika aku ingin membalas aku berpikir untuk apa membalasnya dan aku hanya membiarkannya. Semua sudah berlalu, dan aku sudah kelas 7 tetapi buly masih berada di sekolah. Aku diejek dengan nama orang tuaku oleh teman temanku. Serta di tendang dijotos serta dijahili tapi semua itu kubiarkan dan kuberikan senyuman. Menurutku hanya iman yang bisa membuatku kuat dalam hal bulying yang membuatku kuat (Curhatan MRF).
Ijinkan saya download gambar ini? Untuk tugas sekolah 🙏